Lahat ng Kabanata ng PERNIKAHAN KEDUA: Kabanata 21 - Kabanata 30
62 Kabanata
Bab 21
PERNIKAHAN KEDUA 21Aku belum tahu apa yang akan dilakukan Lea, otakku masih penuh wajah Ibu yang sengsara. Yakinlah aku, bahwa Ibu menikah karena terpaksa, karena uang mahar yang dulu dibawanya dan juga ancaman lelaki itu pada Ibu. Lelaki itu mengancam akan mencelakai aku dan Ara, dan juga Eyang. Ya Allah, selama ini aku telah berprasangka buruk pada Ibu, mengira dirinya jahat dan tak lagi menyayangi kami. Padahal, Ibu mengorbankan dirinya demi keselamatan kami. Ibu sengaja membuat kami membencinya agar menjauh. Tapi, aku yakin, di setiap sujudnya, nama kami berdua lah yang Ibu sebut. Terbukti, begitu banyak kemudahan dan hal baik menghampiri aku dan Ara.Dengan mendung yang masih menggelayut di hati, aku mengendarai motor ke rumah Diaz. Bagaimanapun, tugas adalah tugas. Aku harus melupakan sejenak semua masalahku. Tiba di rumah, motornya telah lebih dulu ada disana. Dan baru saja hendak mengetuk, pintu itu terbuka dan wajahnya langsung muncul."Oh, bagus lo udah datang. Hampir gue k
Magbasa pa
Bab 22
PERNIKAHAN KEDUA 22PoV IBU"Eh, Mama ngapain sih di sini? Masuk sana ah. Bikin malu aku aja tahu!"Aku mungkin tidak terkejut karena hal seperti itu sudah biasa bagiku, tapi pemuda di depanku, langsung berdiri dari duduknya saat Rani usai membentakku."Lo kok gitu sama nyokap lo Ran?""Ck, dia ini bukan nyokap gue. Masa lo nggak tahu kalau nyokap gue udah meninggal, kan kita masih pacaran waktu itu. Dia ini cuma Ibu sambung yang numpang hidup enak di rumah Papa.""Meski Ibu sambung, ya tetap harus hormat dong. Gue liat nyokap lo baik loh. Dari tadi beliau memuji-muji lo terus."Aku tertegun. Kapan aku memuji Rani? Sementara Rani juga tampak terkejut. Kulihat sesaat wajah pemuda tadi mengeras, memandang Rani dengan tatapan yang sengaja dibuatnya tak suka. Dia lalu melangkah dan mengambil bunga mawar itu dari tangan Rani."Sorry deh, gue pulang. Jadinya illfeel liat cewek kasar, apalagi sama seorang Ibu. Gue pikir hati lo secantik wajah lo. Ternyata lo belum berubah."Rani terkejut."H
Magbasa pa
Bab 23
PERNIKAHAN KEDUA 23Aku langsung menarik kepalaku dengan paksa dari pelukannya. Karena tak mengantongi tissu, terpaksa kuhapus air mata dengan ujung lengan seragam, sekalian juga menyusut ingus yang meleleh. Astaga, bisa kubayangkan seperti apa tampangku. Aku membuang pandang."Dih, jorok." Ujarnya pelan. Lalu tanpa kuduga, dia berdiri dan mengulurkan tangan padaku. "Ayo berdiri, kelamaan jongkok kayak gitu kamu bisa kram."Benar, betisku memang terasa mulai nyeri akibat menjadi penyangga bobot tubuhku beberapa waktu lamanya. Mau tak mau aku meraih uluran tangannya dan berdiri sambil berpegangan karena kepalaku pusing. Hari ini, aku terlalu banyak menangis. Namun tak kuduga Diaz menyentak tanganku hingga aku kembali menabrak dadanya."Dasar playboy!"Aku mendorong dadanya sambil melotot, lalu menjauh meski terhuyung-huyung. Diaz malah tertawa."Diaz? Key?"Astaga. Apa lagi ini? Serempak kami menoleh ke ujung tangga. Ada Bang Zaid di sana. Masih mengenakan setelan jas lengkap sementar
Magbasa pa
Bab 24
PERNIKAHAN KEDAU 24PoV ZAIDAku menghentikan mobil di depan rumahnya dan memandang lampu terasnya yang sudah dinyalakan. Tersenyum membayangkan reaksinya sementara di dalam sini, ada debaran halus di dalam dada. Aneh, rasanya seperti baru pertama jatuh cinta.Satu jam yang lalu, Keysha meneleponku - aku tahu dia terpaksa - terdengar dari suaranya yang gugup. "Bang, ini ada orang ke rumah, anter baju dan juga tukang rias. Ada apa ini?"Riri sudah ada disana rupanya. Asisten pribadiku yang paling cekatan dan dapat diandalkan."Abang?""Key, saya minta kamu temani saya makan malam hari ini. Jadi sekitar satu jam lagi saya akan menjemputmu. Riri akan membantumu memakai gaun dan juga tolong jangan menolak didandani oleh tukang rias."Dia diam sejenak dan aku tersenyum membayangkan wajahnya. Pupil mata beriris coklat itu mungkin akan melebar karena terkejut. Bibirnya yang mungil terbuka sedikit dan di sana, jauh di dalam dadanya, dia pasti sedang berdebar. Dia masih sangat muda."Tapi…"
Magbasa pa
Bab 25
PERNIKAHAN KEDUA 25FlasbackLima tahun yang lalu, dengan semangat sarjana teknik sipil fresh graduate, aku mendatangi kantor Papa. Central Adhyaksa, adalah salah satu yang terbesar di Indonesia. Banyak gedung dan infrastruktur dibangun di bawah benderanya. Dan Papa, sebagai direktur dan pemilik saham terbesar, kuharap akan langsung menerimaku bekerja. Tentu saja, aku anak lelaki tertua bukan? Memangnya mau kemana lagi Papa mewarnai perusahaan? Sementara Diaz masih SMP kalau itu. Tapi, apa yang kuterima membuatku tertegun."Buktikan dulu bahwa kau mampu. Jangan karena kau anak Papa, maka kau akan dengan segera duduk di kursi ini tanpa kompetensi.""Tapi aku lulusan terbaik, Papa. Bagaimana mungkin Papa meragukanku?""Kalau begitu buktikan Zaid. Hanya itu cara satu-satunya."Aku terdiam. Selarik rasa kecewa menjalari dada."Dua minggu lagi, akan ada lelang tender untuk pembangunan rumah sakit pendidikan. Beri Papa semua rencana pembangunan, anggaran dan segala tetek bengek untuk diaju
Magbasa pa
Bab 26
PERNIKAHAN KEDUA 26PoV KEYSHARasanya seperti mimpi!"Key sudah tahu semuanya Ibu. Tolong jangan sembunyikan apapun lagi dari aku. Kita akan hadapi apapun masalahnya bersama-sama."Ibu menatapku dengan air mata berlinang. Di dalam mobil, kami berpelukan lama sekali, menumpahkan segala kerinduan yang selama ini membuat dada terasa sesak. Dapat kurasakan Bang Zaid berulang kali melirik dari kaca spion dengan mata berkaca."Key, kalian tenanglah disini. Om Reyhan itu urusanku."Aku mengangguk. Mengusap mata yang basah."Apakah… tak apa-apa? Ibu takut Mas Reyhan akan marah." Tanya Ibu."Tidak akan ada yang marah Tante. Om Reyhan mengizinkan Tante bersama Keysha dengan sukarela. Bukankah Tante dengar sendiri tadi?"Ibu mengangguk, meski aku tahu beliau masih ragu. Ibu hanya belum tahu siapa Bang Zaid. Lea telah bercerita banyak, bagaimana kaya dan berkuasanya keluarga Bang Zaid. Meski mereka yatim piatu, mereka memiliki para paman, sepupu dan kerabat lain yang masing-masing punya posisi p
Magbasa pa
Bab 27
PERNIKAHAN KEDUA 27Tadinya kukira Rani yang datang, ternyata bukan. Aku memijat kepala, pusing memikirkan betapa banyaknya cewek-cewek korban si playboy. Masih kecil, bakat playboy nya udah nampak jelas. Huh, untung saja aku nggak naksir. Seleraku jelas cowok yang lebih dewasa, ganteng, tegas, ngemong, melindungi, seperti…Aaahh.. Dasar kamu Key.Aku berdiri sambil menyilangkan kedua tangan di dada. Bersiap menonton pertandingan seru sore ini. Di sampingku, Bik Rum memandang khawatir, berulang kali beliau mencolek tanganku, menyuruhku menelepon Bang Zaid."Jangan Bik, kasihan Bang Zaid harus pulang tergesa-gesa cuma untuk menyaksikan dua cewek rebutan si playboy. Udah nggak apa Bik. Kita nonton aja."Aku nyengir. Bik Rum ikut meringis.Di hadapan kami, Diaz baru saja turun dari lantai atas, dengan lengan si gadis yang pertama datang, menggelayut di lengan Diaz. Wajah keduanya ketat. Sementara gadis yang baru datang, mempunyai wajah mungil dibingkai rambut bob sebahu, melotot melihat
Magbasa pa
Bab 28
PERNIKAHAN KEDUA 28PoV REYHANDulu, kemarin dan bahkan sekarang, aku tak pernah berniat menjadi seorang pembunuh. Setidaknya dengan sengaja.Dua tahun yang lalu."Maaf Rey, proposal kerjasama ini belum bisa saya tanda-tangani. Kau tahu sendiri selama ini Central mengambil material dari mana."Aku memandang Pak Adhyaksa dengan putus asa. Sebagai mantan napi kasus penggelapan dana, sulit sekali mencari perusahaan yang mau kuajak kerjasama. CV. MegaMetal milikku, yang kubangun dengan susah payah dengan pinjaman sana sini, memasok segala kebutuhan pembangunan gedung, dari bagian terkecil seperti mur dan baut, hingga hollow, granit, spandek dan sebagainya. Maka, menahan rasa malu, aku kembali menghadap bos Central, pimpinan lama tempat aku menghabiskan sepuluh tahun bekerja."Rey, coba revisi dan ajukan dua hari lagi. Beri saya penawaran yang masuk akal."Secerah harapan bangkit. Aku mengangguk dan melangkah keluar dengan pasti. Rania anakku sudah terbiasa hidup mewah dan dia bercita-cita
Magbasa pa
Bab 29
PERNIKAHAN KEDUA 29PoV ZAID"Diaz!""Diaz!"Tak ada jawaban. Kucoba untuk membuka pintu kamarnya, kosong. Dengan gusar aku menuruni anak tangga dan berpapasan dengan Bik Rum. "Diaz mana Bik?""Loh? Sudah berangkat ke sekolah tadi, Mas.""Sepagi ini?""Iya, ndak pesan apa-apa tuh Mas."Aku menghela napas. Ini adalah hari ketiga Diaz menghindariku. Ya, aku yakin dia menghindariku dengan sengaja. Sepertinya dia tahu bahwa aku hendak mengajaknya bicara tentang Keysha. Interaksi kami jadi tak sehat. Padahal, aku hanya ingin bilang bahwa aku tidak akan mencuri gadis yang dia cintai. Dia hanya perlu menunggu agar lebih dewasa dan mapan. Toh Keysha juga masih muda. Mereka bisa berjalan beriringan menuju puncak nantinya. Tapi, bagaimana aku bisa bicara jika dia terus menghindar?Ponselnya berdering tapi tak kunjung diangkat. Mungkin dia sedang mengendarai motor. Aku memandang sarapan yang mulai dingin, berpikir betapa sepinya hidup kami setelah kepergian Papa, Mama dan Aurel. Kami berdua seh
Magbasa pa
Bab 30
PERNIKAHAN KEDUA 30Seakan bumi berhenti berputar, seperti itulah yang kurasakan saat ini.Dulu, aku pernah membayangkan masa remaja yang indah, menyukai seseorang lalu merasa senang hanya karena melihat bayangannya. Kami mungkin akan sesekali berbincang sambil tersipu, lalu semuanya terlupakan saat pulang ke rumah, bercengkrama dengan keluarga tercinta. Besoknya, aku akan bangun pagi dan berangkat ke sekolah dengan perasaan berbunga-bunga karena membayangkan bertemu si dia. Tapi, itu semua tak pernah terjadi. Di usia tujuh belas tahun, aku tak pernah membayangkan akan menghadapi masalah percintaan seserius ini."Kamu ngomong apa?"Suaraku bahkan nyaris tak terdengar oleh telingaku sendiri. Di hadapanku, Diaz berdiri masih sambil memeluk gitarnya, matanya masih memandangku lekat. Dan seketika aku menyadari bahwa dia tidak sedang bercanda."Kamu jangan main-main, jangan membuatku bingung. Kamu tahu kan masalahku sudah cukup banyak."Diaz tampak seperti tersadar. Dia mengerjapkan mata
Magbasa pa
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status