All Chapters of PESONAMU MENJERATKU, TUAN CLEON!: Chapter 41 - Chapter 50
115 Chapters
41. KECELAKAAN TUNGGAL
Melodi hanya melihat wanita itu dari atas sepeda motornya tanpa berniat untuk turun. "Kasihan wanita itu. Apa dia hanya sendirian?" Pandangan Melodi berganti melihat ke arah mobil yang pintunya terbuka lebar. "Wanita ini harus segera dibawa ke Rumah Sakit," seru salah satu pria dari orang yang menolong."Telepon ambulance," sambung pria yang lain. Ibu dengan rambut yang sudah didominasi warna putih ikut bicara. "Kalau telepon ambulance pasti makan waktu, apalagi jarak dari sini ke Rumah Sakit jauh. Lebih baik langsung bawa saja wanita ini ke klinik terdekat.""Tapi ini kecelakaan, kita tidak bisa sembarangan bawa orang," sahut pria lain. "Lebih baik telepon polisi.""Apalagi telepon polisi, pasti wanita ini tidak akan tertolong. Apa kalian tidak bisa melihat, darah yang ke luar dari kepalanya itu banyak sekali?!" seru ibu tua itu lagi. "Pasti ada luka robek dikulit kepalanya.""Lalu kita harus bagaimana?" tanya pria itu lagi.Sementara wanita yang mengalami kecelakaan berusaha untuk
Read more
42. TERNYATA KAKAK BERADIK
Wajah yang sedang dikagumi Brian semakin tersenyum manis. "Sama-sama kak," ucap Melodi sopan lalu tidak lama kemudian langsung berdiri. "Maaf kak, aku tidak bisa lama-lama menemani kakak di sini karena ini sudah sore. Aku harus pulang.""Oh, iya." Brian ikut berdiri. "Kamu pasti baru pulang sekolah." Brian melihat baju seragam Melodi yang terkena noda darah. "Orangtuamu pasti sudah menunggumu di rumah.""Iya kak. Aku permisi kak." Melodi pamit, tapi baru empat langkah berjalan, Brian memanggilnya sehingga Melodi kembali membalikkan badannya melihat Brian. "Iya kak!"Brian mengambil dompet dari saku celana bagian belakang. "Ini untukmu." Beberapa lembar uang warna merah diberikan Brian pada Melodi."Apa ini kak?!" tanya Melodi bingung melihat uang yang ada di tangan Brian."Ini sebagai ucapan tanda terima kasih karena kamu sudah menolong Clara."Melodi melihat uang yang ada di tangan Brian. "Tidak kak, terima kasih. Bukan aku menolak rejeki, tapi aku ikhlas menolong kak Clara.""Ambil
Read more
43. GEJOLAK JIWA MUDA
"Aww! Apa itu?!" teriak Intan dengan suara manja menarik tangannya, diakhiri dengan terkikik. "Hi-hi-hi."Kevin, tertawa terbahak mendapat perlakuan manis dari Intan. "Ha-ha-ha. Menurutmu apa itu?!"Hi-hi-hi. Ular berkepala licin," jawab Intan menyusupkan kepalanya ke dalam lekukan leher Kevin, tapi jemari tangannya kembali masuk ke dalam selimut."Ahh," satu desahan muncul dari bibir Kevin ketika jari jemari lentik tangan Intan mengelus lembut ular berkepala licin miliknya."Kenapa?" bisik Intan pura-pura."Tanganmu nakal," bisik Kevin memejamkan matanya menikmati elusan lembut dari jari jemari lentik Intan. "Hhh, ahh.""Tapi suka kan?" bisik Intan."Suka, sangat suka. Ahh, hh," Kevin merasakan ular kepala licinnya dipijit lembut dan diputar sehingga menimbulkan sensasi luar biasa. "Weleh-weleh, malah semakin berdiri! Hi-hi-hi," ledek Intan melihat selimut bagian bawah tubuh Kevin timbul di bagian tertentu. "Sampai menonjol begitu selimutnya.""Ha-ha-ha. Nakal ya kamu." Kevin balas
Read more
44. KASIH IBU SEPANJANG MASA
Mendengar Ibunya bicara seperti itu, beberapa detik Melodi tertegun, tapi cepat-cepat tersadar agar Ibunya tidak curiga. "Aku sudah tahu Bu.""Memangnya mau mengadakan acara apa temanmu itu? Kenapa harus malam hari?" tanya Ibu jadi penasaran. Melodi menghela napas, setelah itu baru menjawab. "Acara ulang tahun.""Ulang tahun? Berarti kamu harus bawa kado untuk temanmu itu," ujar Ibu. Melodi diam beberapa saat, menunduk melihat lantai yang dipijaknya lalu bertanya lagi. "Apa aku harus datang Bu?!""Kenapa?" tanya Ibu heran. "Kamu tidak mau datang?"Melodi diam, tangannya memainkan gelas yang ada di tangannya. Bingung harus bicara mulai darimana pada Ibunya mengenai Bayu."Kamu seperti orang bingung," ucap Ibu. "Kalau kamu mau pergi ke acara ulang tahun temanmu, pergi saja. Ibu mengijinkan kamu pergi karena tadi Lastri bilang akan menjemput kamu jam 7.""Hah?!" Melodi kaget. "Lastri akan menjemput aku?!"Ibu mengangguk. "Iya! Ibu tidak khawatir kalau kamu pergi bersama Lastri. Apalagi
Read more
45. MERUTUKI KEBODOHAN
Mendadak suara saling bersahutan terdengar dari sekeliling Melodi. Belum sadar dengan keadaan yang terjadi, tiba-tiba tubuh Melodi langsung jatuh terhuyung dengan bokong mencium paving blok. "Aaa! Aduh!""Copet! Copet! Tangkap!" Dalam hitungan detik, orang-orang berdatangan dan berkerumun. Dalam kebingungan dan ketidaksadarannya, Melodi melihat pria bertubuh kurus bagai pohon bambu sedang dikeroyok beberapa orang bahkan ada orang dengan bebasnya melayangkan bogem mentahnya ke wajah pria tersebut."Melodi! Kamu tidak apa-apa?!" Ibu segera mendekati putrinya, membantunya berdiri dan menjauh dari kerumunan orang-orang."Ada apa ini Bu?!" tanya Melodi masih kebingungan."Ada copet! Kamu tadi ditabrak copet!" jawab Ibu dengan tangan sibuk membersihkan celana panjang Melodi dari tanah."Kamu tidak apa-apa nak?!" seorang wanita tua datang mendekati Melodi."Tidak, aku tidak apa-apa," jawab Melodi dengan wajah masih dilanda kebingungan kemudian melihat wajah pencopet sudah babak belur tidak
Read more
46. SUAPAN CAKE YANG TERGANTIKAN
Bayu tersenyum lebar, matanya tidak lepas dari wajah gadis yang dulu pernah patah hati karena kelakuannya. "Terima kasih sudah mau datang."Melodi tersenyum samar, segera ditarik tangannya yang digenggam Bayu ketika bersalaman. "By the way," Lastri membuka suara untuk memecahkan kecanggungan di antara Bayu dan Melodi. "Pestamu meriah juga. Banyak anak lain yang tidak kita kenal.'"Iya, mereka teman-teman mainku dan juga ada beberapa teman kakakku yang datang," jawab Bayu.Mendengar nama kakak, Melodi teringat dengan Brian dan juga Clara, wanita yang dibawanya ke klinik. Belum usai Melodi teringat Brian, dari arah samping terdengar suara yang beberapa jam lalu pernah bertemu dengannya. "Melodi," sapanya ramah langsung berdiri di samping adiknya, Bayu. "Kamu ada di sini?!"Melodi beberapa detik tertegun, penampilan Brian berbeda sekali dengan tadi ketika bertemu di klinik. Sekarang terlihat lebih casual tanpa rambut klimis dan sepatu mengkilap."Kalian sudah saling kenal?!" tanya Rio
Read more
47. HANTU POHON BERINGIN
"Jawab!" nyalang Bayu menatap wajah Kiki, kedua tangannya terkepal di antara sisi kiri dan kanan tubuhnya. "A-aku ...," Kiki menjeda kalimatnya, menelan ludah karena merasakan tenggorokannya terasa kering. "Bukankah ki-kita masih, masih ....""Kita tidak ada hubungan apa-apa lagi! Apa kau paham itu?!" Bentak Bayu menahan emosi yang sudah sampai ubun-ubun.Kiki terdiam, bibirnya terkunci rapat. Kalimat Bayu begitu menohok ulu hatinya, sakit tak berdarah.Dada Bayu terlihat naik turun tak beraturan. "Awas saja kalau kau bertingkah semau perutmu di pestaku ini! Aku tidak segan-segan menyeretmu ke luar di depan semua orang!" Selesai bicara, Bayu langsung pergi meninggalkan Kiki seorang diri, kedua tangannya terkepal menahan amarah.Sungguh Kiki sangat ketakutan melihat Bayu marah seperti itu. Dilihat kedua tangannya yang gemetaran, tapi hatinya tetap panas. "Brengsek! Awas saja kau! Aku akan membalas semua penghinaan ini! Lihat saja, apa yang akan aku lakukan padamu!"Tidak jauh dari Ki
Read more
48. MENEMBUS DERASNYA HUJAN DEMI SIAPA?!
Cleon melihat sekilas pada David, geleng-geleng kepala seakan tahu apa yang sedang dipikirkan sahabatnya itu. "Dasar otak mesum!""Ha-ha-ha." David tertawa terbahak. "Bukan mesum, itu tandanya gue masih normal!""Kelewat normal, loe jadinya gila lubang!" Cleon tidak mau kalah."Ha-ha-ha." David malah semakin terbahak. "Loe tidak tahu ...." David bicara seolah sedang membayangkan dengan kedua tangan bergerak memperagakan, "bagaimana si Intan yang bahenol itu meliuk-liuk bagai ulat kepanasan di atas senjataku yang tegak berdiri di dalam surga miliknya dengan wajahnya yang merah merona serta desahannya yang sungguh sangat membangkitkan gairah. Ck, ck, ck, gue sampai merem melek jika si Intan sedang beraksi, bergoyang dengan bempernya yang gede itu.""Shit! Loe merusak otak gue dengan imajinasi murahan! Sialan! Ngapain loe cerita yang begituan sama gue?! Dasar mesum!"David kembali terbahak, "ha-ha-ha," memang sengaja agar Cleon tertarik lagi mencari wanita. "Ha-ha-ha. Wanita itu makhluk
Read more
49. BAGAI ADEGAN DALAM FILM
Cleon menghela napas, baru ingat Melodi orangnya keras kepala. Jika dilawan dengan kasar dan keras maka Melodi akan semakin berontak. "Kamu punya payung?!" tanya Melodi pada Cleon.Cleon menggelengkan kepalanya. "Kalau aku punya payung, tidak mungkin datang ke sini hujan-hujanan.""Iya lupa," gumam Melodi, dilihat sekelilingnya nampak sepi. "Hujan tidak terlalu deras, aku bisa pergi dari sini.""Ini masih hujan," ucap Cleon melihat rintik hujan pada remang-remang cahaya lampu dipinggir jalan."Memang masih hujan, siapa yang bilang ini sudah reda," jawab Melodi ketus, entah kenapa setiap bicara dengan Cleon bawaanya selalu emosi naik darah keubun-ubun."Ikut denganku," ajak Cleon masih bersabar menghadapi sikap Melodi yang ketus padanya.Melodi menggelengkan kepalanya, "tidak, aku mau mencari taksi. Mungkin di perempatan jalan di sana akan ada taksi yang lewat," jawab Melodi melihat ke arah depan menembus jalan raya yang terlihat remang-remang."Tidak mungkin ada taksi, kalaupun ada,
Read more
50. SAKITNYA MELODI
Malam semakin larut seiring waktu yang terus berjalan. Hujan deras yang tadi mengguyur bumi sekarang telah berganti menjadi rintik hujan. Jalan raya biasanya padat dan bising di siang hari dari suara kendaraan, sekarang nampak lengang hanya nampak beberapa kendaraan saja yang terlihat."Kita mau ke mana?!" tanya Melodi melihat jalan ke arah kanan yang baru saja terlewati. "Seharusnya kamu belok kanan di pertigaan barusan, itu arah ke rumahku!""Kita akan pergi ke planet mars," sahut David santai dari belakang tempat duduk Melodi dengan tubuh menyandar dan mata terpejam.Melodi mendelik melihat David dari kaca spion dalam. "Loe saja yang pergi ke sana! Gue mah ogah!"Bibir David tersenyum dengan mata masih terpejam. "Boleh juga nih cewek, pemberani! Cocoklah buat si Cleon yang sama-sama garang," hati David bicara sendiri. "Cleon! Kita mau ke mana?!" tanya Melodi diakhiri dengan bersin. HATCIIIH!"Tutup kalau bersin! Ntar gue ketularan virus! Bahaya kalau gue sakit!" David segera menu
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
DMCA.com Protection Status