Kerutan di dahi Ibu Tini semakin dalam. "Ada apa gimana, maksudnya? Bapakmu kan sudah tidak ada lama sekali."Tini terdiam sejenak. Suara ayunan kain yang menggantung di tengah ruangan berderit pelan.Jemarinya memainkan ujung kebaya. Ia bingung harus memulai dari mana. "Tadi ibunya Tuan Ario datang, Mbok," Tini memulai, suaranya bergetar. "Beliau tidak suka saya menjadi ibu susu cucunya karena beliau tidak suka dengan si Mbok. Diam-diam saya menguping, ternyata sebab utamanya adalah karena saya anak bapak."Ibu Tini terdiam, pandangannya menerawang jauh. "Si Mbok pikir, setelah bapakmu meninggal, semua masalah selesai. Tapi nyatanya tidak," ujarnya akhirnya, suaranya terdengar lelah dan pasrah.Tini menatap ibunya dengan sorot bingung. "Masalah apa yang si Mbok maksud? Apa hubungannya dengan Bapak? Apa bapak pernah punya masalah dengan Ibu Tuan Ario?"Ibu Tini menghela napas panjang, ia mulai bercerita dengan suara pelan, "Dulu, Bapakmu, Lurah Sukardi, bukan orang biasa, Nduk. Bertah
Last Updated : 2025-02-26 Read more