All Chapters of Pembalasan Menantu Sampah: Chapter 41 - Chapter 50
155 Chapters
Bab 41 - Bertemu Kosal dan Darany
Pintu depan gudang yang kokoh terbuat dari besi seketika berubah menjadi serpihan yang terlempar oleh ledakan dahsyat dari api hijau yang mengamuk. Dalam kobaran cahaya dan asap, dua sosok muncul dari balik kekacauan itu dengan langkah mantap yang memancarkan kepercayaan diri dan kemarahan yang menggelegak. Kehadiran mereka memenuhi ruangan dengan aura tekad yang tak tergoyahkan."Black River!" Ryan berseru dengan nada tajam yang dipenuhi kemarahan, tatapannya menembus mata Kosal dan Darany yang terkejut. "Berani-beraninya kalian menculik Putriku!"Kosal tertawa sinis, melemparkan pandangan merendahkan ke arah Ryan. "Akhirnya datang juga, Ryan. Rupanya putrimu sangat berarti bagimu. Tapi kami ada urusan yang perlu diselesaikan, dan kau sudah tahu apa yang kami inginkan."Darany mengangguk setuju, wajahnya yang tenang tak mampu menyembunyikan ketegangan dalam hatinya. "Kami ingin barang yang kau ambil dari Geng Black Mamba. Kami tahu kau memiliki barang itu, dan kami ingin itu dikembal
Read more
Bab 42 - Elemen Tak Terduga
Tanpa menunggu waktu lagi, pertempuran pun dimulai. Api Lotus Hijau melesat dengan ganas, menyambar udara dengan nyala api yang menyala-nyala, dan akhirnya mengenai tubuh Kosal. Namun, tak seperti yang diharapkan, serangan itu tidak berdampak apa-apa pada Alena yang berada dalam cengkraman Kosal. Sebaliknya, api hijau itu malah membuatnya merasa nyaman dan hangat. Cahaya hijau yang menyala memancarkan kehangatan ke dalam jiwa Alena, dan air matanya yang tadinya mengalir deras seakan mengering dengan ajaib. Tapi, hal tersebut tidak berlaku untuk Kosal. Ia menjerit kesakitan ketika api hijau membakar kulitnya. Rasa sakit itu seperti ribuan jarum yang menusuk tubuhnya, dan Kosal merasa seperti terbakar hidup-hidup. Dalam momen penderitaannya, cengkeraman Kosal pada leher Alena melemah, dan membebaskan gadis kecil itu sehingga bisa bernafas lega. Namun, di balik itu, Kosal menderita luka-luka parah dan tak tertahankan.Di sisi lain medan pertempuran, tanah dan kayu bergerak seperti nyawa
Read more
Bab 43 - Ronde Kedua
Darany melambaikan tangannya, dan dalam sekejap, semua bayangan di sekitar Darany bergerak dengan kecepatan kilat, membentuk serangan-serangan tak terduga yang membingungkan lawannya, sehingga membuat pertempuran ronde kedua ini menjadi lebih rumit. Menghadapi datangnya ratusan senjata tajam yang terbentuk dari bayangan, Ryan dan Kakek Liong merasa kesulitan untuk melawan semua senjata tersebut. Mereka hanya bisa menangkis dan menghindari semuanya.Terlebih lagi, setiap gerakan Ryan dan Kakek Liong terlihat lambat dan terbaca oleh Darany. Semua ini disebabkan otak Darany mampu memproses semua gerakan Ryan dan Kakek Liong dengan cepat. Peningkatan kemampuan otak, ditambahkan kemampuan mengendalikan bayangan, membuat Ryan dan Kakek Liong kewalahan.Akibatnya, Ryan dan Kakek Liong terpaksa berada dalam mode bertahan, menghindari setiap serangan bayangan yang tiba-tiba datang dari berbagai arah. Mereka sama sekali tidak bisa melakukan serangan balik dengan semua senjata tajam hitam yang s
Read more
Bab 44 - Serangan Balik
Pertarungan terus berlanjut, waktu berlalu tanpa henti. Darany, yang semakin terbiasa dengan kekuatan barunya, semakin sulit untuk dikalahkan. Namun, kemampuan kuat yang diberikan NTZ-456 mulai mempengaruhi dirinya. Darany merasakan kelelahan mental yang mendalam, dan bayangan-bayangan yang dikuasainya mulai terlihat tak sekuat sebelumnya.Kakek Liong dan Ryan melihat peluang emas di tengah penurunan kekuatan Darany. Dalam sekejap, Ryan bergerak seperti kilat mendekati Darany. Meskipun Darany mencoba mengendalikan bayangan-bayangan untuk membentuk pertahanan, Ryan berhasil melepaskan bola api yang membara, merobek perisai bayangan tersebut. Darany yang terkejut, terpaksa terhuyung beberapa langkah mundur.Ketika Kakek Liong melihat momen ini, ia segera mengambil tindakan. Dengan gesit, tanah di bawah kaki Darany bergerak, memancing kakinya dan membuatnya terjatuh ke belakang. Darany sadar, bahwa efek obat yang ia konsumsi mulai menghilang. Setelah kekuatan yang diberikan obat itu hil
Read more
Bab 45 - Efek Samping
Ketika Darany sudah hampir berhasil menusuk tubuh Ryan dan Kakek Liong, kejadian yang tak terduga terjadi dengan begitu mendalam. Dalam sekejap, baju zirah yang sebelumnya tampak tak tergoyahkan, mendadak retak dan pecah berkeping-keping. Begitu juga dengan semua senjata bayangan yang sebelumnya begitu mematikan, kini hancur dan kembali menjadi bayangan-bayangan biasa.Dalam kebingungan dan ketidakpercayaan, tubuh Darany roboh ke tanah dengan keras. Wajahnya yang tadinya penuh dengan tekad, kini mencerminkan ekspresi kesakitan yang dalam, dicampur dengan kebingungan yang luar biasa. Tubuhnya mulai gemetaran hebat, seolah-olah terkena guncangan dari dalam.Efek samping NTZ-456 akhirnya muncul dengan segala kebrutalan. Durasi peningkatan kekuatan yang diberikan obat tersebut telah berakhir, dan sekarang efek sampingnya mengamuk di tubuh dan otak Darany. Rasa sakit yang tak terbayangkan menerpa pikirannya, seolah-olah otaknya hendak pecah menjadi ribuan kepingan.Kakek Liong dan Ryan terk
Read more
Bab 46 - Organisasi Rahasia
"Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural?" Ryan mencoba mencari dalam ingatannya, tapi ia merasa asing dengan nama kelompok ini. "Sepertinya ini adalah kali pertamanya aku mendengarnya. Kementerian apa itu? Apakah semacam organisasi pemerintahan yang bersifat rahasia?"“Benar, mereka adalah kementerian independen yang dibuat langsung oleh pemerintah untuk menangani berbagai kejadian supranatural di negara ini, termasuk pertarungan antar Praktisi Bela Diri,” jelas Kakek Liong.Ryan menangguk paham, “Jadi begitu. Pertarungan antar Praktisi Bela Diri selalu membawa kekuatan di luar nalar manusia, oleh sebab itu, hal tersebut dikategorikan sebagai kejadian supranatural.”“Sepertinya kamu sudah memahami esensi dari Organisasi ini. Maka dari itu, Kakek menghubungi mereka barusan,” lanjut Kakek Liong. “Dan setelah Kakek berkata bahwa aku menghadapi Praktisi Bela Diri asing bersamamu, mereka tidak menemukan namamu dalam database. Jadi, Kakek simpulkan bahwa kamu masih sangat awam dala
Read more
Bab 47 - Imbalan
"Yudha, apakah kamu perlu bersikap seperti itu di hadapan Orang Tua ini?" ucap Kakek Liong sembari menatap tajam pria berkacamata di dapannya. "Padahal kalian adalah regu terburuk yang pernah ada dalam sejarah Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural.""Ugh …" Hati pria berwajah oriental itu serasa tertusuk ribuan pisau. "Tolong biarkan kami bersikap keren di depan Praktisi Bela Diri baru. Jika tidak, maka harga diri Kementerian kami akan hancur!"Kakek Lion tertawa keras melihat tingkah Yudha. Mereka berdua tampak sudah sangat akrab. Hal ini membuat Ryan bingung. "Apa Kakek mengenalnya?""Tentu saja. Kakek dulu pernah menjadi konsultan tamu di Kementerian Penanggulangan Bencana Supranatural. Dan regu mereka adalah regu paling buruk di antara lima regu lainnya di Jawa Timur. Bahkan Kakek angkat tangan untuk memperbaiki mereka," senyum Kakek Liong seakan sedang mengingat-ingat kembali masa lalunya."Instruktur, tolong jangan merendahkan kami! Setidaknya, rate keberhasilan kita m
Read more
Bab 48 - Rencana Ryan Selanjutnya
Kakek Liong menatap Ryan dengan serius, matanya menyoroti pria muda itu dengan ketajaman. "Hanya ada satu orang yang berhasil melakukannya. Kamu pasti sudah pernah mendengar namanya tadi.""Aku pernah mendengar namanya?" Ryan merenung sejenak, berusaha menggali ingatannya. "Tunggu dulu, maksud Kakek …" Tiba-tiba, matanya terbelalak lebar, ekspresi wajahnya berubah menjadi terkejut, dan hawa membunuh langsung melonjak keluar dari tubuhnya."Sepertinya kamu telah menyadarinya." Kakek Liong mengangguk sembari memberi perlindungan pada orang-orang biasa di dekatnya dari aura membunuh yang sangat menyesakkan dari tubuh Ryan. "Seperti yang kamu duga, dia adalah Rithisak, Bos dari orang yang telah menculik Putrimu dan juga Cucuku."Rithisak, nama itu terdengar seperti guntur dalam benak Ryan. Itu adalah salah satu nama yang menciptakan getaran menggeliat dalam aliran darahnya.Rithisak, dia adalah salah satu Praktisi Bela Diri yang sangat jenius. Di usianya yang ke-40, ia berhasil mencapai l
Read more
Bab 49 - Trauma
Keesokan paginya, Ryan melihat Alena duduk di tepi tempat tidur, matanya tampak kosong memandang ke arah ruang kosong di depannya. Wajahnya masih pucat, dan senyum yang biasanya menyelimuti bibirnya telah menghilang. Sepertinya Alena masih mengalami trauma pasca menjadi korban penculikan Geng Black River.Ryan duduk di sampingnya, menatap putrinya dengan penuh kekhawatiran. "Sayang, bagaimana perasaanmu?"Alena mengangkat pandangannya perlahan, matanya bertemu dengan mata Ryan. "Aku masih merasa takut, Ayah. Aku takut mereka akan datang lagi."Ryan merasakan getaran hati putrinya. Ia memeluk Alena dengan lembut, mencoba memberikan rasa nyaman dan keamanan. "Jangan khawatir, Ayah di sini. Aku tidak akan membiarkan mereka menyakitimu lagi."Alena menggenggam tangan Ayahnya erat. "Tapi aku masih takut."Ryan tersenyum lembut. "Tahu tidak, Ayah punya ide bagus. Bagaimana kalau kita pergi bermain?"Alena menatap Ayahnya dengan mata heran. "Bermain?""Iya, bermain. Ayo, kita pergi ke Tunjung
Read more
Bab 50 - Kepolosan Alena
"Sebagai pegawai yang telah bekerja di sini enam bulan, seharusnya kamu bisa menilai, pengunjung mana yang mampu membeli dan tidak! Dasar wanita bodoh! Wajahnya saja yang cantik, tapi otak tidak dipakai!" tegas wanita dengan make-up tebal.Pegawai wanita bernama Indah itu merasa seperti ditampar. Matanya berkaca-kaca dan wajahnya memerah karena merasa direndahkan di depan pelanggan. Sejak hari pertamanya bekerja, wanita berdandanan tebal tersebut telah mengincar Indah. Tidak ada hari tanpa memarahinya. Jika Indah tidak melakukan kesalahan, maka wanita tersebut akan membuat-buat kesalahan dan menyalahkan Indah.Selama ini, Indah sama sekali tidak melawan. Akan tetapi, kali ini, kesabaran Indah telah menipis. Indah lalu menunduk dan berkata sembari menahan tangis, "Maafkan saya Bu Monika. Tapi, menurut saya, semua pengunjung yang datang memiliki hak yang sama. Terlepas Bapak ini akan membeli atau tidak, kita sebagai pegawai di sini harus memberikan pelayanan yang baik.""Kau!" Mendenga
Read more
PREV
1
...
34567
...
16
DMCA.com Protection Status