All Chapters of Istri Pengganti Tuan Muda: Chapter 11 - Chapter 20
104 Chapters
Bab 11 : Sebuah Waktu
"Apa kamu masih belum siap?"Mendengar perkataan yang sudah diucapkan oleh Rey, Delisha terdiam seribu bahasa, kalau saja saat ini wanita itu sudah melupakan semua perlakuan Rey terhadapnya selama ini, mungkin saja Delisha mau menerima lelaki yang sudah menjadi suaminya kini.Angan-angan yang Delisha impikan dulu memiliki seorang suami yang baik hati, rela melakukan berbagai hal untuknya, menerima semua kekurangan dirinya, dan juga selalu ada untuknya di saat suka maupun duka. Dan yang paling Delisha inginkan adalah sosok lelaki yang setia, yang selalu menjaga cintanya untuk Delisha seorang.Sayang seribu sayang, Delisha malah harus terjebak oleh situasi di mana dirinya harus menjadi wanita pengganti, dan lebih parahnya lagi wanita yang memiliki hidung mancung itu harus kembali lagi hidup bersama masa lalunya."Maafkan aku, Rey.""Mengapa? Aku cuma ingin minta hakku sebagai suami kamu, Delisha. Apa aku salah?"Rey memindai wajah Delisha, wajah yang begitu polos tanpa dipoles make-up ya
Read more
Bab 12 : Seperti Neraka
"Aku tidak butuh maaf kamu, aku hanya ingin kamu segera pergi dari Mansion Wijaya. Ingat, kamu itu hanya anak haram. Jadi, percuma saja bila kamu tetap tinggal di Mansion Wijaya, kamu tak akan dapat apa-apa, kamu hanya akan menjadi anjing peliharaan Wijaya saja!"Mendengar apa yang sudah diucapkan oleh Juwita membuat hati Delisha merasa tidak senang. Apalagi Juwita bilang bila dirinya hanya peliharaan Wijaya yang seperti anjing, bukannya Delisha marah atau kesal terhadap Juwita, wanita itu hanya tak ingin menambah masalah dengan sebuah pertengkaran. Apalagi membuat masalah dengan orang yang lebih tua darinya."Tante tenang saja, saya akan segera pergi dari sini."Mencoba untuk tenang menghadapi setiap hujatan yang sudah diberikan oleh ibu tirinya, mungkin hanya itu yang bisa Delisha lakukan saat ini, selama ini, meskipun Delisha selalu menerima hinaan dari Juwita, tetapi gadis itu selalu diam dan tak pernah berani untuk melawannya."Aku harap kamu segera pergi dari sini. Aku sudah tida
Read more
Bab 13 : Menunggu Terlalu Lama
"Shiit! Sialan!" umpat Rey kesal.Rey terkesiap ketika air berwarna hitam yang masih panas itu malah mengguyur lengan kemejanya, rasa panas sudah mulai menggerogoti lengannya."Tidak becus! Bekerja seperti itu saja tidak bisa!" umpat Rey yang begitu sangat kesal, lelaki itu sudah kesal dengan beberapa laporan yang ia terima hari ini karena belum ada laporan yang bagus menurutnya, tapi sekarang emosinya kembali meradang lagi ketika karyawannya malah menyiramkan kopi panas ke tangannya.Lelaki yang mengenakan seragam office boy itu tertunduk, dan langsung mengelap kopi yang berceceran di atas jurnal maupun lengan Rey."Maaf, Tuan, saya tidak sengaja."Dengan suara yang bergetar dan perasaan yang begitu ketakutan ketika melihat wajah dan mata Rey yang begitu tajam, seperti seekor serigala kelaparan yang akan memakan mangsanya."Hari ini kamu saya pecat!" ucap Rey begitu lantangnya."Tuan, saya mohon jangan pecat saya, saya tidak tahu harus kerja di mana lagi." Lelaki itu tertunduk dan mem
Read more
Bab 14 : Keinginan Delisha
"Pa, mengapa Papa tampar Bella?"Juwita tak habis pikir apa yang sudah dilakukan oleh suaminya. Jonathan sudah tega menampar Bella begitu keras, pipi putih Bella sampai terdapat tanda merah bekas tamparan yang sudah dilakukan oleh suaminya."Karena dia sudah kelewat batas! Dia sudah berani sekarang sama Papa!"Tidak tahu mengapa sekarang Bella jadi suka membantah, Jonathan pun bingung sendiri, padahal putrinya dari dulu suka patuh kepadanya. Bella begitu penurut dan mau mendengarkan apa yang Jonathan suruh, tetapi beberapa tahun ini sikap anaknya sudah berubah."Tapi Papa tidak perlu menampar Bella 'kan, Pa! Papa bisa bicara baik-baik sama Bella, tidak perlu melakukan kekerasan seperti ini!"Hati Juwita begitu sakit atas apa yang sudah diperbuat oleh suaminya. Apa yang sudah dilakukan oleh Bella memang salah, tetapi tak seharusnya Jonathan menampar Bella begitu saja.Bella yang sedari tadi menahan rasa sakit pada wajahnya mulai bersuara, "Sudah, Ma, tidak perlu berdebat lagi dengan Pap
Read more
Bab 15 : Kerinduan Rey
"Halo, Anna maaf, aku ke sini tidak bilang dulu sama kamu," kata Delisha yang sudah berada di tempat tinggal Anna."Tidak masalah Delisha, aku senang, akhirnya bisa bertemu lagi dengan kamu. Kamu bagaimana kabarnya?" tanya Anna. Gadis cantik itu pun sudah merindukan Delisha sejak lama."Aku baik, bagaimana dengan kamu?""Aku juga baik."Delisha kini sudah berada di kontrakan Anna, setelah berpamitan dengan Jonathan, Delisha langsung diantar oleh sopir Wijaya ke kontrakan temannya berada. Meskipun berat untuk Delisha lalui— harus berpisah dengan Jonathan, lelaki yang menjadi ayahnya. Namun, Delisha harus melawati itu semua, dia tidak ingin terus-terusan membuat hubungan papanya dan tantenya terus berantakan karena ulahnya.Keberadaan Delisha yang tak diinginkan oleh Juwita dan Bella membuatnya sedih, pasalnya kedua wanita itu begitu membencinya. Apalagi dirinya hanyalah anak di luar nikah antara Jonathan dan Nirmala."Anna, maaf, kali ini aku akan merepotkan kamu.""Hai, kita ini sahaba
Read more
Bab 16 : Dikira Maling
"Anda jangan bercanda, Delisha mana mungkin tidak ada di sini!" Rey mulai kesal saat Jonathan bilang bila Delisha tak ada di Mansion Wijaya, mungkin itu hanya akal-akalan Jonathan saja agar Rey tak bertemu dengan Delisha."Aku berkata sebenarnya, Delisha memang tak ada di Mansion Wijaya, dia memutuskan untuk tinggal bersama dengan temannya."Sebenarnya Jonathan tidak rela bila Delisha tinggal bersama dengan Anna, sahabat dari anaknya sendiri. Akan tetapi, lelaki itu terpaksa melakukan itu semua agar putrinya hidup bahagia."Apa, teman? Teman yang mana?" Rey terperangah atas apa yang sudah dia dengar. Delisha sudah tak lagi tinggal di Mansion Wijaya, dan kini istrinya memutuskan untuk bersama dengan temannya. Apalagi Delisha tak cerita apa pun kepadanya, bila wanita itu ingin tinggal bersama dengan temannya sendiri."Dia teman kecil Delisha," kata Jonathan."Mengapa Anda membiarkan Delisha pergi begitu saja?"Rey tidak habis pikir, apa sebabnya mertuanya itu membiarkan Delisha tinggal
Read more
Bab 17 : Melamar Pekerjaan
Pagi ini Delisha sudah rapi dengan kemeja berwarna putih dan juga rok yang panjangnya selutut, hari ini wanita itu berharap bila dia akan diterima dalam perusahaan yang akan dilamarnya."Delisha, bagaimana? Apa kamu sudah siap?" tanya Anna ketika melihat Delisha yang masih berada di depan cermin."Aku sudah siap Anna. Bagaimana dengan pakaianku?" Delisha tak ingin karena pakaiannya membuat orang tak suka, pakaian yang wanita itu kenakan begitu sederhana, begitu juga dengan rambut yang Delisha ikat ke belakang menggunakan jepit rambut."Kamu sudah pas mengenakan kemeja tersebut, bukannya kamu suka dengan kesederhanaan? Kamu cantik Delisha, kamu mengenakan pakaian apa pun pasti akan cocok di tubuh kamu," ucap Anna."Sudahlah aku tak perlu rayuanmu."Gadis itu mengambil tas dan juga sebuah amplop berwarna cokelat dari atas meja. "Oh iya, aku lupa belum memberi tahu pemilik kontrakan ini, kalau aku juga mau ngontrak di sini," sambungnya lagi.Betapa bodohnya Delisha, gadis itu sudah berad
Read more
Bab 18 : Pertengkaran Delisha & Erlin
Betapa terkejutnya Delisha ketika melihat wanita yang ada di depannya kini, wanita yang pernah dia kenali, siapa lagi kalau bukan Erlin, wanita yang sudah merebut kekasihnya enam tahun yang lalu."Erlin," gumam Delisha dengan suara yang begitu lirih.Erlin yang berada di hadapan Delisha persis menaikan ujung bibirnya."Hai, kita berjumpa kembali, ternyata kamu masih ingat denganku," kata Erlin dengan senyuman liciknya.Entah mimpi apa semalam, mengapa Delisha bisa bertemu dengan wanita yang tak ingin dia temui lagi selama ini?"Mana mungkin aku lupa dengan wanita yang suka merebut kekasih orang," jawab Delisha santai.Erlin tersenyum menyeringai ke arah Delisha. Dia tak menyangka bila wanita yang sudah dia hina dulu kini sudah ada tepat di depannya lagi. Erlin tak suka dengan Delisha karena dari dulu wanita itu bisa dengan mudahnya memiliki apa yang ia inginkan."Semuanya bukan salah aku, itu semua salah kamu sendiri, itu artinya … kamu tidak becus dalam menjaga pacar sendiri, dan kamu
Read more
Bab 19 : Angin Berlalu
Setelah berdebat beberapa waktu lalu dengan Erlin, kepala Delisha sedikit pening, kini wanita itu sudah berada di dalam kontrakannya.Wanita yang penampilannya itu masih berantakan, karena telah bertengkar hebat dengan Erlin itu membuka pintu kamar, dia melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar.Terlihat sebuah ranjang yang sudah lusuh yang terbuat dari kayu, kelihatannya sudah berumur puluhan tahun, dengan seprai yang berwarna abu rokok polos. Delisha menuju ke arah tempat tidurnya, dia merebahkan tubuhnya di atas ranjang yang empuk."Mengapa aku bisa bertemu dengan wanita itu lagi?" ucap Delisha bermonolog.Gadis itu melihat ke arah langit-langit kamar yang akan menjadi tempatnya kini beberapa hari ke depan.Delisha memiringkan tubuhnya ke arah jendela yang sudah terbuka, cahaya matahari sudah masuk ke dalam kamar tersebut, membuat ruangan yang tampak sempit itu menghangat."Rey, apakah tadi dia benar-benar menghubungi Rey? Apakah Rey masih berhubungan dengan wanita itu?"Pikiran gad
Read more
Bab 20 : Pertemuan Kedua
"Kamu jahat Rey, kamu memang tidak pernah berubah," ujar Delisha dengan suara lirihnya.Hatinya teramat sakit melihat apa yang sudah ia lihat, Delisha menundukan pandangannya, kepalanya ia taruh di bagian setir. Dia ingin sekali turun dari dalam mobil dan memberi pelajaran kepada wanita pengganggu itu, tetapi entah mengapa tubuhnya seperti terpaku.Delisha begitu berat untuk beranjak, hanya sebuah tangisan yang mulai menderainya."Bagaimana aku bisa percaya lagi sama kamu? Kalau kamu saja terus membohongiku, Rey. Apa kamu pikir aku ini wanita bodoh yang bisa kamu mainkan begitu saja?"Air matanya sudah mengalir begitu deras, Delisha sudah tak bisa lagi membendung air bening yang mengalir dari matanya."Aku benci kamu, Rey." Delisha bergumam, kemudian menghapus air matanya begitu kasar. Tak lama kemudian Anna kembali ke dalam mobil."Delisha, ayo kita pulang!" kata Anna yang sudah masuk ke dalam mobil.Beberapa detik kemudian, Anna melihat ke arah Delisha yang hanya terdiam. "Hai, kamu
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status