All Chapters of Kesetiaan Yang tergadai: Chapter 11 - Chapter 20
38 Chapters
Chapter 11
Fatma terlihat begitu menikmati makan siang kali ini. Nyaman dengan suasana cafe dan menu menu yang dihidangkan . Namun pikirannya tidak tenang, dia teringat Adel putri kesayangannya. Apakah dia sudah makan saat ini, makan apa dia, apa dia bisa menikmati makanan dengan menu yang bergizi disaat usianya yang sedang membutuhkan asupan makanan sehat, Ingin rasanya dia pulang menjenguknya, bahkan membawanya tinggal bersamanya. Sejujurnya Fatma tidak tega meninggalkannya sendiri dengan Haikal suaminya, meskipun dia adalah ayah yang baik, tapi saat ini kebutuhan utamanya hanya bayar hutang, hutang dan hutang. Terlintas rasa takut dipikiran Fatma, takut Haikal lebih mementingkan bayar hutang daripada untuk Adel. Tak terasa air mata Fatma jatuh disaat dia sedang menikmati makan siangnya, dan itu terlihat oleh Nathan yang tak sengaja memperhatikan asistannya yang sedang larut dalam lamunannya. "Fatma kamu kenapa? kenapa kamu nangis? Fatma maafkan saya jika perkataan saya tadi ada yang menyingg
Read more
Chapter 12
Tak bisa lagi berkata kata, Fatma hanya tertunduk lemas melihat Nathan duduk bersimpuh dihadapannya memohon dengan penuh harapan. Berat dalam hatinya untuk memutuskan semua ini. "Maaf pak saya tidak memutuskan saat ini. Sejujurnya saya tidak bisa melakukan ini semua pak, saya tidak bisa jika saya harus benar benar melakukannya saya tidak sanggup pak." Fatma berusaha untuk menolak Nathan yang sedang menaruh harapan besar kepadanya. "Tolong Fatma saya mohon, saya mohon kepadamu Fatma hanya kamu yang bisa membantuku. Tolong kamu pikirkan lagi keputusanmu."Suasana ruangan itu seketika berubah menjadi hening. Mereka hanya terdiam tanpa melanjutkan pembicaraan mereka. Fatma berada pada sebuah keadaan yang sulit. Dia tak dapat membuat sebuah keputusan apapun, Fatma dihadapkan pada sebuah jalan buntu dan tak tau harus berbuat apa. Disatu sisi dia tidak menginginkan melakukan itu semua, tapi disisi lain ada tuntutan yang harus dia selesaikan yang mengharuskan untuk melakukan perbuatan senek
Read more
Chapter 13
Semalaman Fatma tidak bisa memejamkan matanya, dia memikirkan semuanya sendiri, menangis setiap malam didalam sholat malamnya. Namun semua jalan terasa buntu tak dapat dia lalui untuk keluar dari masalah ini. Setiap dia mencoba mencari cara, maka hanya bayangan atasannya yang selalu hadir dalam pikirannya. Sampai sampai dia kesal mengapa hanya itu yang ada di dalam benaknya, apakah tidak ada jalan lain selain aku harus menjual tubunya ke atasannya.Tak terasa pagi pun tiba, waktunya Fatma untuk bersiap siap untul memulai aktivitas rutinnya. Tapi pagi ini terasa berbeda, dia harus menyiapkan kebutuhan untuk ibu mertua dan putri tercintanya. Setelah sekian lama akhirmya Fatma bisa merawat Adel dan menyuapinnya yang membuat nya merasa sangat bersemangat untuk memulai aktivitasnya. Tiba saatnya dia harus pergi melaksanakan aktivitasnya, Fatma berpamitan kepada ibu mertuanya, namun ada satu yang membuat Fatma harus berangkat kerja dengan membawa beban pikiran ketika mertuanya berpesan kep
Read more
Chapter 14
"Aku harus kuat, aku harus bisa melalui ini semua tanpa harus berbuat dosa dan menggadaikan kesetiaan dan tubuhku." Rutuk dalam hati Fatma yang mencoba menguatkan dirinya yang sedang berada pada titik terendah dalam hidupnya. Sepanjang hidupnya ini adalah ujian terberat yang pernah dirasakan oleh Fatma. Semua yang ada pada dirinya kini sedang diuji kekuatannya dalam menyelesaikan masalah. Fatma masih berusaha menggenggam erat iman yang masih dia punya. Entah sampai kapan dia akan kuat mempertahankannya disaat badai yang semakin kuat menerpanya. Seharian dia tidak bisa fokus bekerja, pikirannya kalut dan dalam keadaan kebingungan. Memikirkan segala cara untuk bisa keluar dari masalah ini. Pekerjaan yang dia kerjakan semua berantakan membuat Nathan bertanya tanya apa yang sebenarnya sedang terjadi pada asistannya. "Fatma, please cerita ada apa, dari tadi pekerjaanmu revisi terusan, kamu tidak fokus kamu tidak konsentrasi, kenapa Fatma ceritakan." "Maaf pak, saya sedang banyak pikiran
Read more
Chapter 15
Ambulance datang bersamaan dengan Nathan yang tiba di kantornya. Bingung ketika dia datang terlihat sedang ada ambulance dikantornya. Nathan menghampiri petugas ambulance dan menanyakan mengapa mereka datamg ke kantornya. "Ada apa ini?""Tadi ada yang menelpon, ada yang sedang pingsan dan meminta kami membawanya kerumah sakit." Nathan berjalan bersama petugas ambulance menuju orangbyang dimaksud. Petugas itu naik ke lantai atas dan betapa terkejutnya Nathan ketika melihat Fatma dalam keadaan pingsan."Niken kenapa Fatma bisa pingsan seperti ini.""Saya tidak tahu pak, bu Fatma tadi jalan terhuyung huyung sambil memegang kepalanya, belum sempat ibu Fatma bercerita namun sudah pingsan dan tidak sadar sadar setelah saya coba sadarkan." "Ayo pak cepat bawa kerumah sakit! Niken saya nemeni Fatma kamu handle urusan kantor ya!" Titah Nathan kepada Niken ditengah kepanikannya karena melihat Fatma yang sedang pingsan. Setelah direbahkan diatas tempat tidur untuk ambulance, Fatma dibawa ole
Read more
Chapter 16
Satu jam sudah kedua sosok istri yang kuat itu bersama. Mereka dengan permasalahan yang sedang mereka hadapi mencoba untuk saling menguatkan. Alicia memutuskan untuk berpamitan, karena Nathan sudah mengajaknya untuk melanjutkan pembicaraan yang belum sempat disampaikan oleh Nathan. "Fatma, saya sama istri saya mau keluar sebentar, kamu gak papa kan kita tinggal sendiri? saya sudah minta perawat untuk menemani kamu agar kamu tidak sendiri jika butuh apa apa. Apa kamu sudah menghubungi ibu mertuamu Fatma? nanti dia akan cemas jika kamu tidak pulang pulang sampai malam." "Iya pak terima kasih maaf telah merepotkan bapak dan ibu. Saya akan menghubungi beliau tapi saya akan ijin jika saya ada tugas kota karena saya tidak mau membuatnya khawatir." Nathan dan Alicia pergi meninggalkan Fatma, sebelum meninggalkanya sendiri Alicia memeluk Fatma dan memberi pesan agar tetap sabar dan kuat menjalani semua cobaan yang tengah dia rasakan.Meninggalkan rumah sakit, dan mencari sebuah tempat yang
Read more
Chapter 17
Benar saja tidak butuh waktu yang lama, kemarahan Alicia sudah mulai padam. Rayuan Nathan dengan sekejap meluluhkan hati Alicia yang sedang terbakar amarah. Sebelum meninggalkan restaurant, Alicia meminta siluaminya untuk pulang kerumah. Dia tidak mau suaminya pulang ke kantor ataupun ke apartemennya. "Sayang please kamu pulang kerumah ya, please jangan kabur kaburan lagi, kita hadapi mama sama sama." Alicia memohon kepada suaminya. "Hmm berat sayang, terlalu berat buatku untuk tidak menghiraukan ucapan mamamu. Ucapannya begitu menyakitkan buatku." "Ya aku tau itu, tapi please kita hadapi berdua, maafkan sikap mamaku yang seperti itu.""Gak sayang aku tetap akan pulang ke apartemen, aku gak mau terbawa emosi karena mamamu dan itu nantinya akan berimbas ke kamu dan juga rumah tangga kita.""Bawa aku ke apartemenmu saja jika seperti itu, aku gak mau jauh darimu, jangan tinggalkan aku sendiri." Nathan menyalakan mesin mobilnya dan beranjak meninggalkan restaurant menuju apartemennya.
Read more
Chapter 18
Permintaan yang susah untuk disanggupi oleh seorang istri benar benar dilontarkan oleh Nathan. Namun tak ada lagi jalan yang lain selain itu untuk menyelamatkan pernikahannya yang sedang diujung tanduk. Penolakan Alicia tak menyurutkan niat Nathan yang masih bersikeras untuk tetap memilih jalan itu. "Baiklah sayang, jika kamu memang tidak setuju tidak apa, aku tidak akan memaksamu. Berarti kita harus siap menerima konsekuensi dan resiko menghadapi ultimatum mama agar bisa segera memiliki cucu. Jika kita harus jujur ok kita hadapi mama, dan bersiaplah untuk menemani mama mengyrus perceraian kita. Aku hanya sedang berusaha sayang untuk mempertahankan rumah tangga kita dan mempertahankanmu apapun caranya." Hati Alicia seketika hancur menerima kenyataan jika suaminya masih tetap bersikeras untuk memilih perempuan lain untung memberinya keturunan. Menyadari ini semua karena dirinya yang tak mampu memberi keturunan, dan sikap mamanya yang menuntut terlalu keras kepada suaminya. "Bagaiman
Read more
Bab 19
"Saya gak akan mengurungkannya Fatma, sekarang saya akan pergi untuk menjelaskan semua ke Alicia tapi saya gak akan pernah mengurungkan niat saya untuk bisa mempunyai keturunan darimu." Nathan bergegas pergi setelah mengucapkan kata kata yang membuat Fatma tak habis pikir mengapa atasannya itu masih bisa bersikeras dengan niatannya disaat istrinya sedang naik pitam karena keputusannya. Terlihat Alicia telah memasuki taxi yang dia pesan. Nathan menuju kemobilnya dan mengejar Alicia hingga terhenti didepan rumahnya. Nathan menghentikan mobilnya, tak ingin dia menambah keributan, jika sampai mertuanya tau jika Alicia seperti itu karena permintaanya Dia berhenti di luar pagar, mencoba menghubungi Alicia namun berkali kali dia mencoba menghubunginnya istrinya selalu mereject panggilannya. Sadar jika istrinya masih dalam pengaruh emosi yang sedang memuncak dia tak mau menambah masalah dan hanya mengirimkan sebuah pesan kepada istrinya dan berharap istrinya akan bisa mengerti dengan keputus
Read more
Chapter 20
Mata Nathan terbelalak saat mendengarkan pernyataan istrinya. Bagaimana bisa Alicia berani mengatakan pernyataan senekat itu padahal dia tahu bahwa dirinya tak mungkin akan bisa hamil. Mama Alicia tak tinggal diam seperti tidak terima dengan semua yang dikatakan Alicia. "Baguslah kalau begitu, mama tunggu sampai kamu bisa menunjukkan bahwa kamu benar benar hamil jika tidak minta suamimu itu untuk angkat kaki dari sini dan bersiap untuk melepasmu Alicia." Alicia memeluk erat suaminya. Menyadari semua yang terjadi adalah kesalahan dari mamanya yang selalu merendahkan dan menginjak harga diri Nathan sebagai seorang suami. "Maafkan mama sayang maafkan mama." Alicia menangis dan mencium tangan suaminya meminta maaf atas semua yanh dilakukan mamanya. "Sudahlah sayang aku sudah memaafkan mama, aku hanya tidak mau berpisah denganmu hanya itu. Apa yang sudah kamu katakan tadi sayang itu semua tidak akan mungkin terjadi bagaimana kamu bisa senekat itu mengatakan jika kamu menunjukkan tanda
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status