Semua Bab RASA CINTA UNTUK OMKU : Bab 11 - Bab 20
50 Bab
PART 11 : ANAK JAMAN SEKARANG
Kembali ke masa sekarang!"Puspita, lukanya seperti membusuk seperti itu, saya takut terjadi sesuatu," ucap ibunya yang membuat Nicky mendekati gadis itu, yang tentu saja membuat Puspita heran."Om mau apa?" tanya Puspita heran, kala Nicky melihat kebelakang, lalu memegang punggung pelan dan seketika rasa nyeri menderanya. "Aw, akhh." "Aku akan memeriksamu, kamu punya kartu antrian?" tanya Nicky yang tak lama ibu Puspita memberikan kartu itu padanya. "Baik, itu mari ikut!" Nicky membawa mereka ke ruangan yang cukup banyak orang mengantri di sana, ada sekitar 6 pasien dan tentu saja tak luput dari orang yang mengantarnya.Nicky berhenti di depan ruangan. "Bibi bisa menunggu diluar?" "Baiklah, Tuan muda," ucap ibu Puspita yang menatap putrinya dengan beberapa kali kedipan mata yang cukup lama. Anak itu tau kalau itu sebenarnya sebuah kode agar dia menurut dan tak banyak tingkah. Nicky masuk dengan Puspita di belakangnya, hingga terlihat dokter yang terlihat lebih tua dari Nicky meri
Baca selengkapnya
PART 12 : TERSENYUM JAIL
"Huh, akhirnya sampai juga," ucap Nicky yang kini duduk di kursi ruang tamu, mengeluarkan seluruh lelahnya di sofa lembut dan juga nyaman milik keluarganya. "Nicky!" ucap seseorang yang membuat Nicky menoleh, dia tadi menutup mata sebentar sambil memberikan gerakan memutar pada lehernya. "Mah," ucap Nicky yang kini bangkit sambil menghampiri wanita yang sudah melahirkannya itu. "Mama kok belum tidur?"Sekarang sudah jam 1 pagi, ada sebuah kecelakaan beruntun yang membuat banyak korban berjatuhan, mau tak mau dia membantu sebisanya. Padahal saat itu sudah pukul 8 malam, karena tragedi tadi dia dipuji karena cekatannya dalam menangani pasien juga menyelamatkan beberapa nyawa yang hampir tiada. Jika itu diberitakan mungkin heboh papanya itu dan ibunya mungkin tersenyum saat ia pulang, namun kali ini hanya wajah khawatir yang wanita itu perlihatkan. "Mama nungguin kamu," ucapnya yang mengisap lembut pipi Nicky, tentu saja Nicky memegang tangan itu seperti tak akan melepasnya. "Mah, a
Baca selengkapnya
PART 13 : BAWAAN BAYI
Nicky tersenyum jail. "Apa yang kamu lihat tadi, hhhmm?" Puspita menatap kearah lain, apa-apa orang dewasa satu ini? Benar tak tau malu. "Om!" "Apa?" tanya Nicky yang tak paham, setelah kejadian semalam membuat pikiran sedikit kacau, dengan adanya gadis itu membuat suasana hatinya lebih baik. "Menyebalkan," ucap Puspita yang membuat Nicky mengacak-acak rambutnya, tentu saja Puspita yang mendapatkan itu hanya cemberut tak suka. Dengan tak ada rasa bersalah pria itu duduk di kursi yang depan terdapat meja makan. Ia membuka kotak makan yang diberikan anak itu. Ibunya yang sudah selesai membungkus kue, menatap anaknya yang tengah bersiap makan. "Nicky!" "Apa mah?" "Kamu kok makan sendiri? Puspita ajak dong! Makan ya pita?" Gadis itu tentu saja menggeleng tak enak hati, entah kenapa sejak kedatangan pria yang ia panggil om itu, ibunya sangat memperhatikannya. "Enggak usah, nyonya! Saya udah makan." "Kamu yakin? Oh iya masih ada cumi di kulkas mau bawa juga?" "Nyonya, tidak udah."
Baca selengkapnya
PART 14 : KEKURANGAN DAN KELEBIHAN
Nicky sekarang sedang menyetir mobil dengan tangan kanannya, sedangkan tangan yang satunya dibiarkan diam, membuat Puspita yang melihat itu tak dapat berkedip. Apa lagi dengan setelan kaus juga celana pendek yang membuat dia selalu salah lihat, tak lama Puspita memukul keningnya sambil menggerutu. Ia masih kecil untuk tau hal itu, tapi teman-teman seusianya sudah membicarakan urusan dewasa yang membuat dia juga ikut mendengarkan dan tau. Sialannya ia malah memikirkan bersama anak majikan ayahnya ini. Nicky yang tadinya fokus pada jalan, menoleh pada gadis yang ada di sampingnya. Tak lama ia mengambil lengan kecil itu karena aneh dengan tingkahnya yang memukul kening tanpa henti. "Kamu lagi apa sih?" tanya pria dewasa itu dengan suara beratnya yang membuat Puspita terdiam. Sesekali Nicky menatap jalanan karena takut menabrak pengendara lain, sedangkan Puspita menarik tangannya. "Gak apa-apa kok om." "Mikirin apa kamu, sampai mukul kepala kayak gitu?" Mampus dalam hati Puspita,
Baca selengkapnya
PART 15 : DATANG SEPAGI INI
Nicky sekarang menatap laptop, untuk melihat data yang ia kirim pada kampus impiannya. Sebenarnya itu juga keinginan ayahnya untuk mencari kampus yang terbaik dari sebelumnya.Padahal tak ada masalah dengan kampus sebelumnya, tapi dasar pria yang ingin di puji itu membuat dia harus menurutinya karena bagaimanapun Archer adalah ayahnya. Karena tak terlalu ramai pasien, Nicky sengaja mengambil waktu untuk mengecek lagi data miliknya, juga tes sebelum masuk. Tentu saja yang bergengsi akan lebih sulit lagi rintangannya, ia berada di ruang dokter Angel yang kemarin itu. Sedangkan orangnya entah pergi kemana, membuat Nicky masa bodo. Ia menurut benda yang terlihat seperti buku besar itu, lalu berjalan keluar untuk melihat situasi namun ia terkejut dengan Puspita yang ada di depan pintu sambil membawa tas kain yang biasa untuk menjadi wadah barang-barang belanjaan."Pita?" tanya Nicky, ia rasa akan lebih akrab bila mana ia memanggilnya dengan nama belakangnya saja. "Om." "Kamu ngapain
Baca selengkapnya
PART 16 : AMAT MARAH
Karena tak ada pergerakan untuk berpose lebih baik, ibu Puspita menaruh nampan juga minuman itu di lantai lalu lanjut menutup pintu.Setelah itu dia berjalan pergi sambil tersenyum, ia tau kenapa putra tuan besarnya itu berinisiatif datang mungkin mereka jatuh cinta satu sama lain atau apa. "Ma!" ucap seseorang dari belakang, ternyata itu suaminya yang baru bangun tidur, memang jam segini pada bangun semua. "Bikin kopi mah!" "Yeh dasar sih ayah, bangun tuh cuci muka dulu! ini malah suruh bikin kopi," ucap ibunya yang sekarang mempersiapkan wadah untuk menyusun makanan yang sudah di pesan. "Itu di kamar Puspita ada apa sih, kok kayaknya ribut banget," ucap ayahnya yang tak tau kalau Tuan mudanya datang, pria paruh baya itu mengambil dispenser untuk minum."Tuan muda Dateng," ucap ibunya yang tengah menaruh nasi bungkus di masing-masing wadah. "Ukhuk." Ayah Puspita tersedak karena terkejut dengan ucapan sontak isterinya. "Yang benar aja mah? Pagi-pagi buta kayak gini?" "Liat aja k
Baca selengkapnya
PART 17 : MENGAJAK PUSPITA
Sekarang keduanya sudah berada di sekolah Puspita. Nicky membuka sabuk pengaman yang terpasang di tubuh gadis itu, sedangkan orang yang di bantunya masih mengusap kepalanya.Wanita satu itu benar-benar kejam. Pria di sebelahnya hanya tertawa kecil karena melihat ekspresi Puspita yang kesal bercampur nyeri yang menyiksa, karena kayu panjang itu. "Emang sakit banget ya?" Matanya menatap tajam pada pria disebelahnya, saat sedang menderita seperti ini dia bisa-bisanya bertanya seperti itu. "Ya sakit lah om, kalau enggak mana mungkin aku ngusap kepala Mulu." Melihat wajah kesal itu, Nicky pun melepaskan sabuk pengaman miliknya dan memeriksa kepala gadis itu. Yang tentu saja karena mereka sangat dekat membuat Puspita terdiam dengan detak jantung tak karuan. Apalagi terlihat ketampanan Nicky yang semakin lama semakin mempesona saja, cukup lama hingga akhir Nicky menjauh dari Puspita. "Gak apa-apa kok, cuma ya memar aja sedikit." Karena tak tau harus menjawab apa, Puspita segera membuka
Baca selengkapnya
PART 18 : TERPESONA
"Mengajak Puspita?" tanya ayah Puspita heran, dia melirik isterinya yang sama herannya dengan dirinya. "Maaf tuan muda, bukan maksud lancang atau apa, tapi untuk apa?" tanya ibu Puspita yang khawatir. Bagaimanapun anak mereka masih terlalu muda, terlebih Nicky tak ada status apapun dengan putrinya. "Hanya berjalan-jalan, aku akan kembali kuliah bibi, jadi aku ingin menghabiskan waktu dengan anak itu," balas Nicky yang membuat kedua orang terdiam. "Tapi Tuan muda, bagaimana Puspita masih kecil saya takut terjadi sesuatu pada anak saya." "Aku tau ke khawatiran paman, tapi aku yakin bisa menjaganya," balas Nicky. Ini pukul 7 malam, sedangkan Puspita izin pergi ke rumah Tiara untuk mengerjakan tugas kelompok, tapi sampai sekarang tak ada tanda-tanda anak itu akan pulang. "Maaf tuan muda, tapi kami--""Mah, besok beli singkong!" ucap Puspita yang datang-datang langsung memerintahkan sang ibunda, alangkah kagetnya ia melihat kedua orang juga Nicky yang sedang duduk seperti sedang memb
Baca selengkapnya
PART 19 : KELILIPAN
Matanya terbelalak kala melihat baju Nicky yang mulai terbuka, tapi ia mulai sadar kalau saat ini bukan saatnya untuk terpesona. Puspita menghadap kebelakang, menetralkan debaran jantungnya juga rasa panas pada pipinya, yang benar saja pria tua satu itu. Nicky tertawa kecil, padahal baru tiga kancing yang ia buka, masih ada beberapa lagi. Entah kenapa melihat gadis itu malu, dia malah semakin ingin mengerjainya. Pria darah Luffblend mengalir pada tubuhnya mendekat kearah Puspita, kancingnya masih terbuka hingga membuat Puspita yang merasa ada pergerakan menoleh ke sampingnya. Matanya kembali terbelalak melihat. "Om, ma-mau apa?" Bibir Nicky mendekat ke kuping Puspita, tentu saja hal itu membuat tubuhnya meremang. "Ayo berangkat!" Bisikan itu membuat Nicky menghindar sambil tertawa geli, ia merapihkan lagi pakaian dan menatap Puspita dengan wajah puas. Sedangkan Puspita yang seperti akan meledak, terhenti oleh yang sangat tidak memuaskan. Dia pun menatap pria yang dia sebut om i
Baca selengkapnya
PART 20 : APA KABAR?
"Gak ada, emang ada yang mau ikut selain kamu? Teman kamu mungkin?" tanya Nicky yang membuat Puspita menggeleng. Ibu Puspita yang heran dengan anaknya itu memukul lengan puspita cukup kencang. "Kamu ini mau ikut enggak sebenarnya? Jangan bikin Tuan muda nungguin kamu!" Sebenarnya ibu Puspita tak mau kalau anaknya itu pergi, apalagi berduaan dengan Nicky, walau anak itu terlihat baik tapi tetap saja atasan bisa melakukan apapun. Ya walau begitu ia tak mau terjadi sesuatu pada keluarganya, jadi ia berusaha sebisa mungkin tersenyum ramah anak majikannya itu. Puspita dengan mengangguk pelan. "Iya." Tak lama Nicky membuka pintu mobil. "Masuk!" Mata Puspita menatap sang Ibunda. "Mah pita pamit ya, mama jaga kesehatan!" "Iya, kamu juga hati-hati, nih jangan lupa bawa!" ujarnya sambil memberikan satu kresek jajan itu pada anaknya, tentu saja tangan Puspita yang kecil menerimanya dengan kedua tangan. Nicky yang melihat itu hanya tertawa kecil, puspita meliriknya sebentar lalu kembali
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status