All Chapters of MENDADAK MILIARDER DENGAN SISTEM MAFIA TERKUAT : Chapter 51 - Chapter 60
123 Chapters
51. KONDISI ARSENIO MEMBURUK
"Jangan pergi! Temani aku di sini. Aku sangat ketakutan!" Kalimat itu terus terngiang-ngiang di benak Arsenio, meskipun ia sudah berada jauh dari Anindira. Pelukan hangat serta suara lembut Anindira, seolah masih melekat pada raganya. Begitu sulit untuk dilupakan begitu saja. Apakah pengaruh wanita sebegitu kuatnya, sampai hanya dengan satu kalimat saja sudah membuat seorang pria mabuk kepayang?Ketika menjalani hubungan dengan Elisha dulu, Arsenio tidak pernah merasakan hal demikian. Kemungkinan karena Elisha tidak benar-benar mencintainya?Arsenio menghela napasnya berat, berat berulang kali, "apa kau mengetahui informasi tentang orang tua Anindira?"Arsenio berkat pelan. Sikut tangan kanan menempel pada jendela, sedangkan telapaknya menopang kepala. Ia merasa sangat lemas karena nyeri di bagian kepala sungguh menyiksa. Bastian melirik dari balik kaca spion kecil, "orang tua, Anindira?" Kening Bastian mengerut. "Apakah ia masih memiliki orang tua? Saat melamar pekerjaan di All S
Read more
52. BENCANA TELAH BERLALU
Sementara itu, masih dalam lingkungan All Star Hospital, tetapi berbeda situasi. Anindira pun pergi ke rooftop, untuk menenangkan diri. Ia merasa bosan karena terus-terusan berada di kamar. Terlebih tidak ada kawan yang bisa diajak bicara.Sebenarnya ia tidak mau masuk dalam pusaran konflik ini, tetapi keadaan telah memaksanya untuk masuk dalam jurang. "Ibu ..." Anindira memanggil lirih sosok wanita yang begitu melekat dalam benak. Entah, bagaimana kabar wanita itu sekarang? Sudah siuman atau belum? Anindira pun tidak tahu. Merasa gelap dan putus asa. "Maafkan, Anindira, Bu. Seandainya Anindira tidak meninggalkan rumah dan membiarkan Ibu sendiri, mungkin kejadian ini tidak akan Ibu alami ..." Ia berucap pelan. "Kalau saja aku tahu, bahwa pria itu berencana melukai Ibu, aku tidak akan pernah sudi bertemu dia lagi!"Penyesalan memang datangnya selalu belakang. Tidak mungkin di awal. Kini, Anindira begitu membenci Around. Bahkan jijik menyebutnya ayah.Ada satu alasan besar, yang men
Read more
53. SEBENARNYA SIAPA ANINDIRA?
"Tuan, haruskah kita mengundur rencana pernikahan ini?" tanya Bastian sangat hati-hati. Alexander Guan bergeming sambil memandang hamparan gedung-gedung bertingkat, yang ada di sekitar All Star Hospital, dari lantai paling atas.Seperti inilah kota metropolitan. Tidak ada hamparan hijau dari pepohonan maupun perkebunan, rata-rata gedung bertingkat dan pertokoan di sekitarnya. "Sejak tadi, Elisha terus menghubungi nomor Tuan Muda. Saya diamkan saja panggilannya karena tidak mungkin, saya memberitahukan kondisi Tuan Muda yang sekarang kepada mereka," terusnya melanjutkan laporan."Iya. Situasinya semakin memanas dan diluar kendali. Ada banyak musuh yang mengintai di mana-mana. Tentang identitas Arsenio yang sesungguhnya, aku yakin sudah banyak orang yang mengetahuinya. Dalam situasi ini, kita tidak boleh lengah karena sedikit saja lalai, maka musuh akan mudah menyerang." Alexander Guan menjawab, sekaligus berpesan dengan nada serius dan mimik wajah datar.Alexander Guan masih tetap pa
Read more
54. SUDAH BANGUN
Arsenio sudah membuka matanya sekitar dua jam yang lalu. Namun, masih terbaring lemas di ranjang. Tidak bisa banyak bergerak karena belum pulih sepenuhnya. Selang infus masih terpasang di lengan kanan. Sementara alat pernapasan sudah tidak terpasang. Perban masih melilit kepala Arsenio. Diganti setiap dua jam sekali. Gavin yang memerintahkannya. Gavin merasa bertanggung jawab besar untuk kesehatan Arsenio. "Apa saja yang sudah aku lewatkan?" tanya Arsenio duduk bersandar pada dinding ranjang. Ia sangat tidak nyaman jika berlama-lama tidur telentang."Tidak ada banyak hal yang terlewatkan, selain Elisha yang terus-menerus menelpon nomor Tuan Muda, kemarin malam. Pagi ini, Elisha sama sekali tidak menelpon," jawab Bastian menyebut nama nenek sihir itu.Posisinya sekitar satu meter dari ranjang Arsenio. Ia berdiri di sisi kiri. Mimik wajahnya datar seperti biasa. Tidak ada senyuman meski seujung kuku. Arsenio menyelengos, sangat malas mendengar nama wanita yang sangat dibencinya. Hubu
Read more
55. MISI BARU LEONARDO
PLAAAAAKKKKK ...PLAAAAAKKKKK ..."Dasar, bodoh! Bagiamana bisa kalian gagal, ah? Membunuh satu pria tua saja kalian tidak becus!" bentak Luke Mallory keras, sampai membuncah kan salivanya. Namun, ia tidak peduli. Emosi sedang tinggi-tingginya sekarang. "Beri kami satu kesempatan lagi, Bos. Kami akan ...."DOOOR ...DOOOORRRR ..Sebelum pria itu dapat menyelesaikan kalimatnya, Luke Mallory sudah lebih dulu melepaskan tembakan.Hanya berselang beberapa detik, dua anak buahnya langsung menghembuskan napas terakhir, tanpa bisa menyelesaikan penjelasan. Luke Mallory menembak tepat di bagian kepala dan dada. "Itu adalah hadiah bagi mereka yang gagal menjalankan tugas!" Luke Mallory menyelengos. Membuang pandangannya, merasa malas melihat anak buahnya yang tidak berguna."Hanya dia yang bisa melakukannya." Luke segera merogoh saku celana, kemudian mengeluarkan benda pipih itu. Menekan satu nama, pion berharga yang saat ini sedang berada jauh di sana.Sambungan telponnya pun terhubung.
Read more
56. USAHA MELOLOSKAN DIRI
TRING ...Arsenio yang masih terbaring lemas pun, dikejutkan dengan kemunculan layar notifikasi yang sudah lama ia tidak lihat. [Selamat! Kau berhasil menyelesaikan misi bermain Casino.][Hadiah yang kau dapat: 30 juta dollar. 50 pon Aksi dan 40 Poin Kemenangan.][Poin Kemenangan yang mau dapatkan, kurang banyak untuk mendapatkan senjata baru. Semoga beruntung dikemudian hari.][Hadiah sudah berhasil ditranfer ke rekeningmu. Maaf atas keterlambatannya karena ada gangguan pada sistem.][PERINGATAN! Kau harus segera menyesuaikan misi dalam waktu 48 jam. Jika, kau gagal melakukannya, maka kau akan mendapatkan hukuman.][Semoga harimu menyenangkan.]Notifikasi langsung menghilang, bersamaan dengan Arsenio menghela napas berat. Arsenio mendesis. Menunjukkan raut wajah kesal saat turun dari ranjang. Tanpa pikir panjang ia segera mengambil tindakan dan buru-buru melepaskan selang infus yang masih menempel di punggung tangan.Mencabutnya paksa, hingga membuatnya sedikit merasa kesakitan. Na
Read more
57. RENCANA ARSENIO
"Tuan Muda. Anda sudah datang?" Bastian menyapa dan membungkuk, saat jaraknya hanya beberapa meter dengan Arsenio. Arsenio berbalik badan dan tersenyum tipis. "Apa semuanya sudah siap? Bagiamana langkah selanjutnya?"***Satu hari sebelumnya."Bastian, di mana ponselku?" tanya Arsenio, duduk santai di ranjang sambil menghabiskan sarapannya. "Ponsel Anda, ada di tangan Tuan Alex. Ayah Anda sendiri yang memintanya kemarin. Maafkan saya, Tuan Muda," jawabnya terdengar pasrah.Arsenio melepaskan sendok serta garpu itu, "Aish, bagaimana bisa aku berkomunikasi, kalau ponselku disita seperti ini?" Kemudian mendesis kesal. Hampir saja ia melemparkan sendok beserta garpu itu, seandainya tidak bisa menerima situasi. "Ayah, tidak akan menemukan apa-apa dengan menyita ponselku. Tidak ada hal penting yang harus ia ketahui," rutuknya benar-benar jengkel."Mungkin, Tuan Alex, hanya ingin Anda beristirahat tanpa memikirkan pekerjaan dan yang lainnya." Bastian menimpali. "Tetap saja salah. Aku me
Read more
58. KEDATANGAN ARSENIO
Arsenio memasuki mansion. Bola matanya mengedar cepat. Memperhatikan sekelilingnya yang tampak sepi dan tenang. Saat di halaman depan pun, Arsenio tidak menemukan hal yang perlu diwaspadai. Pengamanan kali ini tidak seketat sebelumnya. Arsenio bisa merasakan adanya cela lebar di setiap area mansion.Bahkan anggota Setan Merah yang berjaga pun hanya beberapa orang saja. Tidak sebanyak di awal. Mungkinkah sesuatu terjadi, yang membuat Setan Merah pergi? Sekiranya itulah yang Arsenio pikirkan, sampai keningnya mengerut tajam. "Kamu kenapa?" tanya Malik heran, ketika mendapati Arsenio sedang celingak-celinguk.Arsenio menggeleng cepat. "Bukan apa-apa. Aku hanya sedang mencari Elisha. Mengapa dia belum keluar dari kamar," kilahnya sembari tersenyum kecil. Bersikap tenang, meskipun sedang berada di kandang macan. "Heum, aku akan minta pelayan untuk meminta Elisha cepat ...""Itu tidak perlu. Aku sudah siap!" seru Elisha dari lantai dua, sembari melenggang anggun menuju anak-anak tangga di
Read more
59. TAMU TAK DIUNDANG
Sebelum melanjutkan sesuatu yang bahagia di kediaman Malik. Mundur satu hari sebelumnya. Leonardo sedang berkendara dengan kecepatan tinggi di jalanan beraspal Apple Blossom City. Pikirannya kacau balau, seperti sampah yang berserakan di di pembuangan terakhir. Tiba-tiba ponselnya berdering. Leonardo memilih untuk tidak mempedulikannya. Berpikir mungkin anak buahnya yang sedang menghubungi atau mungkin Malik. Bisa jadi, wanita licik itu, Elisha. Deringnya berhenti, setelah beberapa saat. Leonardo masih enggan melirik benda pintar yang tergeletak begitu saja di kursi sebelahnya.Leonardo hampir melewati perbatasan Apple Blossom City dengan Mugger City. Lagi-lagi ponselnya berdering, kali ini dengan hembusan napas malas, Leonardo melirik benda pintarnya yang terus menerus bernyanyi itu.Leonardo langsung menginjak rem, ketika mendapati nama yang tertulis di layar pipih itu.'Big Bos'Leonardo menepikan mobilnya ke sisi kiri. Tepat di bawah terowongan, yang menjadi pembatas dua wilayah
Read more
60. UPGRADE SISTEM
"Berhenti!" Anindira berteriak dari kejauhan. Ia baru saja tiba di sana, begitu mengejutkan sekaligus mengguncang mentalnya, mendapati dua pria yang sangat berarti dalam kehidupannya saling berhadapan.Leonardo memejamkan matanya erat-erat, merasakan adanya gejolak berbeda yang sedang menyerang raganya. Apa lagi kalau bukan suara dari wanita yang pernah mengisi relung hatinya itu.Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh Around. Segera dia ingin melayangkan pukulan. Namun, sebelum tangan itu mampu mewujudkan keinginannya, Leonardo sudah lebih dulu menggenggam pergelangan tangannya. DOOOORRRR ...Leonardo melepaskan tembakan ke udara, lalu dalam hitungan detik dengan gerakan cepat dia memutar tubuh Around, sehingga posisi tangannya menekuk ke belakang. Menekan tubuh Around dengan sebelah kakinya. Sementara tangan yang satunya langsung menodongkan senjata. Alhasil, Around tak mampu berkutik. "Keparat kau, Leonardo!" Around mengumpat sambil meludahi wajah Leonardo. Emosinya memuncak lan
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status