All Chapters of Aku Tak Sebodoh yang Kau Kira : Chapter 21 - Chapter 30
73 Chapters
21
Meski wanita itu akan resign tapi aku akan mengejarnya, Aku tidak akan melepaskannya dengan mudah karena sejauh apapun wanita itu bersembunyi dia pasti akan menghubungi suamiku dan Mas Revan pasti akan mendatanginya kemudian mereka akan mengulangi dosa yang sama. Aku tak akan berhenti."Tolong biarkan saja dia pergi, jangan ganggu dia.""Kenapa tidak! Dia yang lebih dulu mengganggu suamiku dan keluargaku. Dengan sombongnya dia bilang kalau kau mencintainya dan dia pasti memenangkan hubungan ini. Dengan serakahnya dia pergi menemui anak-anak dan coba mendekati mereka. Dia wanita lancang yang ingin sekali kutampar. Andai ada orang yang ingin dia mati, akulah yang berada di daftar paling atas.""Ya Allah...""Jadi kau mengajakku duduk baik-baik seperti ini hanya untuk membela pacarmu?" Aku kembali mengulang pertanyaanku, mukena yang kupakai setelah sehabis salat magrib belum kulepas, seharusnya aku tidak perlu marah-marah."Tidak, bukan itu. Aku juga ingin membicarakan tentang keluarga
Read more
22
Rutinitasku selalu sama setiap pagi, bangun pagi dan salat subuh kemudian membersihkan kamarku lalu turun menyiapkan sarapan. Jika sudah selesai memasak maka aku akan membangunkan anak-anak lalu memandikan mereka dan membantu mereka merapikan seragam.Kami akan sarapan bersama lalu berpencar menuju aktivitas masing-masing. Suamiku berangkat dari pagi ke kantornya karena ada rapat internal antara auditor dan akuntan yang lagi lagi membahas tentang proyek dan korupsi, penyelewengan dana yang berhasil kuungkap. Dalam seminggu aku banyak sekali menemukan kejanggalan dan berhasil mengungkap semuanya. Aku berhasil menyingkirkan orang-orang yang tidak jujur dan para pegawai korup. Tapi hanya satu yang belum benar-benar tuntas, perkara si pelacur yang yang terus menempel pada suamiku. "Kau mau berangkat denganku?" Tawar suamiku sebelum pergi aku hanya memandang wajahnya menatap Apakah ia benar-benar tulus atau hanya formalitas saja menawarkan di depan anak-anak. Aku tersenyum lalu mengge
Read more
23
Entah kenapa tidak ada yang berani melawan perkataanku, usai mengancam seperti itu semua orang terdiam dan menundukkan kepalanya.Rapat pun berakhir, suamiku meminta untuk rapat dihentikan agar tidak semakin rusuh dengan pertengkaran dan perdebatan. Setelah orang-orang pergi, ras Mas Revan meminta asisten pribadinya untuk membayar seseorang agar tetap mengawasi mereka. Dia juga meminta agar orang-orang yang protes tadi untuk diawasi transaksi keuanganya, siapa tahu mereka memindahkan uang yang sudah mereka curi ke dalam bentuk aset lain. "Rupanya, kau mulai terpengaruh dengan tindakanku dan melakukan hal yang sama seperti yang kulakukan," ucapku pada suamiku."Ya, aku akan mendukung semua tindakan yang akan melindungi perusahaan," ucapnya yang pada akhirnya mengalah."Lalu kenapa wanita itu masih ada di sini?" tanyaku. Wanita berpakaian celana panjang dengan blazer hitam itu nampak terintimidasi dengan penampilanku yang lebih anggun dan elegan darinya. Aku menggunakan rok span cok
Read more
24
Ayah mertua mengatur perjumpaannya dengan gundik suamiku, dia membuat wanita itu tidak punya pilihan lain selain datang ke rumah mertua dengan sendirinya. Ayah memintaku untuk mengawasi dari ruang sebelah sementara dia sendiri akan bicara kepada wanita yang sangat terobsesi jadi menantu komisaris itu.Tak lama kemudian ailin datang, dia datang dengan gaun merah dan sepatu hak tinggi. Mengucapkan salam dan membungkuk kepada ayah mertua lalu ayah mempersilahkan dia duduk."Apa kau tahu kenapa saya mengundangmu?""Tidak Pak, tapi semoga itu baik.""Oh, tentu, apa yang kulakukan sebagai komisaris selalu atas niat yang baik, tapi tergantung sudut pandang orang yang menilainya," ujar ayah dengan santai. Lelaki bertubuh tinggi dengan garis wajah yang mirip-mirip Mas Revan, serta rambutnya yang keperakan itu, menatap Ailin dengan senyum penuh wibawa, sementara wanita itu sedikit heran dan gugup."Aku tau kau menjalin hubungan dengan anakku.""... tapi aku yakin kau sudah tahu kan kalau dia
Read more
25
Merasa diancam akan dicabut haknya sebagai ahli waris perusahaan dan namanya akan dicoret dari kartu keluarga membuat Mas revan terbelalak, dia tak percaya bahwa ayah bisa semarah ini padanya."Mas, jika ayahmu sangat marah dan kau terancam kehilangan segalanya maka sebaiknya kau ikuti saja perkataan beliau," ucap Ailien.Masa revan membingkai wajah kekasihnya dengan ekspresi sedih, mereka saling berpandangan mata, tatapan mereka bertautan dengan dalam, lalu mereka kemudian berpelukan. Aku yang menyaksikan itu dari balik kaca ruang koleksi musik ayah mertua, hanya menahan perasaan sakit dan kecemburuan di hatiku. Ya Tuhan, bagaimana bisa suamiku begitu tergila-gila pada kekasihnya tanpa memikirkan kalau dia sudah punya istri dan dua orang anak. Memang dimensi cinta antara keluarga dan kekasih itu berbeda, tapi tetap saja, seharusnya seseorang memprioritaskan keluarganya, karena keluargalah yang akan mengurus di saat-saat sulit dan sakit. Hanya keluarga yang paling mengerti keadaan d
Read more
26
Suamiku pulang pukul 09.00 malam, Entah kenapa dari jam 05.00 sore tadi, sejak aku meninggalkan dia di rumah ayahnya dia baru pulang jam segini. "Kau baru pulang?""Jika kau baru menyaksikan keberadaanku, maka itu artinya aku baru pulang. Kenapa kau banyak bertanya!" Dia membentakku sambil melepaskan pakaian dan melemparnya.Ah, dia benar benar bengis."Apa kau sudah makan?" Ku tanyai lelaki yang membuka lemari dan mengambil kaos baru kalau memakainya lagi. "Apa aku terlihat sudah makan? apa aku punya istri dan rumah lain yang bisa kugunakan untuk istirahat dan makan?" Dia menunjuk dirinya sendiri dengan mata melotot kepadaku. Aku hanya menggeleng pelan.Ingin kujawab kalau dia bisa saja pulang ke rumah pacarnya, tapi sudahlah, aku tidak akan memperpanjang pertengkaran, karena dia akan semakin membenciku. Aku sedang dalam tahap berusaha mempertahankan keluarga dan mendapatkan kasih sayang suamiku dan aku tidak ingin semua usaha itu gagal. "Apa yang kau tunggu, ambilkan makanan unt
Read more
27
Besok pagi.Aku terbangun dan melakukan aktivitas tanpa sedikitpun membangunkan Mas Revan. Biar saja, ntar dia akan terlambat atau panik ketinggalan waktu, aku tak peduli. Perlakuannya semalam benar-benar membuatku tidak habis pikir dan merasa seperti binatang saja. Aku diperkosa olehnya tanpa izin dan perlakuan yang baik."Ayo anak-anak kita berangkat Bunda akan mengantar kalian," ucapku begitu Kami bertiga selesai sarapan."Ayah bagaimana? Apa kita tidak akan membangunkannya ayah bisa terlambat!""Biar saja, ayah bisa mengurus dirinya sendiri."Kami naik ke atas mobil lalu, perlahan aku menyurutkan kendaraanku itu keluar dari garasi, kemudian meluncur pergi.*Tak mau sebenarnya diri ini pusing-pusing lagi tentang kelakuan suamiku dan cinta pertamanya itu. Juga tak mau terus membuat luka ini terlalu menganga, mengingat betapa kasar perlakuannya semalam ketika ingin menjamah istrinya sendiri. Dalam tuntunan Islam seorang suami saat mendekati istri, harus mendekatinya dengan lembut da
Read more
28
"Tunggu hei, apa yang kau rencanakan, kenapa kau begitu, aku akan mencabut tracker itu dari mobilku!""Seratus kali pun kau cabut, 100 kali lagi aku akan memasangnya."*Menjelang pukul 02.00 siang aku turun ke lobi utama untuk menyambut tamu yang datang dari Thailand, mereka telah melihat katalog dan portofolio pekerjaan kami, sehingga mereka tertarik untuk melakukan kerja sama dengan perusahaan kami.Perusahaan pembangunan dan kontraktor itu telah menguji kualitas produk yang kami ekspor, jadi mereka ingin kami jadi pemasok baja utama untuk setiap proyek yang mereka kerjakan. Kau sambut lelaki yang berbahasa Inggris itu, lalu staf ku membawa kami menuju ruang tamu yang khusus digunakan untuk menyambut tamu-tamu penting. Kujamu dengan baik dan kuajak bercakap-cakap tentang bisnis dan apa hal yang potensial digarap dalam masa penuh persaingan ini. Lelaki itu banyak bertanya padaku tentang sejarah perusahaan dan bagaimana cara kerja perusahaan kami sehingga bisa jadi unggul dan jad
Read more
29
Menjelang jam pulang,Sebenarnya aku belum makan siang karena begitu sibuknya menyiapkan acara dan menjamu klien dari Thailand tadi. Rasa lapar di perut ini semakin melilit ditambah setelah aku baru saja berdebat dengan Mas Revan.Aku pesan makanan lalu menunggu pesanan itu datang sambil memeriksa laporan keuangan. Pukul 02.30 sore, makanan itu datang, aku yang sudah tidak tahan lagi dengan rasa lapar langsung menyerbunya dan makan dengan lahap."Baru makan Bu?" tanya sari."Iya, saya lapar sekali.""Kenapa tidak pergi ke kantin atau pergi ke lounge istirahat khusus karyawan."Tempat yang dimaksud adalah tempat istirahat karyawan yang seperti taman indoor dengan lantai kayu dan desain yang cozy. Para karyawan bebas beristirahat, berbaring atau duduk dengan timnnya di tempat yang disediakan. Tempatnya nyaman dan dingin. "Jauh,di sini lebih cepat, aku juga ingin menyelesaikan tugas ini dan langsung pulang.""Baiklah, Bu."Tak lama setelah sehari kembali ke medianya mas Revan tiba
Read more
30
Untuk pertama kalinya kami semobil tanpa rasa terpaksa. Biasanya kami akan semobil di momen-momen tertentu, seperti pergi ke resepsi keluarga atau berkumpul di rumah ayah mertua. Untuk pertama kalinya lelaki itu berinisiatif untuk mengajakku semobil dengannya dan pulang bersama.Sebenarnya aku ingin bersorak bahagia tapi itu pasti terlalu norak. Seorang istri yang begitu mencintai suaminya pasti bahagia saat diajak pulang bersama, tapi mungkin bagi mas Revan itu hal yang biasa-biasa saja. Cenderung membuatnya tidak nyaman tapi ia harus melakukannya. "Aku senang kita pulang bersama setelah begitu seringnya aku dan kamu bertengkar dan bermusuhan.""Anak-anak pasti senang melihat ayah dan ibunya pulang bersama," jawabnya sambil menyetir. Di pergelangan tangannya melingkar jam tangan yang dihadiahkan ailin untuknya, dia dengan bangga memberitahuku saat itu. Sampai saat ini aku menyimpan kecemburuan, tapi apa dayaku, selain hanya bisa menghela nafas dan bersabar. "Kau ada modus apa ingin
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status