Ardika tidak memedulikan sekelompok orang ini. Dia mengalihkan pandangannya ke arah Clara, yang sekujur tubuhnya sudah gemetaran saking ketakutannya, lalu berkata, "Jangan takut, aku antar kamu kembali ke bangsalmu dulu. Kamu sedang sakit, perlu banyak istirahat.""Kak Ardika, ini salahku, aku sudah menimbulkan masalah untukmu. Jangan memedulikan aku lagi, cepat pergi ...."Clara terlihat menyalahkan dirinya sendiri. Walaupun suaranya gemetaran, dia tetap meminta Ardika untuk pergi terlebih dahulu, tidak perlu memedulikannya lagi."Apa yang kamu bicarakan? Aku yang memukul mereka. Apa mungkin hanya dengan aku nggak memedulikanmu lagi, mereka akan melepaskanku?"Sambil berbicara, Ardika menggandeng tangan sedingin es gadis itu, membawanya ke arah bangsal.Seorang petugas keamanan langsung menghalangi jalan dan berkata, "Tuan, kamu terlibat dalam perselisihan dengan Nona Winona, kamu nggak boleh pergi!"Ardika berkata dengan dingin, "Eh, siapa bilang aku mau pergi? Si Winona itu belum me
Read More