Semua Bab Perjanjian dengan sang Miliarder Tampan : Bab 11 - Bab 20
210 Bab
Bab 11. HAL BARU
Setelah menghabiskan waktu hampir 1,5 jam, Bastian pun kembali ke kantor, dalam perjalanan dia harus menahan diri agar tidak senyum-senyum sendiri, dia heran untuk yang pertama kalinya dia bisa bertahan 1,5 jam di pertokoan.Biasanya boro-boro belanja sendiri, nunggu orang belanja aja dia sangat malas.Kemudian Bastian meninggalkan barang-barang yang dibelinya di mobil, masuk ke ruangannya dan melihat jam, menghitung mundur sisa waktu hingga dia berjumpa dengan Almira.Tiba-tiba pintu terbuka dan Samuel menerjang masuk kemudian duduk di kursi di hadapan Bastian."Pernah dengar yang namanya ketuk pintu dahulu?" Tanya Bastian sambil menatap sahabatnya."Sorry." Samuel berkata sambil mengangkat wajahnya memandang Big Bos yang beberapa minggu ini luar biasa tidak sabaran, pasti saat ini wajahnya di tekuk.Tapi seketika Samuel terdiam, karena ternyata yang terpampang di hadapannya adalah wajah yang sedang berusaha menahan senyum, dan nyaris gagal menyembunyikan
Baca selengkapnya
Bab 12. HASRAT MENDERA
Bastian tidak sabar menunggu waktu berjalan, hingga akhirnya jam 5 sore pun tiba. Bastian berjalan keluar kantor sambil menelpon Almira."Hallo.""Ra, sudah di rumah?""Sudah, barusan.""Ok, aku meluncur.""Iya, hati-hati di jalan.""See you, bye."Kemudian Bastian meluncur, selama dalam perjalanan Bastian merasa sangat senang, seakan adrenalinnya sedang melompat-lompat.Setengah jam kemudian sampailah Bastian di depan rumah Almira, terlihat seorang pria, tanpa bertanya membukakan pintu pagar.'mungkin Almira sudah memberitahu kedatanganku, tapi harusnya jangan langsung dibuka tanpa memastikan, bukan?' batin Bastian.Melalui kaca mobil Bastian dapat melihat Binta dan Saras yang mengintip penuh rasa ingin tahu dengan mimik sangat lucu.Kemudian Bastian turun dari mobil, seketika Binta membuka pintu dan berlari mendapatkan Bastian."Daddy Binta datang....Daddy Binta datang....ye ye ye, ndong.. ndong." Binta merentangkan tan
Baca selengkapnya
Bab 13. GAIRAH YANG BESAR
"Oke, sekarang Mommy mau bantu mbak Ning dulu, Binta dan Saras main dulu ya." Kemudian Almira berjalan mendekati Bastian, dengan suara pelan seraya mendekatkan wajahnya, Almira menengadah dan berkata,"sorry."Bastian harus berusaha keras bertahan ditempatnya berdiri saat hatinya ingin merengkuh Almira yang sudah berada sangat dekat dengannya.Kemudian Bastian membelai wajah Almira dengan buku tangan kanannya,"Aku tidak keberatan mereka memanggilku daddy," tanpa harus berbisik suara Bastian terdengar serak dan sangat pelan."Jangan memberi anak-anakku harapan palsu, mereka sudah cukup menderita selama ini."Kemudian Almira meninggalkan Bastian yang seketika berjalan mengejar Almira sampai ke ruang tengah. Setelah cukup jauh dari anak-anak, Bastian menangkap tangan Almira dan membalikkan badannya, kini mereka berhadapan."Apa maksudmu harapan palsu? Aku sudah cukup lama mengejarmu, makin aku mendekat kau yang makin menjauh, Ra! Makin aku mengejar kau
Baca selengkapnya
Bab 14. MAKIN DEKAT
Sambil makan malam, Binta dan Saras berkicau dalam bahasa mereka, tidak menyadari om daddy dan mommy mereka yang berkali-kali saling pandang, kemudian Bastian ingat belum menurunkan hadiah yang dia beli."Siapa yang mau hadiah?""Hoyeeeeee .... Binta mau, Adek mau, Mommy mau, yeeeeee....""Kalau mau, harus makan sampai habis dulu, baru Om Daddy ambil hadiahnya."Mereka berdua tidak lagi berceloteh, tapi sekarang duduk manis dan berusaha cepat-cepat menghabiskan makanan mereka.Setelah habis, Bastian menyuruh sopirnya untuk membawa masuk hadiah-hadiah yang tadi siang dibelinya.Begitu sopir Bastian datang dengan membawa boneka super besar, kedua bidadari kecil itu melompat-lompat kegirangan.Almira sangat bersyukur melihat anak-anaknya senang, bukan karena hadiahnya walau dia tahu itu mahal, tapi lebih karena perhatian yang Bastian berikan buat mereka.Setelah makan malam, mereka pindah ke kamar anak-anak.Awalnya Bastian menolak untuk ikut mer
Baca selengkapnya
Bab 15. GAIRAH
Almira mungkin yang pertama mengerang tapi sebentar lagi kedudukan akan menjadi seri, dengan malu-malu Almira menjentikkan lidahnya yang langsung disambar oleh Bastian, hingga mereka berada dalam keadaan sangat panas."Ra... pertahananku sudah hampir habis, katakan stop maka aku akan berhenti, atau kita akan bersama malam ini, katakan pilihanmu Ra, cepat!!" Bastian berkata dengan napas masih memburu, hanya dalamnya rasa cintanya membuat dia masih mampu menahan hasratnya, dia tidak ingin merusak kemajuan yang sudah diperolehnya.Almira melingkarkan kedua lengannya di leher Bastian dan berkata,"stop!""Ohh...Ra, kau membunuhku! Kau rasakan itu? Adik paling kecil sudah bangun dan minta perhatian, Ra!"Bagaimana mungkin Almira tidak merasakan kalau mereka berpelukan begitu erat?Bastian mendekap kepala Almira dan membaringkannya di dadanya."Aku harus pulang sekarang, kalau tidak kita berdua harus tanggung akibatnya." Kata Bastian enggan."Terima kasih perh
Baca selengkapnya
Bab 16. CEMBURU BUTA
"Aku lihat sendiri, dengan mata kepalaku sendiri, dia itu sendirian belanja hadiah boneka barbie besar banget, trus arrrgghh, benci aku membayangkan bisa ada yang mempengaruhinya sebesar itu, sampai melakukan semuanya sendiri, uuhhhhh!" Miranda terlihat sangat marah saat bercerita kepada dua orang temannya."Sabar, ngomongnya jangan bikin kita bingung dong, kamu sendiri .. dia sendiri..mata sendiri.. santai dikit, biar gak darah tinggi lu." Juliana berusaha mendinginkan temannya yang memang sangat temperamental."Itu masih belum apa-apa, setelah membeli boneka itu dia naik ke lantai 8, lantai gue guys, terus dia masuk ke butik langganan gue, dan borong gaun, minta dikemas yang cantik, ihhhh benci benci benciiiiii gue ching!!" Kali ini Miranda berteriak sungguhan hingga menarik perhatian pengunjung cafe yang lain."Trus kamu gak nanya sama pegawai butik langgananmu itu? Dikirim ke mana semua pakaian yang dia beli?" giliran Victo yang mulai pingin tahu, dalam hati sudah
Baca selengkapnya
Bab 17. RESAH
Siang ini Bastian sedang mengadakan video conference dengan beberapa kolega bisnisnya, dia berusaha berkonsentrasi tetapi tetap saja bayangan Almira yang dikunjungi si Jack, lalu Almira yang menolak ajakan Bastian untuk makan siang, susah untuk ditepis.Bastian merasa Almira mencari-cari alasan yang ada rapat, yang menghindari keramaian, padahal kalau memang mau makan bersama kan bisa dicari solusinya(?)Akan tetapi Bastian tidak mendesak Almira karena dia berusaha menghormati keputusan Almira agar mereka berdua menjauhi keramaian sampai perceraian Bastian beres.Akan tetapi siang ini Bastian merasa gamang, karena dia tidak tahu pasti sejauh apa Jack tadi memaksa Almira.Coba kalau Almira menerima ajakannya makan siang, pasti dia sudah dapat informasi yang diinginkannya. Bastian kembali berusaha memusatkan perhatian pada video conference dengan kliennya, akhirnya walaupun tidak berkonsentrasi tapi Bastian berhasil menutup kesepakatan yang lumayan menguntun
Baca selengkapnya
Bab 18. KERINDUAN DAN GAIRAH
Bastian berpikir kenapa Almira repot-repot memasak makanan kesukaannya? Sebagai ucapan terimakasih?Bastian tidak ingin ucapan terima kasih! Bastian ingin Almira membalas perasaannya, kalau Almira punya setengah saja dari perasaan Bastian padanya, pasti Almira tidak akan menolak ajakan makan siangnya tadi."Kok jadi muram malahan?" tanya Samuel sambil makan dengan lahap."Sebentar, aku telepon dulu." Kemudian Samuel mengeluarkan ponsel terbarunya dan mulai menekan tombol lalu menempelkan ponselnya di telinga."Hallo selamat siang, bisa dengan Ibu Almira?""....""Ehm, sebenarnya ini penting, kalau tidak lama, saya tunggu aja.""Udah nggak usah nge-prank aku, nggak usah pura-pura telepon, makan lagi sono..habisin!" Sergah Bastian."Ini beneran Ibu Almira? Bu Almira mau nanya aja kenapa Bos saya hari ini muram?" lanjut Samuel dengan nada seperti paparasi.Bastian yang mengira dikerjain, menjawab perlahan,"gimana nggak muram, kalau kamu jadi
Baca selengkapnya
Bab 19. JANGAN BERMIMPI PERGI DARIKU
Bastian yang tidak yakin bahwa dirinya tidak akan melangkah terlalu jauh jika berada di dalam kamar, akhirnya menggendong Almira keluar menuju ruang bermain yang bersebelahan dengan kamar anak-anak."Bast, turunin ih, kalau sampai ada yang lihat gimana?" Almira berbisik di leher Bastian."Emang kenapa?" Bastian tidak dapat memberikan reaksi yang lebih baik karena keberadaan bibir Almira di lehernya membuat otaknya kacau."Kenapa harus pindah?" Kejar Almira yang lebih nyaman berada di ruang tertutup, nggak kebayang kalau sampai sopir atau pembantunya tahu. "Kalau kita di dalam terus, aku nggak yakin bisa berhenti, Ra." Bastian berusaha menjelaskan dengan benar.Kemudian sambil masih memeluk Almira, Bastian berbisik pelan,"aku sangat ingin membahagiakanmu Ra, membuatmu menyerukan namaku, hanya namaku dibibirmu saat kau mencapai puncak, tapi aku tidak ingin menjadi pria dangkal yang memanfaatkan kesempatan.""Jadi lebih aman kalau kita berada diluar kamar ti
Baca selengkapnya
Bab 20 RAHASIA BESAR
Jantung Bastian langsung berdebar mendengar kata 'rahasia yang besar' mungkin menurut Almira mumpung mereka sedang saling menumpahkan isi hati mereka, jadi dia ingin memberitahu sebuah perkara besar. Bastian menyiapkan dirinya, apapun yang terjadi, kalau ini tentang ayah Binta dan Saras, dia akan berdiri di depan, pasang badan bagi orang-orang tercintanya."Mantan suamimu? Ceritakan, Ra. Ceritakan semuanya," kata Bastian.Almira sangat kaget dan terharu, betapa Bastian yang menyangka dia adalah janda dengan dua anak, mau menerima mereka apa adanya, bahkan sangat mengasihi kedua keponakannya itu.'aku akan menceritakan status anak-anak yang sebenarnya, kemudian kalau sudah tidak jengah aku akan memberitahukan tentang kepolosanku, itu kalau aku mampu membuka mulutku. Membayangkan saja aku sudah malu setengah mati,' batin Almira. Bastian memperhatikan perubahan yang terjadi di wajah Almira dan Bastian merasa sungguh beruntung menemukan sosok dengan kepribad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
21
DMCA.com Protection Status