All Chapters of Berubahnya Istri Penyakitan Yang Dikhianati: Chapter 11 - Chapter 20
137 Chapters
Kejutan Untuk Mina
Selang beberapa hari usai menikah, Mina sudah mulai beraktivitas seperti biasa. Dia memang tinggal bersama Alby di rumah yang sudah disiapkan Alby. Rumah ini letaknya sedikit lebih jauh dari rumah Mina dan dekat dengan kediaman keluarga Alby.Pagi itu, Mina sudah bersiap dan tengah asyik menikmati sarapan pagi bersama Alby.“Apa kegiatanmu hari ini?” tanya Alby mengawali pembicaraan mereka.“Aku akan mulai aktif di kantor Papa seperti sebelumnya. Kamu sudah janji akan mengizinkan aku, bukan?”Alby mengangguk sambil tersenyum. “Iya, tentu. Aku hanya minta kamu sudah berada di rumah sebelum aku datang.”Mina menjawab dengan senyuman manis dan anggukkan di kepalanya. “Tentu. Aku akan mengabarimu jika datang terlambat.”Alby kembali menganggukkan kepala sambil terus menikmati makan paginya. “Oh ya, satu lagi. Aku sudah menyediakan mobil dan sopir untuk aktivitasmu. Aku tidak ingin kamu lelah,
Read more
Kehidupan yang Berbeda
“Mengapa Papa tidak minta persetujuanku lebih dulu saat mengangkat Bruno menjadi manager operasional?” sergah Mina bertanya.Ia berjalan cepat menyusul Tuan Yuka yang kembali lebih dulu ke dalam ruangannya usai meeting berakhir tadi. Tuan Yuka hanya menghela napas panjang sambil duduk di kursi kerjanya dan mulai menyalakan laptop. Mina masih ingat di kehidupan sebelumnya, Bruno memang membantunya di perusahaan itu. Namun, bukan sebagai manager operasional. Memang kali ini jabatan Bruno berada di bawahnya, tapi tetap saja jabatan yang dipegang Bruno saat ini sangat penting di perusahaan tersebut.“Maaf, Mina. Papa terpaksa melakukannya tanpa persetujuanmu. Ini terjadi karena Papa malu. Papa malu karena kamu membatalkan pernikahan dengan Bruno. Papa malu dengan keluarganya. Itu sebabnya Papa menjanjikan jabatan manager operasional untuk Bruno.”Mina mendengus kesal sambil menghempaskan pantatnya begitu saja di atas sofa. Ternyata kejadian h
Read more
Memperbaiki Kesalahan
“Aku juga mau dipeluk seperti itu, Sayang,” ucap sosok itu yang tak lain Alby.Mina sontak terkejut mengurai pelukan dan menoleh ke arah pintu. Suami gantengnya itu sudah berdiri di depan pintu sedang menatap ke arahnya dengan senyuman yang manis.“Selamat pagi, Papa!” sapa Alby sambil membungkukkan badan memberi hormat ke Tuan Yuka.Tuan Yuka hanya tersenyum menyambutnya.“Masuklah, Alby. Sebuah kehormatan bisa menyambut seorang pengusaha sukses macam kamu di sini.”Alby terkekeh sambil berjalan mendekat. “Papa tidak perlu bicara seperti itu. Bukankah aku sudah menjadi anak Papa juga sekarang.”Mina hanya terdiam sambil memperhatikan Alby dengan seksama. Kenapa juga Alby sangat jago berakting jika di muka umum. Dia seperti punya kepribadian ganda saja.“Apa yang kamu lakukan di sini?” bisik Mina lirih. Alby sudah duduk di sampingnya, itu sebabnya Mina berbisik di sebelahnya.
Read more
Pemain Profesional
“Apa aku mengganggu kalian?” tanya Alby.Mina langsung tersenyum begitu melihat suaminya masuk. Ia gegas berdiri dan berjalan menghampiri Alby. Lalu dengan manja bergelayut mesra di lengan Alby.“Tidak, Sayang. Sama sekali tidak mengganggu. Kamu sudah selesai bicara dengan Papa?” tanya MinaAlby tidak menjawab hanya tersenyum sambil terus menatap Mina. Mina membalas tatapan Alby dengan penuh cinta. Lama kelamaan dia mahir berakting mesra dengan Alby. Sementara itu Bruno hanya diam, melihat interaksi pengantin baru itu dengan sudut matanya.Mina melihat reaksi Bruno. Dia kembali mendekatkan tubuhnya ke arah Alby, bahkan tangan Alby ditarik agar merengkuh pinggulnya. Sepertinya Alby juga tak keberatan sama sekali. Bahkan sesekali pria tampan itu mengecup wangi rambut Mina.“Bukankah pembicaraan kita sudah selesai, Tuan Bruno. Anda bisa kembali ke ruangan,” imbuh Mina.Bruno tampak kesal dan bersiap pergi. Mi
Read more
Dimensi Berbeda
“Kita pulang, Pak,” ucap Mina.Pukul lima sore, Mina sudah keluar kantor dan langsung menuju mobil yang dikemudikan Pak Henry. Wanita cantik itu tidak lupa kalau hari ini akan menghadiri undangan makan malam bersama Alby.“Nyonya, apa Anda sudah tahu kalau hari ini ada undangan makan malam?” Pak Henry bertanya. Pria paruh baya bertubuh besar itu tampak sibuk mengawasi lalu lintas di depannya sambil melirik Mina melalui spion.“Iya. Tadi Alby sudah memberitahu. Jadi lanjutkan saja schedule-nya?”Pak Henry tersenyum sambil menganggukkan kepala kemudian sudah melajukan mobilnya membelah kemacetan lalu lintas sore. Selang beberapa saat mobil Pak Henry sudah tiba di sebuah butik. Ini adalah butik yang sama dengan yang didatangi Mina tempo hari saat pertama bertemu Alby.Mina gegas turun dan tak lama beberapa pegawai butik itu sudah menyambut. Selang beberapa waktu Mina sudah berubah penampilan. Dia mengenakan gaun mal
Read more
Penyelidikan Mina
“Aaah!!!” seru Mina.Dia terkejut saat membuka mata sudah mendapati dirinya berada di kamarnya. Dia juga sudah berganti baju tidur saat ini. Mina terjingkat dan duduk di kasurnya.“Bukannya tadi aku masih di mobil. Lalu siapa yang memindahkan aku ke sini? Alby?”Mina bermonolog sendiri dan terlihat bingung. Kemudian dia makin tercengang saat melihat sudah berganti baju tidur.“Masa Alby juga yang melakukannya.”Mina gegas bangkit dari kasurnya, berjalan cepat menuju pintu, keluar kamar dan kini dengan tergesa menuju kamar Alby yang berada di sebelah kamarnya. Tanpa mengetuk pintu, Mina langsung membuka pintu kamar Alby. Namun, yang ada dia malah terkejut sendiri.“ALBY!!!” seru Mina sambil menutup kedua tangannya ke wajah.Kali ini Alby memang sedang berganti pakaian. Dia baru saja melepas kemeja dan celananya sehingga hanya menyisakan boxernya saja. Alby menoleh ke arah pintu dan terkej
Read more
Kejutan Alby
“Kamu sedang menyelidiki aku, Sayang?” ucap Alby lirih.Sontak Mina terjingkat kaget, bahkan saking kagetnya dia hampir saja jatuh dari kursi. Wajah Mina merah padam dan kebingungan menyembunyikan rasa terkejutnya. Ia gegas berdiri dan menatap Alby dengan seksama.Alby hanya diam, berdiri bersedekap sambil melihat ke arah Mina. Sepertinya dia sengaja menunggu penjelasan Mina. Mina menghela napas panjang.“Maaf, Alby. Aku ... aku tidak bisa tidur tadi. Jadi ---““Aku tahu.” Alby memotong ucapan Mina dengan cepat. Tentu saja reaksi Alby itu membuat Mina terkejut. Alisnya terangkat keduanya melihat dengan seksama ke arah Alby.“Kamu tahu? Tahu apa?”“Kamu tengah kebingungan dan mencari tahu sesuatu yang sedang kamu tanyakan di otakmu, bukan?” Pelan Mina menganggukkan kepala, mengiyakan dugaan Alby. Kenapa juga Alby tahu apa yang dia lakukan? Apa dia cenayang bisa membaca pikirannya?
Read more
Mencoba Menahan
Alby terkejut dengan ulah Mina, tapi dia tidak menolak. Tangan Alby malah menarik tubuh Mina semakin dekat dan membalas pagutan Mina dengan intens. Setelah beberapa saat bagai tersadar, Mina buru-buru mengurai kecupannya dan mendorong tubuh Alby menjauh.“Maaf ... ,” lirih Mina bertutur sambil menundukkan kepala.Alby hanya diam. Menghela napas panjang sambil menyodorkan tisu ke arah Mina. Itu adalah kebiasaan Mina, selalu menyeka bibirnya usai berciuman dengan Alby. Mina melihat Alby dengan sudut matanya. Pria itu pura-pura tidak melihat, masih dengan tangan yang menyodorkan tisu. Tanpa bicara, Mina menerima tisu dan gegas menyeka bibirnya.Sepanjang perjalanan mereka hanya terdiam satu sama lain. Hanya saja Mina terus menyunggingkan sebuah senyuman di wajah cantiknya. Alby sampai sibuk menebak apa yang membuat istrinya sangat gembira hari ini. Apa kejutannya ini berhasil?Sementara itu Mina tampak sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia harus me
Read more
Tamu Tak Diundang
Mina tersenyum kesenangan sambil terus bertepuk tangan usai konser itu berakhir. Ia merasa lega saat tahu semua kejadian yang ada dalam konser ini sama persis dengan yang dia lihat di tayangan ulang kala itu. Mina semakin yakin kalau dia memang telah mengulang kembali kehidupannya. Mungkin ada beberapa hal yang beda dengan kehidupan sebelumnya dan Mina menganggapya sebagai akibat dari pergeseran waktu. “Aku tidak tahu kalau kamu sangat suka group band ini,” cetus Alby. Mereka sudah jalan beriringan pulang dari tempat konser menuju hotel. Mina hanya tersenyum sambil menganggukkan kepala. Ingin Mina jawab kalau dia pernah bersedih karena kehabisan tiket nonton konser ini di kehidupan sebelumnya. Namun, Mina yakin Alby pasti akan bingung nantinya jadi dia memilih diam saja. “Kita langsung pulang ke rumah?” tanya Mina kemudian. “Iya, dari hotel kita langsung ke bandara. Kamu tidak lelah, ‘kan?” Mina menggeleng dengan cepat-cepat. Dia bahkan ingin
Read more
Persaingan Dua Pria
“Sayang ... kamu bicara apa?” Alby kembali mengagetkan Mina.Mina tersentak, mendongakkan kepala melihat ke arah Alby yang berdiri di sampingnya.“Kamu tidak ikut makan siang?” Alby mengulang pertanyaannya tadi.Mina langsung menganggukkan kepala kemudian bangkit dan berjalan beriringan menuju ruang makan. Mina memilih duduk di sebelah kiri Tuan Yuka dan berhadapan langsung dengan Nyonya Jesica. Sementara Alby duduk di sebelahnya berhadapan langsung dengan Melan. Bruno duduk tepat di samping Melan kali ini.“Apa ada peristiwa penting hari ini hingga Mama mengundang tamu untuk makan siang?”Mina mengawali pembicaraan. Dia sangat penasaran dengan kehadiran Bruno. Memang sejak menikah dengan Mina di kehidupan sebelumnya, Bruno tinggal di rumah ini. Namun, ini kehidupan yang beda mengapa juga Bruno harus berada di sini dan ikut makan siang bersama pula.“Apa kamu lupa, Mina. Hari ini adalah hari ulang ta
Read more
PREV
123456
...
14
DMCA.com Protection Status