Semua Bab Berubahnya Istri Penyakitan Yang Dikhianati: Bab 21 - Bab 30
137 Bab
Tiga Kepala Berencana
“Apa cincinnya sangat cantik sehingga Tante begitu terpukau sedari tadi,” ujar Bruno.Pria berwajah manis itu sudah masuk ke kamar Melan menemui Melan dan Nyonya Jesica yang terus memuji keindahan cincin berlian hadiah dari Alby. Nyonya Jesica menoleh dan melihat dengan pandangan tak suka ke arah Bruno. Hal sama juga dilakukan Melan.“Kamu kenapa terlihat marah seperti itu. Wajar jika kami mengagumi cincinnya. Ini adalah cincin limited edition dan hanya beberapa saja di negeri ini,” sahut Melan.Bruno berdecak sambil menghela napas panjang melihat dengan kesal ke arah Nyonya Jesica.“Jadi Tante lebih suka hadiahnya dari pada hadiahku. Padahal aku yang lebih dulu memberi dan aku yang ingat kalau hari ini ulang tahun Tante.”Nyonya Jesica tersenyum dan menghampiri Bruno yang berdiri sedikit jauh dari mereka.“Bruno, jangan cemburu seperti itu. Memang hadiah dari Alby lebih indah dan lebih mahal, tapi T
Baca selengkapnya
Mata yang Bertemu
“HEH!!” Alby berseru sambil mengerjapkan mata melihat ke arah Mina dengan terkejut.Mina hanya tersenyum kemudian langsung melingkarkan tangannya ke pinggang Alby. Alby hanya diam mendapat perlakuan manis Mina kali ini.“Yuk, kita ke kamar!!” Mina menambahkan. Dia berlalu pergi dari kamar Tuan Yuka usai berpamitan.Tuan Yuka hanya tersenyum melihatnya. “Sepertinya kita akan segera mempunyai cucu, Ma.”Nyonya Jesica hanya tersenyum dengan tatapan aneh ke arah Tuan Yuka. Entah apa yang sedang dipikirkan wanita paruh baya itu, yang pasti ada banyak rahasia yang tersimpan dari sorot matanya.Mina dan Alby sudah berada di kamarnya. Mina langsung mengurai pelukan dan duduk menghempaskan tubuhnya di sofa dalam kamar itu.“Jadi ini kamarmu?” Alby bertanya sambil mengedarkan pandangannya.“Iya. Kamu pakai saja kasurnya. Aku akan tidur di sofa malam ini.” Mina berkata masih dengan napa
Baca selengkapnya
Teh Hangat dan Brownies Beracun
“Maaf, Tuan, Nyonya ... Bibi hanya mengantar ini,” ujar seorang wanita paruh baya sudah berdiri di depan pintu.Dia adalah salah satu asisten rumah tangga Mina. Sepertinya dia sudah mengetuk pintu terlebih dahulu hanya saja Mina dan Alby tidak mendengarnya. Mina segera mengangguk dan mengizinkan bibi itu masuk. Perlahan Alby menggeser duduknya dan kembali ke tempat semula sambil menyandarkan punggungnya.Usai meletakkan minuman beserta kudapan yang dibawa, bibi art itu undur diri berpamitan pergi. Mina hanya terdiam sambil melirik dua cangkir minuman hangat beserta beberapa kudapan di baki yang sudah diletakkan di atas meja di depan Mina. Mina jadi teringat dengan kehidupan sebelumnya. Dia tanpa sebab tiba-tiba sakit, bahkan lumpuh dan tak bisa bersuara. Bisa jadi itu semua terjadi karena dia kerap mengkonsumsi makanan dan minuman yang diberikan Nyonya Jesica untuknya.Mina melirik minuman hangat itu, asap panasnya mengepul ke udara seakan mengundang
Baca selengkapnya
Pemeran Wanita Terbaik
“Memang siapa yang bilang kalau kue dan teh ini beracun, Mina?” tanya Nyonya Jesica dengan ketus.Mina terdiam dan sedikit terkejut. Dia tidak tahu kalau ada Nyonya Jesica di dalam kamar Tuan Yuka. Nyonya Jesica berjalan menghampiri Mina kemudian berdiri di sampingnya.“Kenapa kamu diam, Mina? Katakan kepada Mama siapa yang melakukannya!!!”Mina masih membisu dan hanya melihat ke arah Tuan Yuka dengan tajam. Tuan Yuka tersenyum, menghela napas panjang kemudian bangkit dan menghampiri Mina.“Mungkin Mina salah bicara, Ma. Benar ‘kan, Mina?” Tuan Yuka sudah berdiri di samping Mina dan merangkul putri kesayangannya itu dengan penuh kasih.“Namun, Pa. Aku harus mencari tahu siapa yang membuat Mina hingga berkata seperti itu. Aku yang membuat browniesnya dan aku tidak mencampurkan apa-apa dalam rotinya. Apa sekarang Mina sedang menuduhku?”Nyonya Jesica tiba-tiba berkata seperti itu dan tentu
Baca selengkapnya
Black Scandal
“Apa ini yang Anda cari?” ujar sosok itu sambil menyodorkan sebuah botol kecil ke arah Nyonya Jesica.Nyonya Jesica mendongakkan kepala, mengerjapkan matanya berulang mencoba memastikan siapa yang sedang memberikan obat yang dia cari sedari tadi. Setelah beberapa saat, dia tersenyum lalu menyambar botol kecil itu. Membuka penutupnya lalu menenggak habis isi di dalam botol tersebut.Berangsur-angsur, Nyonya Jesica sudah lebih baik dari tadi. Bahkan sosok itu kini membantunya berdiri. Nyonya Jesica tersenyum sambil sibuk merapikan baju dan rambutnya. Mereka berdua sudah duduk di sofa dalam kamar tersebut kini.“Apa yang Tante lakukan? Tante sedang mencoba keampuhan racun itu?” tanya sosok di depannya yang tak lain Bruno.Nyonya Jesica mendengus kesal sambil meniupkan angin ke mukanya. “Gara-gara anak sialan itu. Aku terpaksa melakukannya, Bruno.”Bruno terkejut, alisnya mengernyit sambil menatap Nyonya Jesica penuh
Baca selengkapnya
Makan Malam Beracun
“Baguslah. Kalau begitu, kenapa tidak kamu katakan langsung saja ke orangnya. Kebetulan dia sedang berdiri di belakangmu saat ini,” ujar Alby dengan santainya.Seketika Melan terperangah kaget bahkan dia langsung membalikkan badan dan terkejut saat melihat Mina sedang berdiri di depannya. Kakak tirinya itu tampak tersenyum melihat ke arah Melan sambil bersedekap.“Tepat dugaanku, kalau kamu memang selalu iri padaku. Aku tidak kaget kalau kamu selalu merebut apa yang menjadi milikku, Melan.”Melan tampak gugup, manik hitamnya sudah berputar seakan sibuk mencari alasan untuk menyanggah pernyataan Mina.“Kak ... aku ... tadi hanya bercanda. Sekedar basa basi saja, mana mungkin aku akan merebut apa yang sudah menjadi milikmu.” Melan sudah bersuara kembali. Suaranya tampak gugup dan bergetar, terlihat sekali kalau dia ketakutan.“Tenang saja, Melan. Aku tidak akan marah, kok. Aku ikhlas dengan semua yang kamu la
Baca selengkapnya
Drama yang Gagal
“TANTE!!! Tante beri apa makanan ini? Apa Tante hendak ... meracuniku?” ujar Bruno.Ia tampak tersenggal, wajahnya memucat, matanya melotot dan tampak kesulitan bernapas. Semua yang hadir di ruang makan itu tampak panik. Lebih-lebih Nyonya Jesica, ia tampak kebingungan, hal yang sama juga diperlihatkan Melan.Mina yang duduk bersebrangan dengan Bruno hanya diam memperhatikannya. Alby dan Tuan Yuka juga kebingungan. Bahkan pria paruh baya itu sudah berjalan menghampiri Bruno.“Alby, cepat telepon ambulan!!!” pinta Tuan Yuka.Alby menganggukkan kepala dan gegas mengeluarkan ponselnya. Namun, belum tersambung ponsel Alby ke rumah sakit, tiba-tiba hal yang tak terduga terjadi pada Bruno.Pria berwajah manis itu tiba-tiba berdiri tegak dan tertawa terbahak-bahak seketika. Sontak semua yang hadir terkejut dan menatap Bruno dengan bingung.“Tidak perlu, Alby. Aku tidak apa-apa. Aku hanya bercanda tadi,” ujar Brun
Baca selengkapnya
Dugaan yang Salah
“Halo, Juan. Bagaimana hasilnya?” tanya Alby. Mina yang menguping di sebelahnya ikut mendengarkan dengan seksama.[“Tuan, saya sudah mendapatkan hasilnya.”]“Apa saja, Juan?”Juan tampak menghela napas panjang. [“Saya akan bacakan berdasarkan hasil lab-nya.”]“Oke, aku dengarkan.” Mina tampak menganggukkan kepala dan masih menempelkan telinganya di ponsel Alby.[“Berdasarkan hasil lab kue itu mengandung karbohidrat, protein, glukosa, chocolate dan sama sekali tidak disebutkan ada bahan yang mengandung racun di sana. Hal yang sama juga terdapat di teh. Hanya ada glukosa dan teh saja, Tuan.”]Mina terdiam kemudian perlahan mengangkat kepala menghindar dari ponsel Alby. Alby hanya diam melihat reaksi Mina.“Apa tidak ada yang lain, Juan?”[“Tidak ada, Tuan. Bahkan saya ikut masuk dan menunggu serta melihat prosesnya. Jadi rasanya tidak ada ya
Baca selengkapnya
Buket Bunga dari Pangeran Berkuda Putih
“SIAPA ITU?”  seru Bruno dan Nyonya Jesica berbarengan.Alby panik dan mengerjapkan mata berulang. Spontan Alby merunduk, menyamarkan tubuhnya. Ia takut tempat persembunyiannya ketahuan. Parahnya lagi, mereka akan mengganti rencana dan tentunya menyusahkan Alby untuk melakukan penyelidikan. Di tengah kebingungan, tiba-tiba Alby melihat seekor kucing berbulu putih melintas. Gegas Alby menggendong kucing itu dan melemparnya ke arah taman.“MEONG!!!” Kucing itu mengeong dengan keras karena terkejut dengan ulah Alby.“Kucing ternyata,” gumam Nyonya Jesica.Alby menghela napas panjang, perlahan bangkit dan melanjutkan perjalanannya menuju kamar. Alby tidak mendengar lagi apa yang dibicarakan Bruno dan Nyonya Jesica kali ini. Dia hanya berharap segera menjauh dari taman.Namun, lagi-lagi langkahnya terhenti saat seseorang secara tiba-tiba memeluknya dari belakang. Perlahan Alby menggerakkan kepalanya menoleh ke be
Baca selengkapnya
Bermain Siasat
“Dari pangeran berkuda putih,” gumam Mina lirih.Sontak semua yang hadir terkejut dibuatnya. Bahkan Bruno mengulum senyum mengejek. Hanya Melan yang tampak cemburu dan terus tersenyum sinis ke arah Mina. Mina makin bingung. Siapa manusia iseng yang mengirimi bunga sepagi ini untuknya. Mina belum menemukan jawaban saat tiba-tiba ponselnya berbunyi. Tanpa melihat siapa yang menelepon, Mina langsung mengangkat ponselnya.[“Kamu sudah menerima bunganya, Sayang?”] tanya suara di seberang.“Alby?? Kamu yang mengirim bunga?” seru Mina sedikit keras. Tentu saja suaranya kini menarik perhatian semua orang yang berada di ruang makan.[“Iya. Aku pangeran berkuda putih yang mengirimi bunga untukmu. Kamu suka?”]Mina tersipu malu dibuatnya. Kenapa juga Alby menyebut dirinya pangeran berkuda putih? Ini mengingatkan Mina dengan obrolan mereka beberapa waktu lalu. Wajah Mina sudah merona merah dan Tuan Yuka ikut ters
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status