Semua Bab Hantaran Diminta Kembali: Bab 41 - Bab 50
95 Bab
Bab 41
Hantaran Diminta Kembali Dengan langkah ringan Rizal keluar dari kantornya. Ia menyapa satpam yang membukakan pintu untuknya. Satpam baru itu tersenyum semringah seolah baru mendapat gaji lemburan karena mendapat sapaan ramah Bos besar. Jarang sekali pria nomer satu di kantor itu bisa menebar senyum ramahnya sepulang kerja. Padahal satpam itu sudah khawatir akan mendapat amarah Rizal setelah membiarkan Aiza memaksa masuk ruang kerja Rizal. Keramahan Rizal hari itu seperti membawa aura baik pada pegawai yang lain. Mereka merasa Rizal berbeda dan lebih ramah. Tak seperti biasanya, angkuh, dingin dan sedikit kejam saat ada yang melakukan kesalahan. "Yud! Aku pulang sendiri, kamu langsung jemput para pekerja itu,"ucap Rizal sambil membuka pintu mobil. Yuda mengangguk ramah dan segera beranjak menuju mobilnya. Mereka segera melaju menuju ke tujuan masing-masing. Rizal memasuki rumah yang tampak sepi. Ia segera menuju kamarnya. Rizal menghela nafas ketika melihat masih a
Baca selengkapnya
Bab 42
Hantaran Diminta Kembali Lila melirik Selvi yang menatap piringnya dengan nafas memburu. Lila merasa sedikit kasihan pada wanita itu. "Ayo, buka mulutnya!" ucap Rizal sambil mengarahkan sendok ke mulut Lila."Aku sudah kenyang!" kata Lila dengan tak enak hati. Ia melihat ke arah Selvi, tamunya yang terlihat tak bahagia itu. Tapi Rizal tak berminat menoleh ke sampingnya. "Mbak Selvi mau minum?"tanya Lila sambil menuang air dari pitcher ke gelasnya. Lila tersentak. Selvi tiba-tiba membanting garpu dan pisaunya di atas meja kaca itu hingga menimbulkan suara dentingan yang keras dan membuat semua orang tersentak. "Kamu ngapain, sih!" tegur Rizal dengan nada marah. "Kamu maunya apa? Kenapa kamu tidak memakan makanan dari aku?"Seru Selvi dengan nada marah, air matanya tampak menggenang. Lila pelan mengambil tisu dan melap mulutnya. Ia mulai salah tingkah melihat kejadian yang menegangkan di depannya itu. "Kamu mau memanasi aku dengan memperlakukan wanita itu istimewa, begitu
Baca selengkapnya
Bab 43
Hantaran Diminta Kembali "Aku sudah sembuh, kamu enggak usah khawatir!" ucap Lila dengan percaya diri. "Kamu seharusnya tidak perlu memperkerjakan banyak pegawai." Imbuh Lila lagi. "Jadi kamu mau aku memecat salah satu dari mereka?" tanya Rizal serius. "Enggak juga, tapi bagaimana, ya?" sahut Lila bingung menjawab sendiri pertanyaannya."Kamu tidak suka dengan mereka?"tanya Rizal menyelidik. "Enggak juga, mereka sepertinya baik dan masih muda, cantik-cantik lagi!" ucap Lila sambil menghempaskan tubuh di sofa itu. "Kamu pintar memilih pegawai, ya!" sindir Lila tanpa menatap Rizal. "Mereka pegawai yang direkomendasikan Yuda," sahut Rizal menegaskan bahwa para pekerja itu adalah pilihan Yuda. "Oo, i see," gumam Lila sambil manggut-manggut. "Apa Yuda ingin mendekati salah satu dari gadis itu?" tanya Lila setengah berbisik. "Meski saya jomblo, tapi saya tidak berniat menikahi asisten rumah tangga!" sahut Yuda datar. pria itu tiba-tiba muncul di ruangan itu."Sombong, kamu!" ci
Baca selengkapnya
Bab 44
Hantaran Diminta Kembalil Lila kembali berbaring. Matanya tak bisa terpejam, ucapan Rizal masih terngiang jelas di telinganya. Apa hukuman yang akan ia terima nanti? Apa Rizal akan mengadu pada orangtuanya? Lama merenung membuat Lila lelah, dan akhirnya Lila tertidur. Rizal merasa pegal, ia merubah posisi tidur. Bergerak dengan wajah sewot karena ia tak kunjung bisa memejamkan mata meski ia merasa sangat lelah. Rizal menoleh pada Lila, dengan nyenyaknya gadis itu tertidur bahkan sampai suara dengkuran halusnya yang terdengar. Rizal menatap gemasBisa-bisanya ia tidur nyenyak setelah dimarahi dan justru Rizal sendiri yang tak bisa tidur karena masih emosi. Rizal mengambil satu guling itu dan ia singkirkan sekenanya. Rizal menepuk pipi Lila"He, tukang tidur, bangun!" seru Rizal menepuk pipi Lila beberapa kali. Cepat Lila menepis tangan Rizal dan membuka mata dengan gelagapan. "Lap itu liurnya!" Seru Rizal kesal. Lila melap ujung bibir dengan tangannya. Gadis itu mengerja
Baca selengkapnya
Bab 45
Hantaran Diminta Kembali Lila menyisir rambut legamnya yang basah saat Putri mengetuk pintu kamarnya. Lila segera berdiri dari kursi yang menghadap meja riasnya dan beranjak untuk membuka pintu. "Non, ada tamu yang memaksa masuk ke dalam rumah," Lapor Putri dengan wajah tegang Lila melongok dari pintu kamarnya. Ia mendengar suara riuh antara Reni dan seorang perempuan. Mereka terlihat berdebat. Lila tergopoh mendekat. "Lepaskan tanganku, Babu!" Seru wanita itu sambil menghempaskan tangan Reni yang mencekal lengannya. "Ajari Babumu itu sopan santun!" seru wanita itu ketika melihat Lila mendekat. "Mereka bukan babu, mereka-"Ucapan Lila terpotong"Halah, sama aja!" Seru Selvi gusar. "Biarkan, Ren!" cegah Lila Reni yang masih terlibat waspada pada tamu yang datang pagi-pagi itu. Reni mengangguk dan segera beranjak keluar dari ruang tamu. "Aku ingin bertemu Mas Rizal!" ucap Selvi dengan melayangkan pandangan ke sekitar rumah. "Mas Rizal sudah berangkat," sahut Lila dingin
Baca selengkapnya
Bab 46
Hantaran Diminta Kembali Lila duduk di kursi malas itu dengan wajah masam. Ia merasa jenuh. Seharian kesibukannya hanya menonton televisi, scrool medsos sampai ia membuat semua akun medsos yang dulu tak pernah disentuhnya. Karena ia tak punya ponsel yang cukup canggih untuk mempunyai akun media sosial sebanyak itu. Tapi nyatanya Lila bosan, ia belum memiliki teman satupun. Ia akhirnya men-follow beberapa orang agar ia mendapat teman. Ia merasa menjadi orang paling kudet di dunia. Tak ada konfirmasi dari beberapa teman yang ia add meski Lila tahu ada tanda titik hijau di foto profil mereka. Lila menghembuskan nafas jenuh, ia meletakkan begitu saja ponselnya di atas meja kecil yang ada di sebelahnya. "Kenapa Bu Lila terlihat sewot?" Sapaan ramah itu membuat Lila seketika menoleh. "Mbak Aiza?"Seru Lila melihat orang yang berjalan mendekatinya. Lila segera beranjak dari malas dari anyaman sintetis itu. Ia mengamati Aiza yang berjalan mendekat ke arahnya. Wanita itu memang
Baca selengkapnya
Bab 47
Hantaran Diminta Kembali Lila mengikuti Aiza memasuki supermarket itu. Aiza sedang sibuk berbicara dengan ponselnya. "Mbak Lila nunggu di kantorku saja, ya, aku ada meeting sebentar!" ucap Aiza sambil menyimpan kembali ponselnya. "Maaf, aku lupa ada meeting mendadak hari ini," lanjut Aiza dengan wajah menyesal. "Tidak apa-apa! Mbak Aiza bekerja dulu, aku mau jalan-jalan dan belanja!"ucap Lila sambil tersenyum. Ia sudah cukup lega bisa keluar dan menghirup sejenak kebebasannya. "Maaf, ya. Jangan pulang dulu, nanti aku traktir makan, ya!" Seru Aiza sambil berjalan menuju kantornya. Lila mengangguk sambil melambaikan tangan. Lila memutuskan untuk berjalan-jalan sembari menunggu Aiza selesai bekerja. Ia menuju lantai dua. Ada pameran furniture dan tampak sebuah butik yang baru dibuka.Tampak rangkaian balon dan beberapa papan ucapan selamat terdapat di depan butik itu. Lila berjalan mendekati butik itu. Terlihat dua manekin yang memakai busana couple yang bagus dan anggu
Baca selengkapnya
Bab 48
Hantaran Diminta Kembali Lila melirik ponselnya yang terus berdenting, banyak notif masuk dari aplikasi biru. Ada banyak pesan di aplikasi birunya. LiIa mengambil ponsel dan memeriksa banyak notif yang masuk. Bahkan massager-pun ramai dengan pesan.Lila terkejut melihat postingan ada di berandanya. Lila merasa tidak membuat postingan apapun. Tapi di beranda itu ada yang meng-upload foto candid Lila yang sedang duduk di restoran itu. Tampak tas mewah Lila ikut terekspos. Di postingan yang lain, ada juga foto minuman dari cafe mahal itu. "Siapa yang membuat postingan ini?" tanya Lila terkejut.Ia menunjukkan ponselnya ke arah Rizal."Aku yang membuat!" sahut Rizal santai.Pantas saja tiba-tiba semua akun medsos-nya ramai. Ternyata semua ulah Rizal.Lila beralih ke aplikasi chating itu. Banyak nomer tidak ia kenal, mengirim pesan padanya.Lila memilih membaca pesan dari paling atas. Pesan dari sahabat dan satu-satunya teman dekatnya. "Lila, maaf aku memberi nomer ponselmu pada L
Baca selengkapnya
Bab 49
Hantaran Diminta Kembali Aiza keluar dari ruang meeting dengan tergesa. Ia menempelkan ponsel di telinganya. Aiza melangkah cepat menuju eskalator. Kakinya yang terjulur ke tangga ia tarik kembali. Ia melihat Lila dan Rizal berdiri berdampingan menuruni eskator. "Maaf, kau sudah selesai shopping ya rupannya?" tanya Aiza begitu Lila turun.Aiza melihat banyak paperbag di tangan Lila. "Iya, kami mau pulang," Jawab Rizal dengan nada datar. Membuat Aiza merasa bersalah. "Maaf, aku tadi yang ngajak jalan. Malah aku tinggal meeting!"ucap Aiza sambil memegang tangan Lila menunjukkan wajah penuh penyesalan. "Enggak apa-apa. Aku ditemani Mas Rizal, kok!"Jawab Lila sambil tersenyum. "Kami antar kamu pulang dulu, Za!" ucap Rizal menawarkan tumpangan untuk Aiza. Lila melirik ke arah Rizal. Ia tahu suaminya itu menyukai Aiza. Lila mencoba membaca mimik wajah Rizal saat bicara dan menatap Aiza. Tapi Lila kecewa tak melihat apapun di sana. Apa Rizal terlalu pandai menyembunyikan pera
Baca selengkapnya
Bab 50
Hantaran Diminta Kembali"Suruh saja Lila menjual tasnya buat modal usaha, Mas!" ucap Rizal sambil tersenyum jahil. Mas Heru dan Mbak Nita tertawa sumbang menanggapi ucapan Rizal. Mereka mengira adik iparnya itu sungguh-sungguh tak mau membantunya. Mereka masih belum menebak arti gurauan Rizal itu. "Kamu beli tas mahal, Li?" tanya ibu dengan tatapan tajam menyelidik. Lila yang masih terkejut itu tampak gelagapan. "Enggak, Bu. Ini tas-" sahut Lila bingung."Jangan-jangan kamu ikut-ikutan seperti mbak Selvi, ya?" omel ibu dengan nada ketus. "Wanita itu pernah membeli tas seharga 50 juta," seru ibu gusar. Bapak, mbak Nita dan Mas Heru seketika terlonjak kaget, mereka menatap Lila bergantian dengan tas yang tergeletak di meja itu. Mas Heru dan Mbak Nita tidak mengenal siapa Selvi, tapi mereka sudah shock mendengar harga tas yang dibeli wanita itu. "Enggak, Bu. Tas Lila hanya seharga motor matic saja!" Jawab Rizal enteng, tapi membuat seisi rumah sontak ternganga. Mereka percaya i
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status