Lahat ng Kabanata ng Posesif My Husband : Kabanata 21 - Kabanata 30
102 Kabanata
Chapter 21
Melihat Arsan yang tidak berdaya membuat Marren tidak tega meninggalkannya begitu saja. Maka setelah memastikan Arsan baik-baik saja dan menitipkannya pada pengawasan asisten rumah tangga yang memang mengurusinya sejak ia kecil. Marren merasa lega untuk pergi ke kampus. Pagi itu ia pergi kuliah dan mencari tahu tentang kerja paruh waktu kepada teman-temannya. Banyak informasi pekerjaan yang ia terima, namun beberapa di antaranya menginginkan pekerja seharian penuh. Kesibukannya akan kuliah dan mencari pekerjaan membuatnya melupakan tentang Arsan yang tidak muncul di kampus. Akan tetapi siang itu entah sengaja atau tidak, teman-teman Arsan duduk tidak jauh dari tempat duduk Marren saat mereka makan siang di kantin kampus dan pembicaraan mereka hanya seputar tentang Arsan. "Ke mana lagi si Arsan?'' ''Ah, kurasa dia kelelahan gara-gara semalam, hahaha..." "Kamu benar! Dia seperti orang gila! Yah, siap
Magbasa pa
Chapter 22
Mobil hitam mewah memasuki pelataran sebuah rumah mewah yang sangat megah. Marren turun dari mobil setelah pak sopir membukakan pintu untuknya. Walaupun Marren tidak menyukainya, namun kini ia harus patuh akan semua aturan yang telah ditetapkan oleh suaminya, jika ia tidak ingin para pegawai itu dipecat seperti yang sudah sudah karena melalaikan tugasnya, walaupun itu atas dasar permintaan Marren. Baru saja Marren akan menelepon Sang Mommy, ia tertegun saat mendengar suara cekikikan perempuan dari dalam kamarnya. Sesekali ada ledakan tawa dan pembicaraan manja, salah satunya adalah suara Pria yang sangat la kenal. Dengan menahan emosi Marren membuka pintu dengan kasar, hingga daun pintu itu membentur dinding dengan suara yang menggema di seluruh rumah besar itu. Dengan mengepal kesal, Marren berdiri di tengah pintu memandang Arsan yang tampak santai duduk di sofa miliknya. Lain halnya dengan wanit
Magbasa pa
Chapter 23
Arsan melepaskan pagutan bibirnya pada Marren, akan tetapi betapa terkejutnya wanita itu saat melihat kedua pergelangan tangannya terikat di depan dadanya. ''Arsan! Apa yang kamu lakukan?" pekik Marren dengan menahan kesal di dalam dirinya. la berusaha memukuli Arsan dan menggeliat agar bisa terlepas dari kungkungan tubuh Arsan yang menindihnya. Lalu dengan gerakan cepat Arsan menarik lepas kaos lengan panjang yang ia pakai dan langsung ia ikatkan ke wajah Marren untuk menutup kedua mata istrinya. Marren makin histeris tak karuan dengan menendang-nendangkan kakinya. ''Hei... hei... Tenang dulu...." bujuk Arsan yang tiba-tiba membuat Marren terdiam seolah memikirkan sesuatu. ''KAMU GILA! APA YANG KAU LAKUKAN? pekik Marren penuh amarah. Belum lagi tiba-tiba Arsan memosisikan kedua kaki Marren melingkari pinggangnya dan kedua lengan Marren kini terkalung di leher Arsan. Marren menggeliat kegelian saat Arsan memegang pinggangnya yang ramping. Arsan cekikikan di
Magbasa pa
Chapter 24
Maafkan Saya sayang karena sengaja. membuatmu marah. Tapi lain kali kalau marah jangan melemparkan ponselmu. Kamu bisa memukuli Saya sepuasmu. Tetapi jangan membuang ponselmu. Rasanya Saya bisa gila jika tidak bisa menghubungimu setiap saat. - Suamimu - Arsan Marren meletakkan sepucuk surat yang ditulis tangan oleh Arsan, wanita itu tersenyum membayangkan wajah Arsan saat menulisnya, la meraih kotak ponsel yang masih tersegel dan sebuah kartu GSM baru yang terletak di samping benda tersebut. Tumben, dia tidak membukanya lebih dulu, apa ini tandanya ponsel ini aman dari retasannya? Dan lagi entah kenapa dia tidak pernah membawa Saya berbelanja atau membiarkan Saya belanja sendiri? Oh iya, Saya baru ingat, Saya yang tidak pernah mau mengungkap hubungan Saya dengannya. Apa Saya salah? Lagi pula, semua ini hanya nikah kontrak kan? Dan sewaktu-waktu bisa saja semua kemewahan dan keindahan ini berakhir. Marren menghela napas dengan berat, seraya menyalakan ponsel barunya, wanit
Magbasa pa
Chapter 25
Menjelang sore, Marren yang sedang sibuk membereskan tugas-tugas kuliahnya itu dikejutkan oleh pemberitahuan Haura tentang kedatangan seorang Pria yang mencarinya. Dengan perasaan aneh dan heran ia menemui tamu misterius itu. Betapa terkejutnya ia saat melihat sosok Arthur berdiri di depan taman depan rumah. Dan kini Marren berhadapan di taman depan rumah berdua dengan Arthur. "Arthur? Apa kamu gila! Apa yang kamu lakukan di sini?" Marren terlihat panik dan berusaha menyeret Arthur menuju keluar pagar. "Aku ingin bertemu denganmu Ren, nomormu sejak kemarin tidak bisa aku hubungi. Tadi aku juga ke kampusmu, tapi kata teman-teman di sana, kamu sedang tidak ada jadwal kuliah, makanya aku terpaksa kemari. Ada apa? Aku sangat mengkhawatirkanmu Ren." Arthur menggenggam tangan Marren yang langsung di lepaskan oleh Marren dengan lembut agar tidak menyinggung Arthur."Pergi dari sini, Arthur. Saya mohon, Saya tidak ingin terjadi masalah denganmu" ucap Marren dengan panik. ''Ra, kumohon t
Magbasa pa
Charter 26
Pagi itu mereka terbangun dalam keadaan masih saling memeluk. Marren yang membuka mata terlebih dahulu dan menatap wajah Arsan yang polos dengan posisi miring menghadapnya. Marren tersenyum dan tanpa sadar ia menyentuh wajah tampan yang belakangan hampir selalu berhiaskan kemarahan.Marren memainkan alis tebal Arsan untuk dikerutkan saat ia marah, ia pun mengikuti dengan memasang wajah merengut yang menakutkan mengejek, Arsan yang ternyata diam-diam mulai tersadar dari tidurnya. Akan tetapi ia ingin menikmati cara Marren menyentuh dan memperhatikannya. Ternyata dia sangat tampan bahkan dalam keadaan muka bantal seperti ini. Walaupun menyebalkan dan pemarah tapi entah kenapa saya tidak takut padanya. Apalagi akhir-akhir ini Saya sudah hampir terbiasa dan tahu tabiat buruknya. Dan entah kenapa Saya selalu merasa kemarahannya karena cemburunya yang berlebihan. Marren meraba wajah Arsan dari alis tebal, hidung
Magbasa pa
Chapter 27
Marren membeku tidak bergerak, begitu pun dengan Haura yang menahan getaran di sekujur tubuhnya karena takut. Mereka berdua hanya bisa saling memandang dan berpegangan tangan saat suara Pria itu kembali menggedor-gedor pintu kamar tempat mereka bersembunyi. "MARREN! BUKA PINTUNYA!'' Keduanya diam membeku. Lagi-lagi teriakan Pria itu terdengar disertai suara gedoran pintu. Marren memberi kode pada Haura untuk bersembunyi di dalam lemari, walaupun menggeleng menahan air mata gadis belia itu terpaksa mematuhi perintah majikannya. Dengan langkah tanpa suara Haura berjinjit dan memasuki lemari yang menimbulkan suara tanpa bisa dielakkan. Mau tidak mau married terpaksa membuat kegaduhan untuk mengalihkan suara itu. ''SIAPA KAMU? CEPAT PERGI!" balas Marren dengan lantang, la tidak bisa memastikan itu benar suara Arland atau bukan. BRAK! Marren tersentak kaget bukan kepalang, karena ia mendengar suara riuh renda
Magbasa pa
Chapter 28
"Arthur... Ini... Ini tidak seperti yang kamu pikirkan!" Marren berusaha berontak dari kuncian Arsan, sementara wajah Arthur begitu muak melihat pemandangan yang vulgar di hadapannya. "Lalu apa penjelasanmu, Ren?" Arthur menatap dengan wajah terluka. "Apakah ini tidak cukup menjelaskan semua yang terjadi? Ah, jangan bilang kamu ingin menyaksikan sampai puncaknya?" Arsan terkekeh, "Baiklah, silakan saja, asal jangan mengganggu aktivitas kami ya, Anak Muda!'' Belum sempat Marren ataupun Arthur memprotes dengan cekatan Arsan mencumbu leher Marren yang memang merupakan kelemahan istrinya. Marren spontan mengerang dan menggelinjang tidak karuan. "Aaahhhnnnn... Arsaaaan... Tung.... aaaahhh!" pekik Marren terlontar begitu saja. Melihat reaksi Marren yang di luar dugaannya, membuat Arsan makin mempermainkan wanita yang ada dalam kungkungannya itu. Dengan amarah yang sangat membuncah, Arthur membanting
Magbasa pa
Chapter 30
Kali ini Arsan yang terbangun lebih dulu dibandingkan Marren. Wanita itu tampak sangat kelelahan karena digempur tanpa henti oleh arsan sepanjang malam itu. Arsan menatap wajah lelap istrinya yang masih meninggalkan rona kemerahan di wajahnya yang cantik memesona, lalu mengecup lembut bibir ranumnya yang masih membengkak karena ulahnya. "Kenapa sekalipun kamu tidak menyebut nama si bongsor saat kita bercinta semalam? Apa memang benar apa yang kamu katakan? Dan baru semalam kamu menjawab pernyataan cinta Saya. Apa itu benar?" gumam Arsan bertanya-tanya seraya menikmati wajah wanita yang ia sukai sejak mereka masih kanak-kanak. Arsan menutup kelopak matanya cepat-cepat saat ia melihat alis dan mata Marren bergerak-gerak. Dan benar saja tidak berapa lama kemudian, terdengar desahan manja terlontar dari bibir Marren. Wanita itu menggeliat bahkan sebelum membuka matanya dengan benar. la tampak terkejut karena melihat posisi tidurnya dipel
Magbasa pa
Chapter 31
Marren berusaha mengejar Wira yang berlari menjauh, hingga beberapa meter ke depan, Maret berhasil menghentikan langkah Wira dengan memeluknya dari belakang. Gadis itu bergetar menahan air mata kesedihan dan kekecewaannya pada Maret. "Wira... Please... Saya mohon dengarkan penjelasan Saya lebih dulu. Saya mohon... Setelah itu kamu boleh membenci Saya, kamu boleh menjauhi Saya!" Marren melonggarkan pelukannya karena tidak merasakan perlawanan Wira."Saya pikir kita ini sahabat baik. Saya pikir Saya adalah satu-satunya sahabat yang kamu punya? Tapi lihat, peristiwa sebesar ini kamu simpan untuk dirimu sendiri? Kamu anggap saya apa, Marren?" Wira menatap Marren dengan nyalang sambil terus berderai air mata. "Wira..." Marren hanya bisa terisak. "Kamu baru muncul hari ini, kamu pikir berapa lama Saya mendengar gunjingan-gunjingan itu? Entah! Entah berapa hari tapi Saya merasa sudah berbulan-bulan mendengar ini semua tanpa tahu ap
Magbasa pa
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status