All Chapters of Pernikahan Kontrak Dengan Mantan Pacar Egois: Chapter 21 - Chapter 30
36 Chapters
BAB 21 : LET'S TALK BAG.1
Setelah makan malam, Safira memilih untuk langsung masuk kamar karena ibu mertuanya pun juga istirahat setelah minum obat.Di meja makan tadi, Bima menyinggung tentang ide Safira yang rencananya akan tinggal di sini setelah Tante Nina dioperasi. Wanita itu menyetujui, malah terlihat sangat senang karena Safira mengeluarkan ide itu.Namun yang tak disangka oleh Safira, Tante Nina malah bertanya begini.“Kalau kalian jagain Ibu, emangnya kalian nggak ada rencana bulan madu gitu? Ini sudah hari ketiga pernikahan kalian tapi kok Ibu lihat-lihat kalian malah sibuk sendiri-sendiri ya?”Astaga. Kenapa Safira tak berpikir sejauh itu ya? Bukankah harusnya mereka berpikir untuk setidaknya pura-pura saja menjalani bulan madu agar pernikahan mereka terasa lebih ‘real’?Dalam suasana canggung tadi, tak seperti Safira yang gelagapan Bima justru santai menikmati malamnya. Lusi yang juga ikut makan malam bersama mereka pun malah meliriknya, seperti ikut menunggu jawaban dari pertanyaan sang ibu.“Adu
Read more
BAB 22 : LET'S TALK BAG.2 (CEMBURU?!)
“Ternyata lo tuh nggak berubah ya?”Perkataan Bima sontak membuat Safira merubah posisinya menjadi duduk. Ia menatap ke arah Bima, meskipun tak bisa melihat jelas bagaimana ekspresi pria itu sekarang karena kurangnya cahaya. Ia berpikir, apa maksud dari kalimat ‘ternyata lo tuh nggak berubah ya?’ dari mulut pria itu tadi.“Maksudnya? Emang kamu tahu maksud dari ucapan adik kamu itu?”“Selain sahabat Lusi, jangan lupa kita juga pernah pacaran, Safira.” Bima tergelak pelan. Ia melirik ke arah Safira yang ternyata sudah duduk menghadap ke arahnya. Karena tak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, Bima turut duduk. Bima duduk bersandar di kepala ranjang. Sedangkan Safira duduk bersandar di kepala sofa. Sehingga kini keduanya duduk saling berhadapan karena letak sofa memang ada di bawah ranjang.“Apa sih kok jadi ke situ? Nggak jelas.” Safira jadi sewot sendiri karena tiba-tiba Bima mengatakan itu. Bima menahan tawa.“Ah pokoknya gitu. Lo sama Lusi emang harus bicara—”“Ya aku tau, cum—”“Tung
Read more
BAB 23 : LET'S TALK ABOUT US
Tiga hari setelah pembicaraan di kamar rumah Bima, Safira tentu saja berusaha untuk bersikap seperti biasa. Sesuai kontrak. Meskipun kadang ia ingin bicara lebih banyak dengan pria itu, dengan sekuat tenaga ia berusaha menahan niatnya.Nah untuk melakukan itu, Safira terus menghindar agar intensitas pertemuannya dengan Bima semakin berkurang. Ia akan pergi sebelum pria itu bangun dan pulang saat malam tepat ketika Sky’s tutup. Dan sepertinya Bima juga tak keberatan soal ini. Pria itu terkadang juga pulang saat larut, Safira tahu ketika ia melihat Bima baru sampai di rumah sekitar pukul sebelas malam.Seperti biasa, pagi ini Safira pergi tanpa bertemu dengan Bima. Ia pergi setelah membuat sarapan yang akan ia makan di perjalanan. Setelah menikah, justru ia semakin sering ke Sky’s karena ia nyaris setiap hari pergi ke sana dan membuka toko sendiri dan lebih awal pula. Padahal biasanya, hanya hari Senin dan Rabu ia pergi ke Sky’s atau hanya ketika ia sedang gabut di rumah (biasanya ketik
Read more
BAB 24: LET'S TALK ABOUT US 2
Ini pertama kalinya Bima masuk ke kamar Safira semenjak pernikahan mereka. Wanita itu duduk di depan cermin, sepertinya yang dikatakannya tadi Safira sambil mengeringkan rambutnya dengan hair dryer. Sedangkan Bima duduk di ranjang queen size milik wanita itu, menghadap persis ke punggung Safira. Meskipun sebenarnya dia dan Safira masih bisa melihat wajah satu sama lain dari cermin.Itu tidak masalah.“Oke. What do you want to talk about us?” tanya Safira to the point. Ia tak ingin berlama-lama berdua di kamar dengan Bima. “Em … makasih ya lo udah bawain gue roti dari Sky’s. Padahal gue cuma bercanda lho tadi pas bilang gitu.” Bima nyengir, dan Safira bisa melihat itu. Ia tersenyum tipis.“Kalau dipikir iya juga. Kita ketemu lagi udah hampir tiga bulanan dan aku sama sekali belum ngasih tahu ke kamu sedikit tentang usahaku. Ya meskipun aku tahu kamu pasti sedikit banyak udah tahu, kan?”“Ya gue juga nggak ngasih tahu secara langsung ke lo soal kerjaan gue, kan? Jadi gak masalah sih.”
Read more
BAB 25 : KEEGOISAN
Bima terperenyak. Apa yang keluar dari mulut Safira berhasil menyentil hati kecilnya. Serakah? Tidak meminta lebih?Sebenarnya apa yang sudah kamu lakukan Abhimana? Harusnya, ketika kamu membuat kesalahan, yang kamu lakukan untuk pertama kali adalah meminta maaf.Harusnya, ketika kamu sudah diberikan bantuan maka yang kamu lakukan adalah mengucapkan terima kasih.Bukan malah seperti ini.Menganggap semuanya baik-baik saja dan malah meminta lebih pada sesuatu yang harusnya kamu tahu kalau itu tidak mungkin.Hubunganmu dan Safira sudah tak seperti dulu, harusnya kamu sadar hal itu, Abhimana.Pria itu seperti disadarkan oleh sesuatu di dalam dirinya. Perkataan Safira benar-benar berhasil menampar seorang Abhimana.“Harusnya kamu nggak bilang gitu. Harusnya kamu … jaga omongan kamu,” ucap Safira lagi. Dia menatap Bima putus asa. “Kamu sadar nggak, selama ini aku bahkan nggak tanya alasan kamu pergi. Selama ini aku bahkan diem-diem aja padahal sebenarnya banyak yang mau aku tanyain ke k
Read more
BAB 26 : KILAS BALIK KENANGAN PAHIT
Saat Safira bangun, keadaan rumah Kanin sudah kosong karena memang waktu sudah menunjukkan pukul sembilan pagi. Sahabatnya itu pasti sudah ada di kantor sekarang.Tak ingin berlarut dengan kejadian semalam, seperti rencananya hari ini Safira akan menyibukkan diri dengan jalan-jalan. Seperti me time sebentar.Setelah bersiap dengan pakaian santai dan sepatu kets, Safira mengemudikan mobilnya ke tempat yang sekiranya ia bisa menenangkan diri. Perpustakaan adalah pilihan pertama.Sudah lama ia tidak pergi ke perpustakaan. Mungkin terakhir kali saat dirinya masih kuliah. Tanpa sadar, Safira menghabiskan waktu di sana selama dua jam. Wanita itu hanya membaca buku-buku fiksi yang bisanya dibaca oleh Kanin. Ya, di antara mereka hanya Kanin lah yang paling suka membaca. Apalagi novel. Dalam sebulan Kanin bisa membaca lebih dari sepuluh judul novel ketika masih berkuliah dulu. Kalau sekarang, mungkin sudah berkurang karena Kanin sudah sibuk dengan pekerjaannya yang tak jauh-jauh dari hobinya
Read more
BAB 27 : MAAF
Jika Safira memutuskan minggat dari rumah untuk pergi ke rumah Kanin, maka Bima tetap memutuskan untuk tetap tinggal di rumah. Seperti laki-laki itu menunggu wanitanya untuk pulang daripada ikut-ikutan kabur tanpa menyelesaikan masalah.Bima sepenuhnya sadar, bahwa ia sungguh salah di sini. Namun kesulitannya untuk mengucapkan maaf untuk saat ini bahkan untuk lima tahun lalu sangat luar biasa. Di satu sisi terkadang ia tidak merasa bersalah sama sekali padahal ia pergi begitu saja dan memutus hubungannya dengan Safira secara tidak baik karena bagaimanapun ia memiliki alasan yang menurutnya baik di baliknya. Namun di sisi lain ia juga merasa bersalah karena pada akhirnya dia tahu bagaimana menderitanya Safira selama ini karena perbuatannya.Waktu menunjukkan pukul sepuluh malam ketika ponsel Bima berbunyi. Pria itu sedang duduk di balkon kamar dengan segelas cokelat hangat. Tubuhnya sungguh menggigil dan pegal-pegal setelah kemarin tidur di mobil dengan jendela terbuka di dekat pantai
Read more
BAB 28 : SETELAH SEMUA BENAR-BENAR SELESAI.
Keesokan harinya, Bima dan Safira memutuskan untuk pulang ke rumah karena nanti malam mereka harus sudah berada di rumah orangtua Bima. Perasaan mereka sudah cukup lega sekarang karena pembicaraan semalam membuat hubungan mereka membaik. Semalam mereka juga tidur dalam ruangan yang sama, karena Safira tidak mungkin meminta pada Kanin untuk menyiapkan satu kamar kosong lagi untuk Bima. Meskipun Bima sudah menawarkan bahwa ia akan tidur di sofa saja, tetapi Safira melarangnya. Bagaimanapun semalam mereka menumpang di rumah orang lain.“Sebelum ke rumah Ibu, kita ke rumahku dulu ya, Bim,” kata Safira ketika ia tengah mengenakan sabuk pengaman. Tanpa membantah, pria di sampingnya itu mengangguk.“Soalnya semalam sebelum kamu datang, ibuku telepon nanya-nanya soal ibu kamu,” ucap Safira lagi.“Oke. Kita sarapan di mana abis ini?” Bima balik bertanya.“Pengen bubur ayam,” ucap Safira. Mobil Bima sudah melaju di jalanan. Karena hari ini weekend, jalanan lumayan lengang tak seperti biasanya k
Read more
BAB 29 : SAFIRA SAKIT
Meskipun perkataan Safira cukup menusuk hatinya, namun Bima berusaha untuk terlihat bahwa dia sama sekali tak terpengaruh oleh kalimat itu.Seperti kalimat itu memang pantas untuk dikatakan oleh Safira. Bagaimanapun dia sudah bersalah, dan berharap Safira akan selamanya di sisinya itu adalah kenyataan yang tidak mungkin terjadi.Bima dan Safira pulang ke rumah saat hujan sudah mereda. Hanya tersisa gerimis, dengan langit yang masih saja mendung. Cuaca semakin dingin sampai Safira mengenakan selimut yang selalu Bima simpan di mobilnya.“Kalau ngantuk tidur aja, Fir. Kalau udah sampe, gue bangunin,” kata Bima di sela-sela ia menyetir. Ia bisa melihat Safira seperti sedang mengantuk karena sejak tadi hanya menyenderkan kepalanya di jendela mobil.Safira hanya berdeham menanggapi ucapan Bima.“Bangunin ya, Bim. Aku dingin banget nih, ngantuk juga.” Safira merasa tubuhnya aneh. Padahal tadi ketika di rumah ia baik-baik saja. Merasa sehat-sehat saja. Namun saat ia masuk ke mobil, tubuhnya s
Read more
BAB 30 : TENGAH MALAM
Safira terjaga dari tidurnya sekitar pukul setengah dua belas malam. Keringat membanjiri seluruh badan, kepalanya sudah tidak sesakit tadi namun badannya tetap terasa sedikit ngilu di beberapa titik.Safira mengambil ponselnya yang tadi Bima letakkan di atas nakas sebelah tempat tidur. Ia mengecek beberapa notifikasi pesan dua dari Lusi dan satu dari Kanin.Yang pertama, Safira membuka pesan yang dikirim oleh Lusi. Tak ia kira ia akan menerima pesan dari sahabat sekaligus adik iparnya itu.Lusi :Sakit apa?Kata ibu, lo gak usah khawatir. Ke sini pas abis operasi aja gak apa-apa.Senyum Safira terukir. Meskipun Lusi terlihat sangat membencinya, tak ia kira dia masih dipedulikan. Persis seperti Lusinya yang dulu.Anda :Demam aja, Lus. Tapi udah baikan.Iya, salam buat ibu ya.Sekarang, pasti ibu mertuanya sudah beristirahat di rumah sakit. Bima bilang besok operasinya dimulai sekitar pukul delapan pagi. Dari sini Safira berdoa semoga semuanya berjalan lancar dan ibu dari Bima serta Lu
Read more
PREV
1234
DMCA.com Protection Status