‘Apa itu? Jangan-jangan bocah itu masih belum mati?’Dengan ekspresi kesal, Arlot melambaikan tangannya. Angin kencang tiba-tiba bertiup, menyapu bersih semua asap dan debu, perlahan-lahan menampakkan pemandangan di pusat ledakan. Di sana, terlihat sebuah kawah yang aneh. Lebarnya sekitar tiga meter, dengan dasar dan sisi yang halus seperti mangkuk, seolah-olah sebuah bola baja raksasa baru saja ditekan ke dalam perut gunung.Dan di dasar kawah itu, sesosok bayangan berdiri. Berlumuran darah dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Ternyata tidak mati?!" seru Arlot, matanya membelalak tak percaya."Hari ini," sebuah suara terdengar dari dasar kawah. Suara itu dingin, datar, dan kosong dari emosi apa pun. Nathan masih menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya dalam bayang-bayang. "Salah satu di antara kita, harus mati."Kata-kata itu, meskipun diucapkan tanpa nada, membuat hati Arlot tanpa sadar bergetar.Perlahan, Nathan menyeka darah kental di wajahnya dengan punggung tangannya. Di
Last Updated : 2025-08-05 Read more