"Selamat pagi, Pak Azkara, perkenalkan, saya widyanto, asisten pribadi Pak Jovan," pria muda itu mengulurkan tangan sambil tersenyum ramah "Eh, iya, saya Azkara," Azkara gugup menyambut ukuran tangannya dengan ragu, merasa bingung memilih menyalaminya atau menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada seperti bersalaman dengan yang buka marham. Ini karena karena ia tak pernah bersalaman akrab dengan orang-orang dari kalangan berada. Azkara merasa minder sendiri. "Silahkan masuk, Pak, Pak Jovan sudah menunggu." Widiyanto membuka pintu lebar-lebar mempersilahkan Azkara masuk ke ruang megah. Azkara tertegun di depan pintu. Begitu pintu terbula lebar, ia dapat melihat sebuah ruangan CEO yang mewah dengan perabotan berkelas. Tata letak perabotan dan desain interiornya menunjukkan jiwa seni yang tinggi. Di belakang meja kantor berukuran besar dengan setumpuk dokumen dan laptop serta tulisan CEO bertengger di atasnya, duduk seorang pemuda seusianya yang hampir tak dikenaliny
Last Updated : 2025-05-20 Read more