Tiga puluh menit sebelumnya. "Apa kau bilang?!" tanya Kayn dengan nada marah sekaligus terkejut setelah mendengar ucapan dari Rainon. Rainon menatap Kayn dengan ekspresi datar. Ia sama sekali tidak terlihat takut atau tegang meskipun baru saja dibentak oleh Kayn. "Saya hanya jujur, Tuan. Maaf jika perkataan saya sudah keterlaluan," ujar Rainon. Kayn menghela napas, memegangi kepalanya, dan memejamkan matanya. "Aku benar-benar bisa… gila." "Anda memang sudah gila, Tuan," balas Rainon cepat. Kayn membuka matanya perlahan, terdiam sesaat, lalu menatap Rainon dengan tatapan sayu. "Kau benar, Rainon. Aku… sudah gila. Sesaat. Terima kasih sudah jujur," ujar Kayn. Rainon terheran-heran dengan respons Kayn, lalu terkekeh pelan. "Tuan ini ada-ada saja, ya…" Kayn kembali duduk di kursi kerjanya, memegangi kepala, dan memijatnya perlahan untuk membuat pikirannya sedikit rileks. "Sudahlah, katakan saja apa solusinya, Rainon." Rainon mengangguk dan meletakkan beberapa dokumen yang diba
Terakhir Diperbarui : 2024-07-21 Baca selengkapnya