Lahat ng Kabanata ng Taruhan Dengan Ceo Muda: Kabanata 91 - Kabanata 100

"Aku benar-benar mengantuk dan yakin bisa tidur nyenyak malam ini!" ucap Verlyn sambil menyandarkan tubuhnya ke kursi mobil, lalu memejamkan mata perlahan. Kayn hanya menghela napas, menggeleng pelan melihat tingkah Verlyn yang perlahan terlelap setelah menyantap banyak makanan di restoran tadi. Ia kembali fokus menyetir, namun sempat melirik ke arah Verlyn yang tampak sudah tertidur pulas dengan posisi memeluk dirinya sendiri, kepala bersandar ke kanan. ‘Dia benar-benar tertidur rupanya…’ batin Kayn. Ia menepikan mobil sejenak di pinggir jalan, mengambil jas miliknya dari kursi belakang, lalu menyelimuti tubuh Verlyn dengan hati-hati agar tidak membangunkannya. Setelah itu, ia kembali menjalankan mobilnya, melaju cukup cepat karena jalanan sudah mulai sepi sejak matahari tenggelam. Sesampainya di rumah, Kayn melirik jam di pergelangan tangannya. 09.34 PM. ‘Ternyata belum terlalu larut,’ pikirnya. Ia menoleh ke arah Verlyn yang masih terlelap, namun kini posisi tidurnya berubah

"Sepertinya, caranya lumayan efektif, walau aku jadi sedikit lebih sibuk dari biasanya…" batin Kayn. Ia terus memeriksa tumpukan laporan di atas meja kerjanya tanpa istirahat sedikit pun, membuat Rainon merasa heran sekaligus khawatir dengan keadaan Kayn. "Tuan, apa Anda tidak ingin beristirahat dulu?" tanya Rainon sembari meletakkan beberapa laporan tambahan di meja. Kayn menggeleng pelan, masih fokus menatap laporan yang ada di tangannya. Rainon menghela napas melihat sikap ambisius Kayn yang tiba-tiba muncul hari ini. "Anda sudah memeriksa laporan selama empat jam, Tuan. Sebaiknya Anda beristirahat sejenak, lalu melanjutkannya kembali. Mata Anda juga sudah terlihat lelah." Kayn menghela napas dan menatap Rainon dengan ekspresi datar. Mata Kayn terlihat sayu dan sedikit memerah saat menatap bawahannya itu. "Aku tidak apa-apa. Jangan pedulikan," jawabnya singkat, lalu kembali fokus pada laporannya. "Haah…" Rainon memegangi kepalanya dan memejamkan mata. "Saya tahu hubungan Anda

"Selamat datang kembali, Tuan Presdir dan Nyonya!" seru seluruh pengawal keluarga Alreo dan Viondra serempak sambil membungkukkan badan mereka dengan hormat. Verlyn dan Kayn berdiri paling depan di antara semua pengawal tersebut, ikut sedikit membungkukkan badan mereka. "Selamat datang kembali ke Amerika, Ayah, Ibu," ujar Kayn dengan senyum senang. "Syukurlah perjalanan kalian lancar tanpa hambatan sedikit pun," sambung Verlyn ikut tersenyum. Kayn, Khalix, Caroline, dan Villian saling berpandangan sesaat dan berbisik pelan setelah mendengar ucapan mereka. "Kau dengar itu, Kaze?! Sepertinya mereka jadi lebih dekat sejak kita pergi," bisik Khalix. Kaze mengangguk setuju sambil menyilangkan tangan. "Benar, Khalix. Mereka tak mungkin bisa sekompak itu kalau tidak direncanakan." "Verlyn dan Kayn pasti sudah membicarakan dan melatih itu bersama. Sebelum kita pergi pun mereka tidak sedekat ini," lanjut Villian. Caroline terkekeh pelan. "Kau benar, Villian. Ide-idemu memang selalu ceme

"Verlyn, pelajaran hari ini sudah berakhir!" Varsel menepuk tangannya sekali dengan perasaan senang. "Tidak terasa, ya. Sudah 30 hari berlalu, dan besok kau akan diresmikan menjadi seorang CEO!" Verlyn ikut tersenyum dan mengangguk. "Terima kasih sudah mengajari saya selama ini, Nyonya Varsel! Anda benar-benar sangat membantu saya dalam belajar menjadi seorang CEO yang baik." Varsel tersipu malu, lalu beranjak dari tempat duduknya sambil membawa tas selempangnya. "Itu sudah tugasku, Verlyn. Tidak perlu berterima kasih," ujar Varsel sambil mengedipkan sebelah matanya. Verlyn terkekeh pelan, lalu ikut berdiri dan mengambil tasnya. "Kita pulang sekarang, Nyonya Varsel?" Varsel mengangguk, dan mereka berdua berjalan keluar dari ruangan lalu masuk ke dalam lift. Sembari menunggu pintu lift terbuka dan turun ke lantai bawah, Varsel sibuk berbincang dengan seseorang lewat ponselnya, sementara Verlyn hanya terdiam—memikirkan Kayn. 'Apa acara makan malamnya dengan Sellina berjalan dengan

"Bicaralah dengan para tamu terlebih dahulu. Ayah akan pergi sebentar. Jika kau merasa tidak nyaman, tinggalkan saja mereka," ujar Kaze sebelum melangkah pergi bersama para tokoh penting lainnya. "Dasar Ayah ini!" gumam Verlyn pelan. Ia menoleh ke sekeliling dan melihat Kayn sedang berbincang dengan beberapa tamu tidak jauh darinya. Mata Verlyn berbinar, lalu ia segera menghampiri Kayn sambil mengangkat sedikit gaunnya. "Kayn!" panggil Verlyn. Kayn dan para tamu yang sedang bersamanya menoleh. Mereka menyambut Verlyn dengan senyuman dan ucapan selamat bergantian. "Selamat, Nona Muda Verlyn!" "Nona terlihat sangat cantik dengan gaun elegan itu!" "Saya sudah menduganya dari dekat, Nona Muda Verlyn memang jauh lebih menawan." "Merupakan kehormatan bagi kami bisa berbincang langsung dengan Anda, Nona." Verlyn tersenyum dan membalasnya dengan anggukan sopan. "Terima kasih atas ucapan dan pujiannya. Itu terlalu berlebihan untuk saya, tapi tetap saya hargai. Terima kasih!"