All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 2191 - Chapter 2200

Brianna memperhatikan Lilian yang memperlambat langkahnya. Dia segera mendesak, "Hei ... Lilian, kenapa kamu jalan begitu lambat? Kalau menunda waktu lagi, kita akan ketinggalan pesawat."Lilian menggeleng dan menyahut, "Brianna, kamu jalan dulu. Aku ingin beli anjing hitam ini biar bisa temani Cola. Aku rasa dia nggak bahagia mengikuti orang ini."Brianna melirik anjing hitam yang mengikuti Tirta dan menanggapi, "Aduh, kamu ini memang terlalu baik hati. Sudahlah, aku langsung bantu kamu tanya saja."Brianna tidak ingin menunda waktu lagi. Dia segera menghampiri Tirta dan bertanya seraya menahan ketidakpuasannya, "Hei, kamu mau jual anjing hitam ini nggak? Aku nggak peduli berapa pun harganya, kamu langsung bilang saja. Aku bantu sahabatku membeli anjing ini."Dandanan dan pakaian Brianna tampak mewah, bahkan dia berbicara dengan percaya diri. Seharusnya dia berasal dari keluarga kaya.Namun, sikap Brianna membuat Tirta tidak senang. Dia menolak tanpa ragu sedikit pun, "Maaf. Berapa pu

Tirta tertawa, lalu menanggapi, "Pak Jawara ... boleh. Kamu panggil aku begitu saja."Tirta tidak terlalu suka orang lain memanggilnya "Pak Tirta", tetapi "Pak Jawara" terdengar lucu. Jadi, dia menyetujuinya.Akhirnya, Tirta menambahkan, "Tentu saja kamu juga boleh memanggil nama lengkapku, Jawara Cabul."Saat ini, Tirta belum menyadari sebagian besar penumpang pesawat adalah utusan Saba. Sisanya adalah penumpang biasa supaya tidak terlihat aneh. Takutnya Tirta curiga.Pada saat yang sama, mereka juga diam-diam mengamati Tirta. Ketika mendengar percakapan Tirta dan Lilian, mereka ingin tertawa. Namun, mereka tidak berani. Semuanya menahan tawa sampai-sampai wajah mereka memerah.Lilian tidak bisa menahan diri lagi. Dia tertawa lembut sehingga menunjukkan giginya yang putih. Lilian membalas, "Sebaiknya aku panggil kamu 'Pak Jawara' saja. Setidaknya panggilan ini nggak terlalu menarik perhatian."Lilian juga berpikir Tirta memang terlihat sulit didekati, tetapi kenapa dia merasa Tirta se

Begitu pria paruh baya itu melontarkan ucapannya, banyak penumpang di pesawat berteriak dengan ekspresi panik."Perampok? Astaga, kenapa aku begitu sial? Ini pertama kalinya aku naik pesawat, tapi aku langsung bertemu dengan perampok!""Ah ... aku serahkan uangku!""Aku dan pacarku baru tunangan. Kami bahkan belum bercinta. Jangan bunuh aku!""Ada apa ini? Padahal ini pesawat terbang yang berangkat dari ibu kota. Masa perampok bisa menyelinap masuk ke pesawat terbang?""Kerjaan petugas pemeriksaan di bandara nggak beres! Setelah pulang, aku akan melaporkan mereka!"Semua penumpang duduk di kursi mereka sambil gemetaran. Tidak ada yang berani maju untuk melawan pria paruh baya itu. Masalahnya pistol di tangan pria paruh baya itu sangat menakutkan. Siapa pun tidak ingin ditembak.Arden segera menarik lengan Axel dan berujar, "Gawat, Axel! Ada perampok dan dia juga membawa pistol! Cepat serahkan uangmu untuk menjamin keselamatan kita bertiga!"Ini adalah pertama kalinya Axel menghadapi si

Mendengar ucapan pria paruh baya itu, wajah Lilian menjadi pucat pasi. Tubuhnya juga terus gemetaran. Sudah jelas dia ketakutan.Lilian melirik Tirta sekilas. Dia baru menyadari ternyata Tirta memejamkan matanya. Tirta mengabaikan semua yang akan terjadi.Begitu memikirkan hal ini, Lilian menghela napas. Dia yang merasa sedih membatin, 'Tadi dia bilang bisa menghancurkan para perampok ini dengan satu tangannya. Tapi, dia malah berpura-pura tidur pada saat-saat genting. Sepertinya ... apa yang dibilang Brianna benar. Semua pria memang berengsek.'Melihat situasi ini, Kinsella langsung berdiri dan bergumam, "Gawat, apa yang paling kukhawatirkan benar-benar terjadi!"Kinsella hendak melindungi Lilian. Tiba-tiba, terdengar suara seorang pria tua dari belakang. "Nggak usah takut. Pak Tir ... ehem ... Pak Jawara pasti akan melindunginya."Kinsella berbalik. Dia melihat pria tua itu dengan ekspresi tidak percaya dan menanggapi, "Mana mungkin dia bisa melindungi Lilian? Para perampok ini memba

Axel menambahkan, "Selain itu, aku langsung beri tahu kamu saja aku sudah meminta Pak Arata dari Negara Yumai mengutus orang untuk membereskanmu. Asalkan kamu berani turun dari pesawat, kamu pasti mati!"Tirta tertawa sinis dan mengomentari, "Oke. Kalau kamu bilang begitu, aku akan biarkan kamu hidup lebih lama. Setelah turun dari pesawat terbang, aku mau lihat bagaimana orang Negara Yumai melawanku."Kemudian, Tirta tidak bicara lagi.Lilian melirik Axel dengan ekspresi jijik dan membatin, 'Ternyata Axel meminta orang Negara Yumai untuk melawan Pak Jawara. Benar-benar jahat! Kalau nggak, aku bawa Pak Jawara sembunyi di toilet wanita dulu setelah turun dari pesawat.'Saat ini, beberapa pramugari berjalan ke lorong. Mereka memberanikan diri untuk menyeret mayat perampok.Selain itu, terdengar suara lembut yang mengumumkan, "Para penumpang yang terhormat, jangan panik. Pesawat sudah lanjut terbang dengan aman ...."Suara itu langsung membuat semua penumpang tenang. Brianna yang sedang me