“Buka bajumu.” Satu perintah tegas seperti melibatkan badai ketegangan di sekitar. Moreau belum siap melakukan apa – apa, tetapi Abihirt telah melumat bibirnya, seakan sedang memberi penegasan bahwa dia adalah suatu properti yang secara hak dan keputusan, utuh milik pria itu. Sungguh, sambil menanggapi lumatan mulut Abihirt. Moreau merasa kewalahan saat ujung jemari pria itu menyapu lembut pada celah lembab di kedua kakinya. Mereka masih berpakaian lengkap, tetapi tidak sulit bagi Abihirt jika memang pria itu ingin langsung bertelanjang. “Abi,” Moreau mengerang kecil saat satu jemari Abihirt mencelup ke dalam tubuhnya. Senyum samar terasa di balik ciuman bibir mereka. Dia berusaha mengatakan sesuatu. Hampir tidak ada yang terungkap. Malah, secara mendadak Abihirt berkata, “Berbaringlah.” Berbaring di atas sofa .... Moreau mengerti. Dia tidak mengatakan banyak protes saat Abihirt mengangkat tubuhnya, lalu dengan hati – hati mengatur agar dia telentang.
Last Updated : 2025-03-30 Read more