Sebutir kerikil melayang deras ke arah Bajang. Sekali ini ia tidak menangkapnya, ia menghindar. Kerikil itu menghantam atap kereta dan melesat tembus laksana peluru. Bajang terkejut. Dinding kereta terbuat dari kayu hitam tebal, sanggup menahan tombak dan anak panah, tapi dapat ditembus batu kerikil. Luar biasa. "Kau mau membunuhku?" geram Bajang. "Apa salahku?" "Nyatanya kau tidak mati kan?" balik si kakek santai. "Padahal aku berharap kau tangkap kerikil itu." "Mendingan kepalamu kubikin perkedel," gerutu Bajang dongkol. "Ketimbang tanganku bolong." Kakek serba putih bangkit berdiri, mendatangi Arjuna. "Aku Yang Luchan dari Wudang, sahabat lama Kamandalu." Arjuna terpukau. Yang Luchan adalah guru tai chi keluarga kerajaan Manchu di Kota Terlarang Beijing, bergelar Yang Wudi, si Tak Terkalahkan. "Sebuah kehormatan bagiku kedatangan guru besar dari daratan Tiongkok," kata Arjuna sambil memberi hormat. "Matamu rabun?" hardik Yang Luchan. "Badanku kurus beg
Terakhir Diperbarui : 2025-04-06 Baca selengkapnya