Arjuna berkelebat maju. Pedang mustika manik meliuk-liuk mengincar titik kelemahan Kalapati, tokoh sakti istana itu berusaha menangkis dengan celurit. Trang! Trang! Bunga api berhamburan dari bentrokan senjata, mewarnai siluet kebiruan dan kemerahan laksana kembang api. Kalapati terkejut merasakan chi Arjuna yang demikian tinggi. Tangannya bergetar setiap kali terjadi kontak senjata. "Seandainya gurumu adalah Resi Kamandalu, kau takkan sanggup bertahan dari serangan celurit setan," ujar Kalapati. "Siapa kau sebenarnya? Apakah kau titisan Dewa Ares?" Dewa Ares adalah dewa perang yang haus darah dan brutal, bersemangat tinggi dalam peperangan, dan pantang mundur sebelum memakan korban. "Kenalilah lewat pedangku," sahut Arjuna sambil mencecar Kalapati dengan serangan pedang yang mematikan. "Seharusnya matamu sudah terbuka sejak awal kalau kau tokoh sakti rimba persilatan." "Pedangmu seperti pedang berlian mustika manik, tapi pedang itu sudah dinyatakan punah seribu tahun yang lalu.
Terakhir Diperbarui : 2025-04-12 Baca selengkapnya