Semua Bab Bangkitnya Naga di dalam Tubuhku: Bab 1121 - Bab 1130

Afkar berseru, "Tulang Iblis!"Di sisi lain, begitu Stevano yang kedua tangan dan kakinya sudah dipatahkan dan kini terkulai lemas di tanah melihat Tulang Iblis, matanya langsung berbinar seakan-akan melihat sosok penyelamat. Dia berteriak putus asa, "Kakek Buyut, tolong aku! Cepat tolong aku!"Tulang Iblis berhenti di jarak puluhan meter dari Afkar dan yang lainnya. Dia sempat menoleh ke arah Fauzi sedang bertarung sengit melawan Wahid di belakang.Saat berikutnya, Tulang Iblis menatap Afkar dengan sorot mata yang suram dan keji. Tatapannya membawa aura jahat aneh.Tulang Iblis berucap, "Afkar, aku memang nggak sangka kamu benar-benar bisa menyelamatkan putrimu. Tapi, jangan terlalu senang dulu. Sampai jumpa di lain waktu! Hahaha .... Perihal kamu mendapatkan warisan itu, aku akan melapor pada Keluarga Rajendra dunia misterius dan Keluarga Rajendra Kuno! Pokoknya kamu tunggu saja. Hahaha ...."Setelah berkata begitu, Tulang Iblis langsung berbalik dan kabur dengan kecepatan tinggi men

Fauzi melanjutkan, "Seperti pepatah bilang, musuh dari musuh adalah teman. Afkar, gimana kalau ... kamu bergabung saja dengan Sekte Pemutus Nadi?"Mendengar itu, ekspresi Afkar sempat berubah-ubah. Pada akhirnya, dia bertanya dengan suara dalam, "Sekte Pemutus Nadi?"Setelah itu, tatapan Afkar menjadi tajam. Dia bertanya dengan nada sedikit berubah, "Kak Fauzi, kalau aku bergabung dengan Sekte Pemutus Nadi atau kalau mereka mau melindungiku, apa yang harus kubayar sebagai gantinya?"Afkar melihat persoalan ini dengan sangat jelas. Apakah Fauzi benar-benar tulus ingin membantunya atau tidak, itu satu hal. Namun, kekuatan kuno di belakang Fauzi jelas tidak ada hubungan darah dengannya. Kalau dia ingin berlindung pada mereka, pasti ada harga yang harus dibayar.Fauzi terdiam sejenak, lalu berkata pelan, "Afkar, aku akan terus terang saja. Sebenarnya, Sekte Pemutus Nadi juga mengincar warisan yang kamu dapatkan. Syarat bergabung dengan Sekte Pemutus Nadi adalah kamu harus berbagi warisan i

Meskipun kali ini Afkar tidak berhasil membunuh Tulang Iblis untuk membalaskan dendam orang tuanya, dia sudah berhasil menyelamatkan Shafa dan itu sudah bisa dibilang setengah keberhasilan.Setelah Afkar dan Fauzi meninggalkan Kota Wana, Afkar menghabiskan beberapa hari bersama Shafa. Dia bermain dan menemani putrinya.Selama itu, Shafa sempat bilang dia rindu dengan Felicia. Sebelum berpisah dengan ayahnya, dia ingin pulang ke rumah beberapa hari untuk bertemu Felicia. Hanya saja, Afkar berhasil membujuk dan menenangkan Shafa.Shafa adalah harta paling berharga di hati Afkar. Saat ini, bagaimanapun dia tidak akan berani membiarkan Shafa mendekati Felicia.Leluhur naga pernah memberitahunya bahwa Felicia sekarang sudah bukan dirinya yang dulu lagi. Sebaliknya, tubuh fisiknya sudah dikuasai oleh jiwa kuat lain. Bisa dibilang seperti bom waktu. Siapa pun tidak tahu dia akan berbuat apa.Dua hari kemudian ....Shafa lebih dulu dibawa pergi Fauzi menuju Sekte Pemutus Nadi. Sementara itu di

Energi spiritual di sini sangat padat sehingga cocok sekali untuk berkultivasi. Luas wilayah ini begitu besar, bahkan seluruh barisan pegunungan tinggi yang terpencil pun termasuk di dalamnya.Di kedalaman pegunungan itu, ada area yang begitu luas. Hanya saja area itu sama sekali tidak ditumbuhi tanaman, melainkan dipenuhi energi kematian yang pekat. Bahkan setelah ribuan tahun, energi kematian ini belum juga lenyap.Dulu para pesilat Keluarga Rajendra Kuno membuat formasi di sini untuk mencegah energi kematian itu menyebar keluar agar tidak menimpa seluruh keluarga.Saat ini, seorang pria tua kekar memimpin para ahli keluarga untuk berlutut di tanah. Wajah mereka dipenuhi rasa takut dan hormat.Ribuan meter jauhnya di hadapan mereka, di tempat di mana energi kematian begitu tebal, terdapat bangkai naga raksasa yang melingkar di antara pegunungan. Tubuhnya sendiri bagaikan rentangan gunung panjang. Di sekitarnya, berserakan kerangka makhluk buas besar lainnya. Padahal hanya tulang belu

Marganya Argava! Ternyata marga gadis ini adalah Argava. Jangan-jangan ....Sebenarnya, Afkar bukan tipe orang yang hangat saat berinteraksi dengan orang lain. Dia juga jarang sekali memulai percakapan dengan orang asing, bahkan jika orang itu adalah wanita cantik.Namun kali ini, alasan Afkar membuka mulut lebih dulu sepenuhnya karena saat pertama kali melihat gadis ini, dia langsung merasa tertarik. Bukan karena paras Warda yang cantik, melainkan karena wajah gadis ini ... mirip dengan seseorang.Orang itu adalah seseorang yang sudah berkali-kali muncul dalam mimpinya, seseorang yang selalu membuatnya teringat dan tak bisa melupakan. Dia adalah Melinda di masa mudanya yang tidak lain merupakan ibu kandung Afkar sendiri.Gadis di depannya ini memiliki bentuk wajah yang hampir 60% mirip dengan ibunya. Terutama bagian hidung dan matanya yang hampir persis sama dengan ibunya. Itu sebabnya, Afkar secara naluriah merasa dekat dengannya.Selain itu, kini setelah mendengar bahwa gadis itu ju