Menghadapi tekanan dari pihak Gunung Suci Semesse, Afkar mengerutkan kening dan bertanya balik, "Gimana kalau aku nggak mau menyerahkannya?"Usai berkata demikian, Afkar menoleh ke arah Govin. Dia menatapnya serius sambil berkata, "Pak Govin, seingatku sebelum pemilihan Bibit Bintang dimulai, kamu pernah bilang bahwa segala peluang dan harta yang didapat dalam Cermin Ujian adalah milik peserta. Jadi, gimana dengan senjata sihir ini?"Saat itu, keberanian Afkar sebagian besar bersandar pada Penjaga Ketertiban yang menjadi penyelenggara seleksi. Sekarang, dia adalah salah satu dari sepuluh Bibit Bintang. Menurutnya, organisasi sebesar itu tidak akan tinggal diam jika salah satu peserta pilihan mereka diperlakukan tidak adil. Itu sebabnya, dia berani berdebat langsung dengan Gunung Suci Semesse.Tentu saja kalau ternyata Govin tidak membelanya, Afkar sudah siap untuk sedikit mengalah. Menyerahkan senjata sihir itu bukan hal yang mustahil. Namun, selama masih ada kesempatan untuk memperjua
Read more