Melihat kedua wanita itu keluar dari toilet, Afkar menunjukkan ekspresi penuh curiga. "Kalian berdua ngapain sembunyi di kamar mandi?"Felicia dan Rose saling memandang, lalu kompak menggeleng pelan. Sesaat kemudian, Rose tersenyum kecil dan menatap Afkar dengan tatapan rumit sebelum berbalik dan pergi.Afkar mengernyit menatap kepergian Rose dengan bingung, lalu menoleh ke Felicia dan bertanya, "Sayang, dia ngomong apa ke kamu?"Felicia tersenyum samar, "Menurutmu, dia bisa ngomong apa ke aku? Atau jangan-jangan, kamu takut dia ngomong sesuatu ke aku? Hmm?"Afkar terbatuk dua kali dan berkata gugup, "Nggak ... nggak ada apa-apa. Memangnya aku takut apa?"Felicia melirik sinis ke arah Afkar. "Nggak ada ya?"Sambil berbicara, mata indahnya menatap Afkar lekat-lekat, lalu bertanya dengan nada agak serius, "Afkar, kamu pernah merasa aku ini nggak berguna? Cuma jadi beban buat kamu?"Mendengar hal itu, Afkar terdiam sesaat, lalu mengernyit dan berkata, "Kenapa kamu bisa berpikir begitu?"T
Read more