Udara desa kembali berubah sejak malam itu. Awalnya, semua tampak tenang. Tidak ada lagi asap hitam, tidak ada suara jeritan di tengah malam, dan altar terkutuk telah benar-benar hancur. Namun ketenangan itu hanya seperti genangan air di atas permukaan rawa—tenang di luar, tapi di bawahnya, sesuatu masih bergerak, menunggu saatnya muncul kembali. Tiga hari setelah kejadian itu, Artha mulai bisa berjalan, meski tubuhnya masih lemah. Ayudia menemaninya setiap langkah, menyuapi, membersihkan luka, dan menenangkan mimpi buruk yang selalu datang setiap malam. Mimpi yang sama—tentang hutan larangan, tentang suara perempuan berjubah hitam yang terus memanggil namanya. Kadang dalam mimpinya, ia melihat dirinya sendiri berdiri di depan altar, bukan sebagai korban, melainkan sebagai penjaga. Dan di belakangnya, Ayudia membawa bayi mereka, menangis dalam kabut hitam. Setiap kali ia terbangun, tubuhnya menggigil, keringat dingin membasahi bantal. Tapi anehnya, bayi mereka—yang diberi nama Ra
Last Updated : 2025-10-07 Read more