Saat mendengar suara Giyan, Miana segera menoleh, dan pandangannya bertemu dengan mata Giyan.Seperti biasa, kelembutan Giyan membuat orang merasa tenang"Giyan, kamu sudah sampai," ujar Miana dengan lembut sambil berlari menghampirinya.Bayangan Miana menjadi memanjang, lembut, dan halus di bawah pancaran cahaya lampu.Henry menatap Giyan dengan wajah penuh kebencian.Sementara itu, Giyan tersenyum, menunduk melihat wanita di pelukannya, tidak menyembunyikan rasa cinta di matanya.Melihat itu, Henry tiba-tiba merasakan sakit di dadanya.Ada perasaan tidak nyaman muncul.Dia menarik napas panjang, tetapi rasa sakit di dadanya malah makin parah."Maaf, tadi ada telepon, jadi terlambat. Ayo, kita masuk dulu," ujar Giyan sambil menggenggam tangan Miana dengan lembut."Oke." Miana mengangguk, membiarkan Giyan menggenggam tangannya.Dia sudah bercerai dengan Henry, sekarang dia bersama Giyan dengan terang-terangan."Nggak boleh pergi!" seru Henry.Giyan menatap Henry dan berkata, "Maaf, kam
Baca selengkapnya