Bumi tak lagi bisa berpikir.Nafsu yang datang tak diduga malah meledak bagai banjir bandang, menghanyutkan sisa-sisa logikanya. Sebelum akal sehatnya kembali menang, ia sudah menangkupkan bibirnya ke bibir Gilea—hangat, lembut, dan terlalu sempurna.Gilea mengerang terkejut, tangan mungilnya menekan dada Bumi, tapi tak cukup kuat untuk mendorong. Atau... mungkin tak benar-benar ingin mendorong? Bumi tak peduli. Ia menggigit lembut bibir bawah Gilea, merasakan tubuh gadis itu menggetar di pelukannya."K—kau...!" Gilea mencoba memalingkan wajah, tapi Bumi sudah menelusuri garis rahangnya dengan mulut, turun ke leher yang menggoda. Tangannya merayap ke punggung Gilea, menekan tubuh mereka semakin erat—sampai tak ada celah, sampai Gilea bisa merasakan setiap denyut nafsunya yang membara."Aku tahu kau juga menginginkannya," Bumi bergumam kasar di telinganya, suaranya serak oleh hasrat. Tangannya menyusup ke bawah baju tidur Gilea, menyentuh kulit mulus tiba-tiba bagai magnet mengikatnya.
Last Updated : 2025-06-27 Read more