Sahira meneguk sampanye di tangannya, lalu tersenyum tipis saat Jonathan dengan santai menggoda rekan kerjanya. Malam ini berjalan sesuai rencananya—Michael sudah dibuat murka, dan dia ingin memastikan pria itu benar-benar tenggelam dalam rasa sakit dan cemburu.Setelah beberapa saat, Sahira menyadari ada noda saus yang menempel di gaunnya. Ia berbisik pelan ke telinga Jonathan, “Kakak, aku ke kamar mandi sebentar.”Jonathan yang tengah asyik mengobrol dengan rekan kerjanya hanya menoleh sekilas dan mengangguk. “Hati-hati, sayang,” ucapnya pelan, lalu kembali fokus pada percakapan bisnis mereka.Salah satu rekan kerja Jonathan melirik kepergian Sahira, lalu bertanya dengan penasaran, “Siapa wanita itu? Aku baru melihatnya.”Jonathan menyeringai santai. “Kenapa? Dia sangat cantik, bukan?”Rekan kerjanya tertawa kecil. “Iya, dia sangat menggoda. Apa dia pacarmu, Pak Jonathan?”“Bukan,” jawab Jonathan cepat, matanya berbinar penuh kebanggaan. “Dia adikku.”“Wah, menakjubkan,” ujar pria i
Last Updated : 2025-03-14 Read more