"Plak!"Segenggam tanah dilemparkan dengan keras ke wajah Firhan. Tanahnya terasa panas karena terbakar api."Oh!"Firhan menjerit kesakitan, kemudian memegang wajahnya sambil mengumpat, "Siapa? Siapa yang melempar tanah ke wajahku? Keluar lalu berlutut di hadapanku untuk minta ampun, mungkin aku akan mempertimbangkan untuk mengampuni nyawamu.""Aku."Terdengar suara yang datar, lembut dan nyaring."Kamu ... bukankah kamu ...."Ketika Firhan melihat dengan jelas orang yang berbicara, kakinya menjadi lemas, dia pun berlutut."Marsekal Agung, a ... aku ...."Wajah Firhan pucat. Dia berbicara dengan gemetar, tidak dapat menyelesaikan kalimatnya."Aku pantas mati, aku pantas mati!"Melihat ekspresi Danis yang makin muram, Firhan terus menampar wajahnya sendiri."Cukup!" Danis penuh dengan ketidaksabaran, "Berhentilah berpura-pura, lalu kemari!""Baik, baik!" Firhan melompat ke dalam terowongan lalu berkata, "Marsekal, apa yang bisa aku lakukan?""Jongkok, gendong Arjuna turun gunung!"Begi
Read more