Alih-alih menjawab, Brian malah bertanya sembari menatap Rosa agak cemas, "Kami lihat kamu sendirian dan nggak gabung dengan yang lain. Kamu nggak apa-apa?"Rosa mengangguk kecil, disusul senyum sopan. "Aku baik-baik aja, tadi minggir dulu buat makan. Terima kasih sudah bertanya.""Tenanglah. Nggak perlu seformal itu sama kami, terutama aku," kata Brian dengan senyum kikuk. Sepintas, Rosa melirik Brian aneh. "Memangnya kenapa?"Brian terdiam sejenak, sebelum membuka mulut. "Kita, kan, teman dekat Devon. Karena kamu istrinya, itu artinya kamu juga teman dekat kami. Jangan sungkan kalau butuh bantuan, ya."Rosa mengangkat sebelah alisnya sedikit, lalu mengedarkan pandangannya pada mereka. "Yang benar? Aku bisa minta tolong kalian?""Benar.""Ngarep!""Ck.""Terserah."Empat suara, empat buah jawaban berbeda yang menyahutinya. Rosa, "...."Brian, "...."Brian juga sama terdiamnya dengan Rosa. Dia kurang lebihnya bisa menebak reaksi teman-temannya. Tetapi tidak disangka-sangka, mereka m
Last Updated : 2025-07-31 Read more