Andini tiba-tiba berbalik. Sepasang matanya yang berkilau, menatap lurus ke arah Bahlil. Dalam suaranya tersirat kegembiraan yang sulit disembunyikan. "Kak Bahlil, kenapa tiba-tiba datang ke Negara Tarbo?"Melihat Andini yang akhirnya menanggalkan seluruh kewaspadaannya dan memperlihatkan jati diri yang sesungguhnya, Bahlil tersenyum lembut.Dia melangkah pelan ke meja lalu duduk. Kemudian, dia mengangkat teko dan menuangkan secangkir teh jernih untuk dirinya sendiri dengan tenang. Setelah itu, barulah dia mengangkat pandangan dan terfokus sepenuhnya pada Andini."Sejak kamu pergi seorang diri, hatiku sering kali diliputi kegelisahan," ucapnya perlahan. "Saat membayangkan kamu sendirian, berada di tengah pusaran Negara Tarbo yang bagaikan sarang musuh ...."Dia berhenti sejenak, nadanya tetap lembut dan tegas. "Urusan di Lembah Raja Obat memang banyak, tapi masih ada beberapa tetua yang bisa dipercaya untuk mengurusnya. Kamu pernah bilang, bahwa kamu adalah satu-satunya keluarga yang d
Read more