Wanita itu menatap lembut anak dalam gendongannya dan tersenyum cerah.“Sayang, ingatlah! Paman yang menyelamatkanmu itu bernama Adnan.”Adnan dan rekan-rekannya kembali ke gerbong tidur. Ardan segera menghampiri, matanya memantau dengan rasa ingin tahu.“Sepertinya kalian menangkap seseorang,” ucapnya, menatap ke arah pria yang sedang diborgol.Kantor polisi kereta tidak jauh dari gerbong tidur, bahkan bisa terlihat dari lorong. Ardan mencondongkan tubuh sedikit. “Ceritakan, bagaimana bisa kalian menangkapnya secepat itu?”Adnan tersenyum tipis. “Aku baru saja memperhatikan tanda lahir di tangannya. Kalau tidak, mungkin dia sudah berhasil lolos.”Ardan mengangguk pelan, wajahnya menunjukkan rasa kagum.“Syukurlah kamu punya mata setajam elang. Kalau tidak, dengan perubahan penampilannya itu, kita pasti sudah tertipu mentah-mentah.”Keesokan harinya, tepat pukul tujuh pagi, kereta berhenti di Kota S.Adnan dan timnya turun dari gerbong, udara pagi yang dingin langsung menyapa wajah me
Last Updated : 2025-10-11 Read more