Malam telah larut, tetapi meski sunyi, ketegangan paviliun utama kediaman kaisar belum mereda. Lampu-lampu minyak menyala temaram, bayang-bayang bergetar pelan di dinding-dinding batu. Suara langkah terburu Junsu terdengar menembus lorong panjang. Di belakangnya, seorang pelayan membawa baki perak berisi cawan porselen putih. Uap tipis mengepul dari dalamnya, aroma herbal samar menguar bersama ketegangan yang tidak bisa disembunyikan dari wajah sang permaisuri.Begitu pintu utama dibuka, Kasim Hong Li berdiri di sisi dalam, membungkuk dengan hormat. “Yang Mulia Permaisuri, Yang Mulia Kaisar sudah lebih baik,” ucapnya pelan.Kaisar Tao yang tengah duduk bersandar di kursi panjang di bawah lentera gantung, menoleh pelan.“Aku tahu kau pasti datang,” ujarnya lirih. “kalian semua, keluar.”Kasim Hong Li menatap sang kaisar sejenak. Tentu saja malam ini Kasim Hong enggan meninggalkan sang kaisar, tetapi ketika Kaisar Tao mengangguk seolah berkata semuanya akan baik-baik saja, Kasim Hong m
Terakhir Diperbarui : 2025-06-07 Baca selengkapnya