Aroma mawar putih masih melekat di indera penciumannya. Senyum tipis sempat terbit di wajah Nayara saat mencium kelopak bunga itu, hatinya hangat sejenak.Namun, kedamaian itu buyar seketika.BRUK!Pintu kamar rawat inap VIP itu terbuka kasar, seolah hampir terlepas dari engselnya.“Naya!” suara lantang itu menggema, nadanya tinggi, penuh emosi. Nafas lelaki itu tersengal-sengal, seperti habis berlari dikejar anjing gila.Nayara tersentak kaget, refleks menoleh. Matanya membelalak, tapi cepat-cepat ia menutupinya dengan ekspresi datar.“Raka…” gumamnya pelan, nyaris tak bersuara.Tubuhnya menegang, jemarinya yang masih menggenggam tangkai mawar putih mendadak kaku. Hatinya bergejolak, tapi wajahnya dingin.Raka melangkah cepat mendekat, sorot matanya liar, rahangnya mengeras. “Kenapa kamu di sini?!”Nayara hanya diam. Bibirnya rapat, matanya menatap lurus tanpa rasa. Tak ada jawaban. Hanya kesunyian di antara suara detak mesin infus yang konstan.“Apa-apaan ini! Coba kamu lihat ini!”
Terakhir Diperbarui : 2025-09-16 Baca selengkapnya