Brima tampak kebingungan, sementara Nayara menghela napas panjang, menatapnya penuh curiga.“Undangan pesta perayaan pendirian perusahaan Aldebaran yang ke-15 tahun,” ujarnya dengan nada menuntut. “Apakah tidak ada undangan untukku?”“Oh, tidak ada, Bu.” Jawaban Brima datar, tanpa ekspresi.Nayara sontak mengerutkan dahi. “Tidak ada? Kamu yakin?”“Iya, Bu. Pihak Aldebaran tidak mengirimkan undangan kepada Adinata Grup.”Kepala Nayara terangkat, sorot matanya penuh kepercayaan diri bercampur sisa harapan. “Kalau atas nama Adinata Grup tidak ada, pasti atas namaku pribadi ada kan? Iya kan?”Brima tetap tenang. “Maaf, tapi tidak ada hal seperti itu, Bu. Saya tidak mungkin menyembunyikan benda yang begitu penting, bukan?”Nada datar itu membuat Nayara meringis, seakan tersenggol harga dirinya. “Ah, baiklah, baiklah. Kamu tidak perlu bersikap sinis seperti itu. Aku kan cuma tanya.” Ia pun kembali menunduk, menyendok bubur ayam ke mulutnya dengan wajah masam.“Terpaksa deh…” gumam Nayara pe
Terakhir Diperbarui : 2025-09-06 Baca selengkapnya