Suara ketukan pelan di kaca mobil membuyarkan tangis Nayara. Dengan cepat ia usap air matanya, lalu menoleh ke arah jendela. Jantungnya berdegup saat melihat siapa yang berdiri di sana.Rei.Lelaki itu berdiri dengan tangan di saku celana, tubuhnya sedikit condong ke arah mobil. Bibirnya tampak bergerak, meski suara tak terdengar di balik kaca.“Boleh aku masuk?”Nayara bisa membaca gerakan bibir itu dengan jelas. Ia mendesah pelan, lalu menurunkan kaca mobilnya.“Kenapa kamu di sini, Rei?” tanyanya pelan, suaranya masih parau karena tangis.Rei tersenyum kecil. “Biarin aku masuk dulu. Nanti aku jelasin.”Nayara menarik napas panjang, seolah menimbang. Tapi akhirnya, tanpa berkata apa-apa lagi, dia membuka kunci pintu mobil.“Makasih, Tuan Putri,” ucap Rei ringan saat masuk ke dalam, duduk di jok penumpang tanpa ragu.Nayara berpaling, memalingkan wajahnya ke depan, berusaha menyembunyikan sisa air mata di pipi.“Hmmm… Ada apa?” tanyanya ketus, berusaha mengatur nada agar tetap datar.
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-07-01 อ่านเพิ่มเติม