Rei berdiri di depan gedung Mahendra Grup. Wajahnya dingin. Malam itu, dia menyamar jadi freelance IT. Pakai kaus hitam polos, jaket lusuh, dan tas selempang. Rambutnya acak-acakan, jauh dari sosok CEO Aldebaran Corp yang biasa tampil rapi.Bima keluar dari lobi, menghampiri Rei.“Kau yakin soal ini?” bisik Bima.Rei tak menjawab, hanya berjalan masuk.Sedang Raka Mahendra masih di ruang kerjanya . Tumpukan kertas, laptop terbuka dengan notifikasi error yang terus berdatangan. Kopi di mejanya sudah entah berapa cangkir — minimal sepuluh. Matanya merah, wajahnya kusut.Ia tak pulang sejak kemarin. Situasi Mahendra Grup benar-benar kacau. Server bermasalah, laporan keuangan berantakan, dan tim IT tak kunjung menemukan solusi.Ketukan pintu membuatnya menoleh.“Masuk,” ucap Raka tanpa semangat.Bima masuk, diikuti seorang pria asing berjaket hitam.“Pak, ini orang yang saya bilang. Freelancer, bisa bantu urusan server, dia dikirm dari Aldebaran Corp,” jelas Bima singkat.Raka menatap pri
Terakhir Diperbarui : 2025-06-13 Baca selengkapnya