All Chapters of Dinikahi Sang Penguasa : Suami Kontrakku Memberi Segalanya: Chapter 441 - Chapter 450

Pagi tadi di ruangan Ella Begitu para polisi benar-benar pergi dari ruangannya, Ella menghela napas lega. Tatapan matanya bingung, bahunya tiba-tiba terasa berat seakan tertindih batu besar. Pintu kembali terbuka. Alan masuk dengan wajah cemas. “Ella,” panggilnya pelan seraya berjalan mendekat. “Apa yang sebenarnya terjadi? Mereka bilang apa padamu?” Ella mengangkat pandangan, matanya berkaca-kaca menahan emosi. “Mereka menuduh aku terlibat dalam pemalsuan produk Mahesa. Katanya ada dokumen dengan tanda tanganku. Padahal aku sama sekali tidak pernah menandatanganinya.” Alan terdiam sejenak, keningnya berkerut. “Jadi, apa mungkin ada yang menjebakmu?” Ella mengangguk, suaranya bergetar. “Aku yakin. Dan aku tahu siapa orangnya. Tidak mungkin selain keluarga Wisnu sendiri. Setelah aku pikir semua ini terlalu kebetulan. Aku baru saja masuk ke keluarga itu, lalu tiba-tiba hal seperti ini terjadi." Alan mengepalkan tangan di samping tubuhnya, wajahnya berubah muram. “Kalau begitu kita

Ella berdiri di depan pintu dengan sikap congkak. Begitu melihat Bibi Jess kembali, ia langsung tersenyum tipis, penuh keyakinan.“Lily akan menemuiku 'kan?”Bibi Jess menatap datar Ella, suaranya terdengar tegas. “Sebaiknya kamu pergi. Nona Lily tidak ingin diganggu."Wajah Ella langsung berubah. Senyumnya lenyap, berganti dengan tatapan tajam. “Apa maksudmu? Dia menolak menemuiku?”“Benar,” jawab Bibi Jess. “Kalau kamu ada urusan, bicarakan dengan pengacara. Itu pesan Nona Lily.”Ella tertawa mengejek. “Pengacara? Jadi begitu cara Lily menghindar? Dia pikir bisa sembunyi di balik pengacara? Aku pastikan namanya ikut tercoreng karena pabrikku dituduh memalsukan produknya?”“Sudahlah, Ella,” potong Bibi Jess dengan suara meninggi. “Berhentilah mencari-cari masalah. Sejak awal, kamu hanya mementingkan dirimu sendiri. Bahkan Oddy pun kamu abaikan.”“Aku sudah bilang, jangan bawa-bawa Oddy," ucap Ella.“Kalau begitu, jangan pernah lagi datang ke mansion,” ucap Bibi Jess dingin. “Aku hanya

Sebelum pulang ke mansion. Arsen lebih dulu mengajak Lily, Audrey, juga pelayan pergi ke restoran.Saat berada di restoran, Hera dan satu pelayan mengawasi Audrey bergantian.Meskipun berstatus majikan, tapi Lily tidak ingin membeda-bedakan. Dia meminta dua pelayannya itu duduk satu meja dengannya dan Arsen.“Kenapa kamu tenang sekali?” tanya Lily. Dia masih cemas memikirkan Oddy.“Lalu harus bagaimana?” Arsen menatap dengan ekspresi tenang.“Ya, maksudnya tadi Oddy pergi bersama kita, tapi sekarang malah dibawa Ella. Bagaimana nasib Oddy, kamu tahu sendiri Ella seperti apa?”Arsen menatap Lily yang benar-benar panik. Dia membuang napas kasar sebelum berkata, “Sudah, kamu tidak perlu cemas.”Arsen menepuk-nepuk pelan punggung tangan Lily, lalu kembali bicara. “Urusan dengan Bibi Jess, biar aku yang bicara padanya.”Lily tetap tidak bisa abai begitu saja.“Iya, tapi bagaimana kalau Oddy dipukul atau terluka lagi karena kelalaian Ella. Kamu juga tahu sendiri sikap Ella ke Oddy.”“Sayang

Kediaman WisnuSoraya, Teddy, dan Wisnu meminta Ella untuk bicara berempat di ruang kerja Wisnu.Di sana, Ella mendapatkan tatapan sinis dari Soraya.“Lebih baik kamu pergi dari sini, cari rumahmu sendiri kalau mau mengajak suami dan anakmu itu tinggal bersama,” ketus Soraya.Ella dengan entengnya sambil menengadahkan tangan ke arah Soraya menjawab,”Oke, tapi mana uangnya untuk membeli rumah.”Soraya sangat terkejut dengan ketidaksopanan Ella, hingga dia mencibir, “Miskin saja berlagak. Kamu ini bukan siapa-siapa, maka dari itu kalau miskin tidak usah sok!”“Oh, begitu,” balas Ella dengan santainya, “aku akan menunut ke pengadilan soal warisan ibuku, aku juga akan memperkarakan masalah kalian yang ingin menjadikanku tumbal pemalsuan produk Mahesa.”Teddy dan Wisnu saling pandang karena terkejut, hingga Teddy berpura-pura tidak tahu, “Tumbal apa maksudmu?”Ella menatap pada Teddy, lalu dia berkata, “Aku tidak bodoh, ya. Ada polisi tiba-tiba datang ke pabrik menginterogasi, bahkan kamu

Hari pernikahan Dini tiba. Arsen dan Lily memesan kamar sendiri untuk mereka di hotel tempat pesta akan diadakan karena harus sudah berada di sana pagi sebelum acara dimulai untuk menemani Dini. Akad yang diadakan pagi itu berjalan dengan lancar. Lily dan yang lain bersamaan mengucap syukur saat Dini dan Anthony akhirnya sah menjadi sepasang suami dan istri. Mendekat ke arah Dini yang duduk setelah akad, Lily memeluk Dini sambil berucap, “Selamat, ya. Akhirnya kamu sah juga.” “Iya, terima kasih Lily karena kamu benar-benar ada di dekatku,” balas Dini terharu. Lily mengusap-usap lengan Dini, sampai EO datang menghampiri Dini untuk mengajaknya masuk dan mengganti gaun. Dini menatap tidak enak pada Lily karena mereka masih mengobrol, sampai Lily berkata, “Sana masuk dulu, kamu butuh banyak persiapan untuk resepsi. Aku juga mau kembali ke kamar untuk ganti baju.” “Baiklah,” balas Dini sambil mengangguk. Lily memperhatikan Dini pergi bersama staff EO, lalu dia menghampiri Ar