Matahari sudah tinggi ketika mereka akhirnya meninggalkan lereng yang menghadap ke lembah gema. Jalan setapak yang mereka tempuh kini mulai menurun, menyusuri jalur-jalur tersembunyi di antara tebing dan akar pohon yang menjulur liar. Langit tampak jernih, namun hawa di sekitar mereka tetap mengandung bekas-bekas keheningan yang baru saja mereka tinggalkan.Tirta berjalan di belakang, sesekali menoleh, memastikan tak ada sesuatu yang mengikuti mereka. Tapi langkahnya melambat bukan karena takut, melainkan karena pikirannya masih terjebak pada suara seruling itu. Masih ada gema samar yang bergulir dalam kepalanya, seolah dunia belum sepenuhnya kembali dari mimpi."Aku masih dengar nadanya," katanya lirih, menembus keheningan.Ayu menoleh sekilas, mengangguk pelan. "Mungkin itu memang bukan nada yang bisa berhenti. Seperti kenangan, Tirta. Ia hanya mereda, tapi tak lenyap."Di depan mereka, Rakasura tidak menoleh, tapi ia mendengar. Langkahnya tetap mantap
Last Updated : 2025-07-30 Read more