Langit masih terbuka. Retakan merah yang menganga di atas desa seperti luka pada tubuh langit itu tidak menutup, melainkan terus merambat perlahan, menyebar seperti akar yang haus ke segala penjuru.Rakasura berdiri di tengah lapangan yang telah dikosongkan. Tanah di bawahnya bergetar ringan, seolah dunia sendiri sedang menahan napas. Di tangannya, gelang biru menyala lemah, tapi stabil. Di sekelilingnya, Kara dan Bara telah mengatur barisan mereka. Doa dan keheningan bertemu di ujung suara masing-masing. Tapi belum menyatu."Ayo mulai," kata Rakasura, suaranya tenang. Tapi di dalam dadanya, kekhawatiran menumpuk seperti kabut dingin.Ayu berdiri di sampingnya, jubahnya berkibar ringan diterpa angin yang entah datang dari mana. Ia menatap langit dan makhluk bertopeng yang kini berdiri diam di ujung lapangan, tidak b
Terakhir Diperbarui : 2025-07-03 Baca selengkapnya