“Jangankan putri suci, bahkan Yang Mulia Kaisar juga harus menghormati seniornya. Kalau dia berani memukulku, lihat saja apa orang-orang akan mencemoohnya atau nggak!” ujar Ike.“Brak!”Joko langsung menggebrak meja.“Nggak usah pakai statusmu sebagai senior untuk menggertak orang lain! Meski Syakia nggak berani, kamu rasa orang lain di sisinya nggak berani? Kesampingkan dulu Pangeran Adika, bahkan Master Shanti juga berani menampar kakakmu! Kamu rasa dia nggak berani menamparmu?” Setelah mendengar ucapan itu, Ike langsung terdiam. Kemudian, dia baru bergumam, “Memangnya seorang biksuni bisa apa? Waktu itu, kakakku nggak balas tamparannya cuma karena dia nggak mau pukul perempuan. Kalau nggak, kakakku pasti sudah kasih dia pelajaran. Dia mau kasih aku pelajaran? Cih!”Joko mengulurkan tangan untuk menutup buku catur itu, lalu melemparnya ke meja dan berkata dengan ekspresi datar, “Berhubung pendirianmu begitu kuat, buat apa kamu dengar kata-kataku? Cari saja kakakmu sana.”Ike menoleh
Magbasa pa