“Kia!” Mata Cempaka langsung berbinar. Dia langsung berlari ke arah Syakia dengan gembira.“Eh, tunggu!”Melihat Cempaka yang mengangkat tangannya, Syakia tiba-tiba teringat sesuatu dan ekspresinya langsung berubah.Namun, Syakia tetap tidak berhasil mencegah Cempaka. Pada detik berikutnya, Cempaka sudah mencengkeram pinggangnya, lalu langsung mengangkatnya dan berputar beberapa kali hingga dia merasa pusing.“Hahaha! Kia, akhirnya kita bertemu lagi! Setelah berpisah begitu lama, aku benar-benar rindu sama kamu! Kamu rindu sama aku nggak? Cepat jawab! Kalau nggak, aku nggak akan turunkan kamu!”Perasaan yang familier, orang yang akrab.Syakia memegang leher Cempaka erat-erat dan buru-buru menjawab, “Rindu, rindu. Aku tentu saja rindu sama kamu! Jadi, cepat turunkan aku. Kalau kamu berputar 2 putaran lagi, aku benar-benar akan muntah.”Alhasil, Cempaka malah tertawa dan berujar, “Kalau begitu, aku putar 1 putaran lagi!”Setelahnya, Cempaka pun mengangkat Syakia dan berputar sekali lagi
Read more