Aruna terbangun suatu pagi, memegang selembar kertas kosong.“Aku mimpi, kak... Livia bilang ada anak kecil yang kehilangan cahaya. Kita harus bantu dia.”Aurea, yang sudah terbiasa mendengar cerita dari mimpi Aruna, tidak menertawakan. Sebaliknya, ia justru diam lama, lalu mengangguk.“Berarti ini misi kedua.”Di akhir pekan, mereka pergi ke Perpustakaan Kecil Nenek Senja, yang ada di rumah tua milik ibu dari Jingga. Di sana, mereka menemukan buku harian anak bernama Sera, anak perempuan berusia 9 tahun yang menghilang bertahun-tahun lalu dalam kabut di taman yang sama.“Katanya dia takut gelap, dan sejak malam badai itu, dia tak pernah kembali,” bisik Mael.Aqila menggenggam tangan Aruna. “Jadi kita cari... cahaya untuk Sera?”Dengan senter kecil, jubah dari handuk bekas, dan bendera klub yang dibuat dari sprei sobek, mereka berempat memulai perjalanan mereka malam itu.Mereka menamai diri mereka:Aurea Sa
Terakhir Diperbarui : 2025-07-12 Baca selengkapnya