Aska mendongak, mengira dia salah dengar. Namun, begitu membuka pintu, dia benar-benar mendapati gadis kecil itu di luar."Kamu ...." Aska memandang langit yang gelap dan bertanya, "Kenapa kamu datang selarut ini?"Zahra menaruh lenteranya di lantai dan berucap, "Paman, aku ingin menjadi muridmu.""Hah?" Aska kebingungan."Ayahanda ingin aku berlatih bela diri. Ayahanda bilang dia adalah orang yang paling hebat dalam seni bela diri. Tapi, dari nada bicaranya, aku sama sekali nggak percaya. Pasti Paman-lah yang paling hebat," ujar Zahra.Aska terkekeh kecil, lalu bertanya, "Kenapa kamu pikir begitu?""Mudah saja. Karena Paman menyelamatkan Ayahanda," sahut Zahra dengan yakin."Ya, itu memang benar," ucap Aska."Jadi, apa Paman setuju untuk mengajariku bela diri?" tanya Zahra. Sepasang mata besarnya menatap lurus pada Aska.Aska tersenyum. Wajah gadis kecil ini makin hari makin mirip Luis, pria tak berperasaan itu. Namun, Zahra adalah anak Anggi.Baru saja Aska hendak menjawab, Zahra tib
Baca selengkapnya