Sura menghela napas lega. "Baik, hamba berjaga di luar pintu.""Baik."Di dalam ruangan, Wulan berseru, "Kalau Kak Anggi nggak mau bicara denganku, aku akan istirahat sejenak. Kak Bayu, tolong Kakak saja yang bicara dengan Kak Anggi."Bayu ikut menimpali, "Baiklah, kamu istirahat dulu.""Terima kasih, Kak Bayu." Lalu, dengan bantuan para penjaga berbaju hitam, Wulan memanjat jendela belakang dan pergi. Bayu menoleh ke arah gadis bergaun putih. "Gimana kalau kita duduk dan bicara?"Jelita mengangguk dan duduk anggun di seberangnya. Dengan suara pelan, Bayu bertanya, "Siapa namamu?""Namaku Jelita."Bayu menghela napas lega dan mulai mengobrol dengannya, walau hanya sepatah dua patah kata.Lima belas menit berlalu. Di luar, Sura masih merasa gelisah. Saat itu, Mina juga kembali. Dia bertanya, "Apakah Putri masih di dalam?"Sura mengangguk. "Ya.""Putri biasanya nggak akur dengan Keluarga Suharjo. Kenapa bisa bicara selama ini?"Sura merasa tegang seketika. Dia bertukar pandang dengan Min
Read more