Share

Bab 229

Author: Lilia
Melihat betapa murkanya Luis, Dimas hanya bisa berdoa agar Wulan tidak melakukan sesuatu yang keterlaluan. Jika tidak, Keluarga Suharjo benar-benar akan hancur tak bersisa!

....

Saat Anggi tersadar kembali, dia melihat bahwa tangan dan kakinya terikat, tubuhnya terbaring di atas tumpukan jerami yang kotor dan berdebu. Tepat di hadapannya, berdiri Wulan dengan wajah penuh rasa puas dan congkak.

"Akhirnya kamu bangun juga, kakakku tersayang. Aku sudah menunggumu cukup lama, tahu?"

"Wulan ...." Tangan dan kaki Anggi terikat erat. Pakaian putih sederhana yang dia kenakan kini sudah kotor tak karuan.

Melihat hal itu, pupil mata Anggi bergetar hebat menatap Wulan dengan kemarahan dan keterkejutan. "Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?"

"Apa yang ingin kulakukan?" Wulan berkata sambil menggertakkan gigi. "Kamu sudah menghancurkan seluruh hidupku, aku ingin membunuhmu!"

"Kamu!" Anggi sangat marah. "Wulan, kamu benar-benar berani menculikku?!"

"Ah, kakakku tersayang ... apakah ada hal di dun
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 230

    "Anggi!"Alis Wulan berkerut. Belati di tangannya menempel tepat di wajah Anggi, suaranya penuh kebencian saat dia menggeram, "Apa hakmu bersikap seangkuh ini? Hanya dengan satu goresan, wajah cantikmu akan hancur!""Cepat bicara! Kenapa diam saja? Takut, ya?"Anggi menunduk menatap ujung senjata tajam yang begitu dekat di wajahnya. Dalam hatinya, muncul hawa dingin yang menusuk. Namun, dia sama sekali tidak takut.Ekspresi tenang itu memicu kemarahan Wulan. "Kamu benar-benar mengira aku nggak berani?""Wulan, kamu nggak mau lihat pergelangan tanganmu dulu?" tanya Anggi dengan nada datar. Sepasang matanya yang indah menatap Wulan yang berdiri di depannya dengan beringas."Apa maksudmu?" Wulan mengernyit curiga.Anggi menyunggingkan senyunman sinis. Sikapnya santai seolah tidak sedang berada dalam bahaya. Justru sikapnya yang tidak panik itulah yang membuat Wulan mulai merasa gentar.Kenapa dalam situasi seperti ini, Anggi bisa tetap setenang ini? Hanya tinggal sedikit saja, wajah Anggi

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 229

    Melihat betapa murkanya Luis, Dimas hanya bisa berdoa agar Wulan tidak melakukan sesuatu yang keterlaluan. Jika tidak, Keluarga Suharjo benar-benar akan hancur tak bersisa!....Saat Anggi tersadar kembali, dia melihat bahwa tangan dan kakinya terikat, tubuhnya terbaring di atas tumpukan jerami yang kotor dan berdebu. Tepat di hadapannya, berdiri Wulan dengan wajah penuh rasa puas dan congkak."Akhirnya kamu bangun juga, kakakku tersayang. Aku sudah menunggumu cukup lama, tahu?""Wulan ...." Tangan dan kaki Anggi terikat erat. Pakaian putih sederhana yang dia kenakan kini sudah kotor tak karuan.Melihat hal itu, pupil mata Anggi bergetar hebat menatap Wulan dengan kemarahan dan keterkejutan. "Apa sebenarnya yang ingin kamu lakukan?""Apa yang ingin kulakukan?" Wulan berkata sambil menggertakkan gigi. "Kamu sudah menghancurkan seluruh hidupku, aku ingin membunuhmu!""Kamu!" Anggi sangat marah. "Wulan, kamu benar-benar berani menculikku?!""Ah, kakakku tersayang ... apakah ada hal di dun

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 228

    "Ini ...."Bayu terdiam, tidak bisa berkata apa-apa.Luis menatapnya. Amarahnya sudah mencapai puncak. Namun, dia masih menahan diri dan menunggu kabar dari anak buah Bayu yang dikirim menyusul.Dimas menghela napas dengan berat. "Bayu, lebih baik kamu diam saja!" Apa dia tidak lihat bahwa Luis sudah menahan amarah sampai segitunya?Bayu menggigit bibirnya dan akhirnya hanya bisa menunduk. "Aku percaya ... Wulan nggak akan menyakiti Putri."Luis mengepalkan tinjunya dengan sangat keras, seakan ingin langsung mematahkan leher Bayu saat itu juga. Dika juga bisa melihat dengan jelas betapa mengerikannya amarah Luis. Dalam hati dia berpikir, 'Sejak Putri masuk ke kediaman, Pangeran sudah lama tidak menodai diri dengan darah siapa pun ...."Setengah jam kemudian. Anak buah Bayu yang dikirim kembali."Kemana Wulan membawa Anggi?" tanya Bayu.Salah satu pengawal menjawab, "Ke sebuah kuil tua di pinggiran kota.""Lihatlah! Aku sudah bilang, dia tidak dalam bahaya," ujar Bayu sambil menghela na

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 227

    "Di mana Wulan?" Luis berbalik dan menatap Bayu dengan tajam.Bayu menggeleng. "Aku ... saya tidak tahu. Setelah kembali tadi, saya sempat ke penginapan mencari Wulan, tapi dia sama sekali tidak kembali ke Penginapan Raya!"Saat mengingat kembali, Bayu juga merasa semuanya sangat janggal."Bayu, apa yang kamu bilang ini benar? Semua yang dikatakan Pangeran juga benar?" Pratama menatap Bayu dengan tajam.Bayu terdiam.Jawabannya sudah sangat jelas. Pratama, Yohan, dan Dimas pun semua merasa jantung mereka mencelos. Awalnya mereka memang berpikir bahwa Wulan hanya gadis manja, tidak mungkin sampai melakukan hal berlebihan. Namun kini, semua keyakinan itu mulai goyah.Luis menoleh ke arah Dika yang segera memerintahkan orang-orangnya untuk mencari ke Penginapan Raya."Selain penginapan itu, ada tempat lain yang mungkin dia datangi?" tanya Luis dengan panik dan suaranya penuh kemarahan.Bayu menggeleng lagi. "Tempat lain ... aku benar-benar nggak tahu."Tidak tahu?Luis menarik napas panja

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 226

    "Pangeran ...."Dika, Sura, dan semua orang yang berada di sana menyaksikan pemandangan itu dengan mata terbelalak. Melihat Luis berdiri saja sudah cukup mengejutkan bagi mereka. Sekarang, Luis bahkan langsung menunggang kuda!Wajah Luis tampak muram. Dia teringat bahwa beberapa waktu lalu, Dika dan Sura pernah melapor soal seorang wanita yang sangat mirip dengan Anggi.Saat itu, dia bahkan sempat bertanya langsung pada Anggi, seberapa mirip wanita itu dengannya. Namun, Anggi menjawab bahwa dia tidak sempat melihat wanita itu.Luis menatap Sura dan bertanya dengan suara berat, "Wanita yang kalian sebutkan waktu itu, semirip apa dengan Anggi? Mungkinkah dia yang menyamar sebagai Anggi lalu pergi bersama Bayu? Kalian semua tertipu oleh rencana pengalihan perhatian mereka?"Sura sempat tertegun. Sebenarnya, begitu Anggi menghilang, firasat itu memang sempat muncul dalam benaknya. "Tapi ... apakah mungkin mereka menukar pakaian di dalam ruang meditasi dan sengaja menyuruhku dan Mina untuk

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 225

    Lalu, kenapa tidak mengusulkan agar Yohan yang dikirim?Apalagi, dulu saat di Gurun Utara, Yohan juga pernah ikut serta dan bahkan menunjukkan prestasi. Jadi, sebenarnya Yohan lebih cocok dibandingkan Wiranto.Luis menjawab, "Ayahanda, aku nggak berbohong."Luis menyebut dirinya "aku", bukan "saya". Jadi, panggilan ini jadi terdengar lebih akrab.Kaisar sempat tertegun sejenak, merasa pembicaraan dengan Luis hari ini terasa lebih hangat dan dekat dari biasanya.Dulu, saat Luis mengalami kecelakaan yang membuat wajahnya rusak dan kakinya cacat, istana sempat mengalami kekacauan. Banyak pihak mendesaknya untuk menganugerahkan gelar Pangeran Selatan kepada Luis. Padahal, Luis adalah Putra Mahkota.Memberinya gelar Pangeran Selatan saat itu sama saja dengan menurunkan derajat anaknya sendiri secara terang-terangan!Namun waktu itu, Luis menggeledah seluruh negeri untuk memburu wakil jenderal yang mengkhianatinya dan membuat seluruh ibu kota porak poranda. Banyak orang yang tidak bersalah j

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 224

    Pikiran Sura terasa bergemuruh dan langit seakan-akan runtuh! Dia memang sudah merasa ada yang aneh sejak di ruang meditasi tadi. Lalu, di mana Wulan?Sura bertanya, "Saat kalian keluar tadi, hanya ada Bayu dan Putri? Di mana Wulan?""Wulan ... nggak ada Wulan! Dia nggak keluar!" Mina berseru.Sura menatap pemilik toko dengan marah. "Kalau Pangeran meminta pertanggungjawaban tentang kehilangan Putri, kalian nggak akan bisa menanggung akibatnya!"Pemilik toko ketakutan sampai berlutut. "Tuan, hamba benar-benar tidak tahu! Hamba benar-benar tidak tahu kenapa Putri bisa menghilang dari toko hamba!"Sura berjalan menuju tangga dan melihat ada jejak lumpur di atasnya. Saat disentuh, jejak itu masih lembap. Jelas terlihat bahwa Putri memang keluar melalui tangga itu. Namun, kenapa Putri harus menghindar dari dia dan Mina?Ada yang tidak beres! Semuanya terasa janggal!Sura tidak sempat lagi memedulikan Mina. Dia segera melompat dan menggunakan jurus meringankan tubuh, lalu langsung kembali k

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 223

    Sura bahkan tidak sempat memperhatikan tata krama lagi. Dia langsung menyeret Mina ke atas kereta, lalu segera mengejar kereta dari Kediaman Jenderal Musafir.Awalnya dia mengira harus mengejar cukup jauh. Tak disangka, kereta dari Kediaman Jenderal Musafir itu melaju dengan tenang dan sama sekali tidak menunjukkan niat untuk meninggalkan mereka.Mina berkata, "Padahal Putri paling membenci orang-orang dari Keluarga Suharjo, entah apa yang mereka bicarakan hari ini, kelihatannya hubungan mereka malah membaik."Sura juga tidak tahu pasti. Dia berpikir sejenak, lalu berkata, "Mungkin karena mereka memang saudara kandung, hubungan darah tetap menyimpan sedikit perasaan."Bukan hanya Mina, bahkan dia sendiri juga merasa bahwa kebencian Anggi terhadap Keluarga Suharjo memang terlalu dalam.Tentu saja, dia bisa memahaminya. Kalau dia berada di posisi Anggi yang dibuang oleh keluarga sendiri, lalu dipaksa untuk menjadi pengantin pengganti dan dikirim ke Kediaman Pangeran Selatan, dia juga pas

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 222

    Sura menghela napas lega. "Baik, hamba berjaga di luar pintu.""Baik."Di dalam ruangan, Wulan berseru, "Kalau Kak Anggi nggak mau bicara denganku, aku akan istirahat sejenak. Kak Bayu, tolong Kakak saja yang bicara dengan Kak Anggi."Bayu ikut menimpali, "Baiklah, kamu istirahat dulu.""Terima kasih, Kak Bayu." Lalu, dengan bantuan para penjaga berbaju hitam, Wulan memanjat jendela belakang dan pergi. Bayu menoleh ke arah gadis bergaun putih. "Gimana kalau kita duduk dan bicara?"Jelita mengangguk dan duduk anggun di seberangnya. Dengan suara pelan, Bayu bertanya, "Siapa namamu?""Namaku Jelita."Bayu menghela napas lega dan mulai mengobrol dengannya, walau hanya sepatah dua patah kata.Lima belas menit berlalu. Di luar, Sura masih merasa gelisah. Saat itu, Mina juga kembali. Dia bertanya, "Apakah Putri masih di dalam?"Sura mengangguk. "Ya.""Putri biasanya nggak akur dengan Keluarga Suharjo. Kenapa bisa bicara selama ini?"Sura merasa tegang seketika. Dia bertukar pandang dengan Min

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status