Share

Bab 224

Author: Lilia
Pikiran Sura terasa bergemuruh dan langit seakan-akan runtuh! Dia memang sudah merasa ada yang aneh sejak di ruang meditasi tadi. Lalu, di mana Wulan?

Sura bertanya, "Saat kalian keluar tadi, hanya ada Bayu dan Putri? Di mana Wulan?"

"Wulan ... nggak ada Wulan! Dia nggak keluar!" Mina berseru.

Sura menatap pemilik toko dengan marah. "Kalau Pangeran meminta pertanggungjawaban tentang kehilangan Putri, kalian nggak akan bisa menanggung akibatnya!"

Pemilik toko ketakutan sampai berlutut. "Tuan, hamba benar-benar tidak tahu! Hamba benar-benar tidak tahu kenapa Putri bisa menghilang dari toko hamba!"

Sura berjalan menuju tangga dan melihat ada jejak lumpur di atasnya. Saat disentuh, jejak itu masih lembap. Jelas terlihat bahwa Putri memang keluar melalui tangga itu. Namun, kenapa Putri harus menghindar dari dia dan Mina?

Ada yang tidak beres! Semuanya terasa janggal!

Sura tidak sempat lagi memedulikan Mina. Dia segera melompat dan menggunakan jurus meringankan tubuh, lalu langsung kembali k
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Has
wallaaahhhh..anggi hilang, malah bahas lain... gimana sihh ini crita?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 502

    "Ayo, tidur," ucap Anggi. Setelah berbicara, dia bersandar di pelukan Luis. Matanya sudah tidak sanggup menahan kantuk. Namun, dia malah mendapati Luis menyilangkan kedua tangan di belakang kepala. Sama sekali tidak memeluk pinggangnya.Jangan-jangan benar kata orang. Suami istri yang sudah lama bersama akan merasa jenuh? Memikirkan ini, hatinya sedikit gelisah. Kemudian, dia menenangkan diri. Setidaknya dia percaya pada Luis. Barusan Luis begitu mesra. Tidak mungkin langsung muak sekarang.Padahal Anggi sudah menggeliat di dada Luis, tetapi Luis sama sekali tidak merespons. Anggi menengadah melihat suaminya. Tatapan Luis tampak tajam dan fokus. Alisnya juga mengernyit. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Luis sampai begitu serius.Anggi mencubit dagu Luis. Dia bertanya, "Suamiku, waktunya tidur. Apa yang sedang kamu pikirkan?"Luis tersadar. Dia memeluk Anggi sambil bercerita, "Gigi, hari ini setelah persidangan, aku lihat kepala kasim di istana Selir Jelita pergi menemui Satya. Sos

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 501

    Setelah mengalami kelahiran kembali, Anggi menggenggam tangan Luis untuk membuat perjanjian, lalu berkata, "Kalau begitu, kita janji untuk sehidup semati dan nggak akan pernah saling mengecewakan."Napas yang menyentuh wajah satu sama lain terasa hangat dan geli. Suasana yang tadinya biasa saja seketika berubah menjadi intim.Luis berujar, "Cuaca makin dingin, tapi kamu justru makin hangat."Anggi tersenyum. Sebenarnya, dia tahu bahwa sifat tubuhnya bertolak belakang dengan Aska. Ini memang bukan termasuk penyakit, tetapi dia memang tidak terlalu takut dingin.Ada sebuah tangan yang menyelinap dari kerah pakaian. Anggi merasa geli di bagian tubuhnya yang sensitif. Dia menghentikan tangan Luis seraya bertutur, "Jangan. Geli sekali.""Mana yang geli?" tanya Luis."Suamiku, jangan begitu," keluh Anggi."Sebentar saja, ya. Beberapa hari lagi, kamu pasti nggak bisa melakukannya," ucap Luis. Dia sudah menghitung tanggal menstruasi Anggi.Wajah Anggi memerah saat melihat Luis tersenyum samar

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 500

    "Di tangan Pangeran Aneksasi?" tanya Luis tersenyum sinis. Dia saling bertatapan dengan Aska dengan ekspresi seperti tampak sudah menduganya.Bagaimana mungkin Burhan dan Satya mundur begitu saja? Bagaimana mungkin mereka tidak ikut merebut takhta?Dika melanjutkan, "Selain itu, kabar ini sepertinya memang sengaja disebarkan oleh Pangeran Aneksasi. Kalau nggak, orang-orang kita nggak akan semudah itu bisa mendapatkan kabar ini."Hal ini tidak perlu diragukan. Luis melambaikan tangannya meminta Dika pergi.Anggi, Luis, dan Aska saling memandang. Kemudian, Aska berujar, "Pangeran Aneksasi dan lainnya takut Putra Mahkota nggak melakukan kesalahan, karena itu membuat mereka nggak punya celah untuk menyerang.""Ternyata Tuan Aska berpikir begitu," ucap Luis. Sejak Keluarga Bangsawan Aneksasi mengirim Jelita masuk ke istana, Luis sudah memiliki firasat itu.Yang lebih mengejutkan adalah Jelita langsung hamil hanya setelah satu kali melayani Kaisar. Keberuntungan seakan-akan berpihak padanya.

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 499

    "Torus, tolong minta orang-orang di istana untuk bantu mencarinya," perintah Luis.Anggi berucap, "Sudahlah. Biar aku buatkan yang baru untukmu."Luis menolak, "Nggak bisa begitu. Itu dijahit sendiri olehmu. Ada makna khusus."Beberapa waktu lalu, setelah tahu dirinya tidak bisa menyembuhkan penyakit Aska, Anggi sudah tidak banyak membaca buku medis. Dia menyulam seharian dan hanya sesekali membaca buku medis. Jadi, dia menjahitkan sebuah kantong untuk Luis.Tidak disangka, Luis lumayan menyukainya. Dia menggantungkan kantong itu di pakaiannya selama beberapa hari berturut-turut.Torus tersenyum. Setelah melihat kedua majikannya selesai berbicara, dia membungkuk sambil berkata, "Baik. Hamba segera lakukan."Anggi mendekat untuk merapikan pakaian Luis. Ketika menoleh, mereka malah menyadari bahwa Aska menatap kosong ke suatu arah. Dia tampak seperti sedang melamun.Anggi dan Luis saling bertatapan sebelum bertanya, "Apa yang sedang Kak Aska pikirkan?""Kak Aska?" panggil Anggi saat meli

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 498

    Jelita berujar, "Nakal. Sangat nakal. Saya selalu bisa merasakan dia bergerak-gerak di dalam perut. Seperti ular kecil yang lincah.""Oh, iya? Seperti ular kecil?" tanya Kaisar.Jelita mengangguk seraya menyahut, "Benar. Rasanya seperti ular kecil yang bergerak-gerak di dalam perut." Sebelumnya, dia sudah mengirim surat kepada Satya. Anak ini harus laki-laki.Asalkan putranya naik takhta, Jelita akan menjadi ibu suri yang memerintah di balik layar. Dia akan menjadi wanita paling terhormat di seluruh Negeri Cakrabirawa. Membayangkannya saja sudah membuat Jelita sangat menantikannya.Kaisar mengangguk dan berkomentar, "Cukup aktif juga. Seperti aku waktu kecil."Jelita tersenyum, lalu tiba-tiba mengernyit. Melihat ini, Kaisar tentu ingin bertanya. Begitu ditanya, air mata Jelita mengalir dengan deras. Dia berkata dengan sedih, "Kaisar, pelayan pribadi saya, Fani, sudah hilang beberapa hari. Saya benar-benar sangat khawatir padanya.""Terus .... Terus ...," ucap Jelita dengan ragu-ragu. H

  • Pembalasan Dendam Sang Pemeran Figuran   Bab 497

    Luis melanjutkan, "Siapa sangka, kasih sayang itu malah menumbuhkan ambisinya sampai membunuh untuk merebut takhta. Apa Ayahanda juga merasa itu nggak masalah?""Kamu ...," pekik Kaisar.Luis segera berdiri dan mengingatkan, "Aku tahu salah. Aku tahu Paman Burhan itu satu-satunya adik laki-laki Ayahanda. Tapi, terlalu membela bisa menumbuhkan ambisinya. Aku nggak pernah merasa Paman Burhan itu orang yang berhati bersih dan nggak berambisi."Selesai berbicara, Luis membungkuk sambil berkata, "Aku pamit."Lantaran Kaisar tidak mau mendengar, Luis terpaksa mengingatkan sekali lagi secara terang-terangan. Jika ini pun tidak bisa menyadarkan Kaisar, berarti Kaisar dan Luis memang ditakdirkan untuk melewati cobaan ini.Kaisar menghela napas dengan kesal sambil memelotot. Dia berteriak pada Luis yang sudah membelakanginya dan bertanya, "Kenapa kamu selalu merasa pamanmu akan mengincar posisimu sebagai pewaris takhta?"Ketika tiba di ambang pintu, Luis berhenti sejenak. Dia menoleh menatap Kai

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status